SPM 28. Singa vs Klono Sewandono

411 40 2
                                    

-Happy Reading-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading-

Suara teriakan—seperti memohon membuat ummi Jahidah menghentikan aktivitasnya sejenak, begitupun abi Ja'far menghentikan aktivitasnya yang tengah membaca buku. Dari pintu masuk mendapatkan Ganda dalam kondisi meringis kesakitan, sebab daun telinganya ditarik kencang oleh Darren.

Ummi Jahidah pun berdiri, meninggalkan tumpukan baju yang sebelumnya ia lipat. Wanita mengenakan baju gamis ini menghampiri kedua putranya. Sedangkan, Ganda berusaha keras melepas tangan Darren yang berada di telinganya, dia lari langsung memeluk umminya dengan manja.

"Ummi ... Mas Darren sadis banget sama adik kandungnya sendiri." Ganda mengadu kepada umminya.

Ummi Jahidah mengalihkan pandangannya kepada putra sulungnya, namun belum mengeluarkan suara ataupun mengomentarinya. Darren pun juga hanya diam memandangi umminya, saling berkontak mata—seperti terdapat sesuatu di antara mereka.

Darren berjalan menghampiri Ganda, setelahnya tangan kiri mengacak-acak rambutnya. Hal ini membuat Ganda tidak terima. "Mas Darren! Lihat Ummi, marahin Mas Darren. Ummi ... Buat Mas minta maaf ke adiknya sampai berlutut."

Terdengar kurang sopan mengatakan seperti itu untuk Darren. Akan tetapi, bukannya membuat Darren tersinggung mengenai keluhan kurang sopan Ganda, yang ada Darren tertawa. Tawanya terlihat mengesalkan bagi Ganda.

"Aku? Berlutut dan meminta maaf kepada Adik Ganda, jangan harap!" Darren lebih mendekatkan diri di depan mata Ganda. "Masmu bisa lebih sadis dari ini, bisa jadi mutilasi kamu, mungkin." Laki-laki ini cosplay tertawa jahat.

Ganda pun terdiam sampai menelan ludah dengan ancaman Darren, dia menganggap ancaman itu serius tertuju untuknya.

Darren menghentikan tawanya. "Kamu anak pungut, bukan adik kandungku." Laki-laki ini langsung melangkahkan kaki menuju tangga, ekspresi tegang Ganda barusan membuatnya menahan tawa.

"Ummi ... Lihat tuh Mas Darren ... Masa aku dibilang anak pungut." Ganda merengek mendapatkan perkataan seperti itu dari kakak laki-lakinya.

"Mas Darren, seneng banget kamu menggoda adikmu." Terdengar sangat lembut suara ummi Jahidah saat menegur putranya.

Darren membalikkan badan lalu nyengir.

Tangan kanan ummi Jahidah mengusap pipi tembam putra bungsunya. "Sudah, cowok kok nangis, kamu anak kandung ummi kok. Coba tanya ke Abi. Iya kan Abi?" tanyanya sembari mengarahkan pandangannya kepada abi Ja'far yang sedari tadi menonton drama mereka.

Abi Ja'far mengerjapkan kedua matanya. "Ah iya, iya, kamu anak kandung Ummi dan Abi."

Darren tertawa renyah dari atas tangga. "Abi, tambahin hafalan Ganda. Kalau bisa satu hari, sepuluh lembar. Dia habis membuat ulah di sekolah sampai membuat Masnya ini dipanggil gurunya tadi." Laki-laki ini melaporkan perbuatan Ganda di sekolah kepada abi Ja'far dengan suara sedikit berteriak dari atas tangga.

Sang Pelindung ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang