Welcome to my story
jika ada kesamaan dalam nama tokoh, atau kejadian tokoh Mohon maaf karena ini full dengan pemikiran kita dan sedikit kisah yang terjadi di kehidupan kita
Happy reading
•
•
•"gak bisa, Zia nyerah..." teriak Zia frustasi saat Daniel menjelaskan bagaimana cara mengatur data-data perusahaannya.
"gimana mau jadi penerus kalo gitu?" tanya Livia yang baru datang menyahuti Zia yang sudah terlihat tak karuan lagi.
"ayo cucu Grandma semangat," ucap Grandma menyemangati.
"nah lanjut..."
"stop dulu please dad, Zia udah gak kuat,"
"oke kita lanjut nanti,"
"ayo makan cookies buatan Grandma dan Mommy," sahut Livia sambil mengangkat nampan berisi cookies yang beragam macam.
"wow,"
bukan, bukan Zia yang berseru senang itu.
Melainkan daniel yang tiba-tiba saja sangat antusias saat melihat banyak cookies yang dibawa oleh Livia.Tawa Zia terdengar sangat bahagia di dalam rumah itu, rumah yang dulunya selalu sepi seperti tak berpenghuni.
Kini semesta seolah memihak pada Zia.
Percakapan hangat terus terdengar sesekali diselipkan dengan candaan yang memecah tawa lagi.
Harusnya dari dulu seperti ini!
"kalian pergi ke jerman kapan?" tanya Livia disela-sela obrolan tadi.
"besok," jawab Grandpa.
"Biar saya yang antar," ujar Daniel menawarkan.
"tidak usah, biar kita diantar supir saja," Jawab Grandma.
Dan sesuai rencana tadi, esoknya Grandpa dan Grandma pergi ke bandara dengan diantar oleh supir.
Mereka sempat berpamitan pada Zia dan kedua orang tuanya.
...
setelah menunggu beberapa saat, pesawat yang ditumpangi mereka akhirnya lepas landas.
Di atas awan, pesawat besar yang membawa penumpang terbang dengan stabil di langit biru cerah. Grandma dan Grandpa duduk bersebelahan di tengah kabin, keduanya tampak tenang, berbicara tentang perjalanan yang mereka lakukan.
Hingga—
Tiba-tiba, pesawat bergetar hebat, dan suara sirene darurat mulai meraung. Cahaya merah berkedip di seluruh kabin, membuat suasana menjadi panik. Para penumpang mulai gelisah, sementara awak kabin mencoba menenangkan semua orang.
Grandma memegang tangan Grandpa dengan erat, merasakan getaran pesawat semakin kuat. Dari jendela, awan mulai terlihat gelap dan kilatan petir menerangi langit di luar. Tiba-tiba, terdengar ledakan keras dari sayap kanan pesawat, dan pesawat mulai kehilangan keseimbangan dengan cepat.
Grandpa melihat keluar jendela dan melihat salah satu mesin terbakar. Mata mereka bertemu, penuh dengan ketakutan, tetapi juga kasih sayang yang mendalam. "Tetaplah bersamaku," bisik Grandpa, berusaha menenangkan Grandma. Namun, pesawat terus turun dengan kecepatan tinggi, membuat semua orang di kabin merasa terhempas ke kursi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Door || On Going.
Teen FictionSemua dimulai dari sebuah tempat berkumpulnya para siswi SMA 127 yang memiliki alur ceritanya masing-masing