Welcome to my story
jika ada kesamaan dalam nama tokoh, atau kejadian tokoh Mohon maaf karena ini full dengan pemikiran kita dan sedikit kisah yang terjadi di kehidupan kita
Happy reading
•
•
•"capek banget ya?" tanya Zia sambil mengelus kepala Juan yang ngos-ngosan akibat permainan bola beracun tadi.
"banget yang, mana lawannya anak epep," ucap Juan membuat Zia tidak kuat menahan tawanya, siapa lagi jika bukan temannya si maniak free fire.
"tadi kamu ngapain aja?" tanya Zia.
"aku mandiin bebek loh yang," jawab Juan. "terus kamu tau gak, ada bebeknya yang bertelur loh." lanjut Juan eksaitid dan mengeratkan pelukannya pada Zia.
"lepasin yang, kamu bau," ujar Zia sambil menjepit hidungnya.
"cium tuh bau," bukannya melepaskan Zia, Juan malah terus mengeratkan pelukannya.
"awas ah, aku mau tidur bye," ucap Zia. "kamu jangan begadang, awas aja," lanjut Zia kemudian pergi meninggalkan Juan yang masih terduduk di sebuah kursi yang terbuat dari bambu.
Begitu juga dengan siswa dan siswi lainnya, mereka tidur di puskesmas yang sudah tidak beroperasi karena pemerintah sudah membangun satu puskesmas yang lebih bagus dari yang itu.
Walaupun sudah tidak beroperasi, tapi gedung puskesmas itu masih sangat terawat karena sering dijadikan tempat berkumpulnya para warga di desa itu.
Suasana yang dingin dan sunyi menyelimuti desa itu, hanya ada suara hewan-hewan dan serangga yang terdengar.
Zia masih membuka matanya sambil menatap Handphonenya yang tidak ada satupun notifikasi dari aplikasi chatting nya.
Demi apapun dia tidak bisa tidur sekarang karena suara serangga yang terus mengusiknya, ditatapnya satu persatu teman-temannya yang sudah tertidur lelap. Bahkan Rara yang ada di pinggirnya pun tertidur sambil sesekali mengigau tidak jelas, entah tentang free fire atau apapun itu.
"Zel, mau kemana?" tanya Zia saat melihat Hazel berdiri dengan keadaan yang masih setengah sadar.
"toilet," jawab Hazel.
Zia pun hanya ber-oh ria dan lanjut melihat Handphonenya walaupun hanya sekedar bolak balik melihat isi galeri fotonya.
Beberapa menit kemudian masih belum ada tanda-tanda Hazel kembali ke dalam puskesmas, karena memang posisinya toilet berada di luar puskesmas.
'mungkin sedang buang air besar,' pikir Zia.
Dan ternyata salah, sudah hampir satu jam Hazel masih tidak kembali ke dalam puskesmas. Dan tentu saja Zia sudah panik, takut-takut Hazel di culik mahkluk halus.
"woy, Hazel ilang," teriak Zia membuat semua orang yang sedang tertidur menjadi terbangun.
Bukan karena panik mendengar Hazel hilang, mereka hanya terkejut dengan teriakan Zia yang menggelegar.
"apa sih, ganggu aja," ucap Rara emosi karena tidur cantiknya terganggu.
"Hazel ilang bego," ujar Zia sambil menimpuk kepala Rara agar dirinya sadar.
"ohh Hazel- Hah! Hazel ilang?" ucap Rara terlambat terkejutnya, begitu juga dengan yang lainnya mereka juga sama terkejutnya dan mulai mencari Hazel di seluruh penjuru puskesmas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Door || On Going.
Teen FictionSemua dimulai dari sebuah tempat berkumpulnya para siswi SMA 127 yang memiliki alur ceritanya masing-masing