Chapter 4

6.7K 345 1
                                    

   Di kelas Sean saat ini. Dika dan Rafi tak keluar kelas sama sekali bahkan saat jam istirahat. Kalo gak ada Sean serasa kek ada yang kurang menurut mereka. Walaupun pada akhirnya Sean hanya diam saja. Yang penting ada Sean.

"Dika Rafi, Sean kemana? Tumben gak masuk."Tanya Olivia anak kelas sebelah yang juga anggota OSIS.

"Ngapain Lo nyari Sean? Kuker banget."Ucap Dika tanpa menjawab pertanyaan Olivia. Olivia mendelik mendengar ucapan Dika.

"Kuker kepalamu, di ruang OSIS banyak kerjaan, entar kita mau rapat. Tapi minta persetujuan Sean dulu.",Jelas Olivia datar, menatap jengah dua orang di hadapannya yang cengengesan.

"Sean lagi sakit, jadi gak sekolah. Lo kerjain lah dulu kerjaan Sean sekali-kali."Ucap Rafi santai.

"hm... Lo ikut gue, enak aja nyuruh gue ngerjain sedangkan Lo yang wakilnya gak ngapa-ngapain disini."Ucap Olivia dengan senyum iblisnya lalu menarik tangan Rafi kasar keluar kelas.

"Woi, temen gue napa di bawa anjir... Ikut.."Teriak Dika yang melihat Olivia menyeret Rafi.

°°°°°°°°°°°°

    Pulang sekolah tiba.
Jayyan dan yang lainnya langsung pulang ke rumah dengan semangat. Tak sabar berkenalan dengan anak Bunda mereka.

   Sesampainya di rumah, dua bocil kematian langsung saja masuk tanpa permisi mencari keberadaan Livia.

"BUNDA."Teriak Jeremy menggelegar memanggil Livia.

"Jangan teriak Jemy, adeknya lagi tidur siang nanti terbangun."Ucap Livia yang sedang duduk di ruang keluarga.

   Jeremy dan Nazran langsung saja duduk di sebelah Livia sambil tersenyum lebar.

"Abang mana? Masih tidur kah?"Tanya Nazran langsung. Ia benar-benar tak sabar ingin berkenalan dengan kakak barunya.

"Abang pulang ke rumahnya sayang. Maaf Bunda gak bisa menahannya tadi. Biarkan abang menenangkan diri dulu ya. Janji secepatnya Bunda kenalkan dengan kalian."Jawab Livia sendu. Ia tak tega melihat wajah sedih mereka yang tau Sean pulang dan tidak ada disini.

   Senyum Jeremy dan Nazran langsung memudar kala mendengar itu. Namun mereka juga tak bisa egois, abang baru mereka juga butuh waktu.

"Iya Bunda, gakpapa Jemy akan menunggu."Ucap Jeremy kembali tersenyum.

"Nazran juga."Ucap Nazran semangat.

"Yaudah kalian bebersih dulu sana, terus turun makan, Bunda tadi ada buat kue coklat kesukaan kalian." Ucap Livia dan langsung di laksanakan oleh dua bokem itu.

   Sepeninggalan dua bocah itu, Jayyan langsung buka suara.

"Bang Haris mana Bunda?"Tanya Jayyan karna tak mendapati Haris di sana. Tidak mungkin kan Haris kuliah. Hari ini Haris belum masuk, Haris baru masuk Senin depan.

"Abang ada di kamar Cilla, menemani Cilla tidur. Mungkin Abang juga lagi tidur."Jawab Livia.

   Samudra, Jayyan dan Jaden akhirnya ke kamar masing-masing setelah pamit dengan Livia.

°°°°°°°°°°

    Sementara itu, Sean dirumahnya sudah merasa lebih baik. Kedua sahabatnya juga ada di sana. Menjelang malam mereka datang membawa banyak makanan sehat untuk Sean. Sean benar-benar bersyukur punya mereka.

"Makanan siap."Ucap Dika sambil membawa baki besar di tangannya berisi makanan untuk mereka bertiga.

   Saat Sean hendak mengambil mie pedas, langsung saja tangannya mendapat pukulan dari Rafi. Tidak terlalu sakit, tapi terasa nyut-nyutan.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang