Chapter 2.0

2 0 0
                                    

Welcome to my story

jika ada kesamaan dalam nama tokoh, atau kejadian tokoh Mohon maaf karena ini full dengan pemikiran kita dan sedikit kisah yang terjadi di kehidupan kita

Happy reading




"berat banget anjai," keluh Cleo sambil membawa banyak sekali buku didalam kardus yang akan ia pindahkan ke perpustakaan.

"kenapa harus gue coba? kan masih banyak orang," keluhnya lagi.

setelah banyak keluh kesah yang Cleo curahkan, akhirnya dirinya sampai juga di perpustakaan yang menjadi tempat tujuannya.

Cleo berdiri di tengah perpustakaan melihat-lihat rak mana yang dimaksud oleh guru, setalah menemukannya Cleo mengangkat kardus penuh buku itu yang terasa semakin berat di tangannya. Dia menghela nafas panjang, menatap rak buku yang tinggi di depannya. "dikit lagi," gumamnya pelan. Dengan hati-hati, dia mulai menaiki tangga kecil untuk meletakkan buku-buku tersebut di rak paling atas.

Saat Cleo hampir mencapai rak itu, tiba-tiba pegangannya tergelincir. Kardus besar itu terlepas dari meluncur, meluncur cepat ke bawah. Cleo terkejut dan menutup matanya, menahan napas saat membayangkan bagaimana kardus itu akan menimpanya.

Namun, yang terjadi kemudian membuat hatinya berdegup lebih kencang daripada ketakutannya. Seseorang bergegas mendekat dan dalam sekejap, tangan kuat menahan kardus yang hampir jatuh menimpa Cleo. Cleo membuka matanya dan melihat Malvin di yang mengurung dirinya dengan tubuhnya, napasnya terengah-engah, dengan kardus itu di tangannya.

"Malvin?" tanyanya, matanya membelalak.

"kamu gak apa-apa ka—" Belum selesai Malvin berbicara, kardus itu tak mampu ia tahan lagi dan jatuh, menyebabkan buku-buku tumpah berhamburan, menghantam punggungnya dengan cukup kuat. Cleo berteriak kecil panik saat punggung Malvin terhantam banyak buku, namun Malvin hanya tertawa pelan, meski sambil menahan sakit dipunggung nya.

"kamu gak apa-apa kan?" tanya Malvin mengkhawatirkan Cleo dengan suaranya yang tenang, meskipun sudah jelas-jelas dirinya baru saja tertimpa banyak buku yang bahkan tebalnya bukan main.

Cleo buru-buru turun dari tangga kecil dengan sorot mata yang terlihat sangat khawatir, "aku gak apa-apa, tapi.... kamu gimana?" tanya Cleo dengan nada yang sangat bersalah.

Malvin menegakkan tubuhnya, tersenyum pada Cleo meskipun jelas ada rasa sakit yang dia tahan. "Ya, gak apa-apa sih. Kalo itu kamu, punggung aku bisa nerima berapa banyak buku lagi," jawabnya dengan nada bercanda, membuat Cleo tersenyum meski rasa khawatir masih membayang.

Cleo menunduk, menyadari jarak mereka begitu dekat. Perlahan, dia mendongak, mata mereka saling bertemu. Jantung Cleo berdebar tak karuan. Ada sesuatu yang berubah di udara, seolah keheningan perpustakaan mendadak terasa begitu intim.

"makasih," bisik Cleo, suaranya pelan namun penuh makna.

Malvin hanya tersenyum lembut, matanya yang hangat memandang Cleo seolah menyampaikan sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata. "sama-sama," katanya pelan, menambahkan kesan hangat dalam suasana.

Di antara buku-buku yang berserakan, waktu terasa berhenti sejenak, meninggalkan mereka berdua dalam keheningan yang hanya mereka yang bisa pahami.

"Cleo!" seru Hengky yang tadi tak sengaja mendengar jatuhan buku yang menimbulkan suara yang cukup keras.

"kamu kenapa?" tanya Hengky khawatir, menarik tubuh Cleo agar mendekatinya dan memeriksa apakah ada yang terluka.

"kenapa?" tanya Hengky.

Behind The Door || On Going.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang