18. tentang semuanya yang luput dari pandangan

460 97 141
                                    

T R A N S E D E N T A L
Pendosa.

T R A N S E D E N T A L Pendosa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan di sinilah Taufan berada. Di sisi seorang pemuda dan wanita paruh baya yang sibuk berbicara. Ini adalah ingatan, kilas balik masa lalu. Pantas keberadaan Taufan tidak di sadari sama sekali──seperti angin di udara.

Berputar-putar, Taufan sadari bahwa rumah yang tengah dia tempati adalah rumah nenek. Sama persis.

Ah, jadi pemuda dan wanita paruh baya ini adalah Ayah dan Neneknya?

"Istri ku mandul, Bu." Keluhan sang Ayah terdengar jelas di telinga Taufan. Raut wajah frustasi pun tergambar jelas.  "Kalau gini terus, aku nggak bakal bisa punya penerus." Keluhnya lagi.

Ibu mandul? Taufan hanya mampu menahan diri dan meneruskan mendengarkan pembicaraan. Jika ibu mandul... mereka ini datang dari mana?

Lalu Nenek hanya tersenyum simpul. Senandung aneh keluar dari bilah bibirnya. "Pasti bisa." Katanya dengan aksen aneh.

Tepat setelahnya ruangan lenyap, berganti dengan pintu cokelat yang mengeluarkan suara tidak bermoral──penuh dengan nafas kotor serta derit ranjang yang beruntun. Taufan tidak mampu berkata-kata. Ketika mengintip dari balik lubang kunci, dia temukan hal yang paling menjijikan.

Ayah... dan Nenek...

Orang-orang gila ini...

Gemetar hebat melanda. Apa ini artinya mereka bertujuh adalah anak hasil pergaulan Ayah dan Nenek?

Tetapi ruangan lenyap lagi dan lagi. Kini ruangan berganti menjadi ruang tamu yang penuh dengan tangisan bayi yang baru lahir. Taufan lihat ada darah di mana-mana, Taufan mendengar dengan jelas suara tercekik yang di akhiri sesenggukan penuh penderitaan.

"Laki-laki?" Tanya Amato penuh harap. Tetapi Nenek yang tengah memegang bayi merah yang menggigil kedinginan itu hanya mendecak malas. "Perempuan lagi." Jawab sang Nenek.

Lagi? Sumpah demi Tuhan, mereka melakukan itu berkali-kali hingga mendapatkan anak perempuan terus menerus!?

"AH, SIAL! DIAM, DIAM!" Amato menghardik bayi yang terus menangis karena kedinginan. Matanya melotot marah. Tangannya terkepal seolah-olah hendak meninju bayi itu. "UDAH KU BILANG LAKI-LAKI! KENAPA PEREMPUAN TERUS!? AMBIL MATANYA TERUS BUANG KE BAWAH!"

Bejat.

Taufan berteriak histeris. Dia segera menerjang nenek yang akan mencongkel mata merah bayi itu, tetapi dirinya langsung menembus tubuh Nenek.

[✓] Transendental : Forbidden Things  [ Halilintar ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang