Chapter 22

3.9K 243 6
                                    

Malam hari di kediaman papah Sean, Sakha. Yang Sakha tinggali bersama Farah ibu Gempa dan Gempa.

Sakha bersama Farah sedang berada di ruang kerja Sakha dengan Sakha yang duduk di kursi kerjanya. Keadaan dalam ruangan itu begitu sunyi, hanya ada suara gesekan kertas yang Sakha bolak-balikkan.

Farah yang sedari tadi duduk diam di sofa mulai bosan dan beralih beranjak menghampiri Sakha, berdiri di sampingnya. Sakha tak menghiraukan Farah dan masih fokus dengan kertas-kertas yang ada di hadapannya.

"Mas, aku mau ngomong. Bisa minta waktunya sebentar gak?"Tanya Farah setelah terdiam sejenak.

Sakha menghentikan kegiatannya lalu terdiam. Sakha berfikir mungkin ini waktunya untuk mengutarakan niatnya. Sakha menarik nafas kemudian menghembuskannya kasar. Setelahnya Sakha mengeluarkan sebuah map coklat lalu berjalan menuju sofa yang tadi di duduki oleh Farah.

Sakha meletakkan map coklat tersebut di meja yang ada di hadapannya. Kemudian mempersilahkan Farah membuka map itu dengan kode tangan.

Farah dengan ragu mengambil map tersebut. Entah kenapa perasaannya menjadi tak karuan setelah Sakha mengeluarkan map tersebut.

Farah membuka map tersebut dan mengeluarkan kertas yang ada di dalamnya. Farah tak langsung membaca isi kertas tersebut dan malah menatap ke arah Sakha.

"Baca."Perintah Sakha sembari menatap Farah lurus.

Farah kemudian membaca isi kertas tersebut dengan bingung. Setelahnya Farah tanpa aba-aba melempar kertas tersebut ke meja.

"Apa-apaan ini mas? Cerai? Jadi Karna ini kamu menghentikan pengiriman dana untuk orang tuaku dan menarik semua fasilitas yang kamu berikan pada kami. Kenapa mas?"Tanya Farah marah.

"Tidak usah banyak tanya, kamu sudah tau alasannya. Cepat tanda tangani surat itu dan semuanya selesai."Ucap Sakha datar.

"Aku tau aku gak bisa kasih keturunan buat kamu, tapi kamu pernah bilang akan menerima aku apa adanya. Sampai kapanpun aku tak akan pernah menanda tangani surat cerai ini."Ucap Farah tak terima.

"Tanda tangani atau mantan suami mu masuk penjara. Bukan hanya itu, keluargamu juga akan ku kembalikan ke negara S."Ancam Sakha.

"Maksud kamu?"Tanya Farah tak mengerti.

"Ingin menjelaskannya sendiri atau perlu aku yang menjelaskannya padamu?"Tawar Sakha.

"Maksud kamu apa? Menjelaskan apa?" Tanya Farah lagi masih tak mengerti.

"Sepertinya harus aku yang menjelaskannya yah."Ucap Sakha sembari terkekeh kecil.

Setelahnya Sakha mengambil ponselnya, lalu mengetik sesuatu di sana. Farah memandang bingung kegiatan Sakha di hadapannya.

"Tunggu Harun, ia yang akan menjelaskannya."Ucap Sakha.

Cukup lama mereka menunggu, akhirnya Harun datang sambil membawa sebuah map di tangannya.

"Langsung saja, jelaskan semuanya pada wanita ini."Perintah Sakha yang langsung di angguki oleh Harun.

"Nyonya Farah telah memalsukan nomor Tuan muda Sean sehingga kiriman dana yang seharusnya di terima oleh Tuan muda Sean di terima oleh orang lain. Orang bersangkutan yang menerima dana Tuan muda Sean adalah Bima mantan suami Nyonya Farah. Dan semua itu telah di konfirmasi langsung oleh Tuan Bima saat di introgasi. Nyonya Farah juga masih sering berhubungan dengan Tuan Bima secara diam-diam di belakang Tuan Sakha. Bukan hanya itu seluruh aset yang seharusnya di kirim untuk Tuan muda Sean menjadi terkirim ke kediaman orang tua Nyonya Farah. Dengan Nyonya Farah yang juga memalsukan alamat Tuan muda Sean."Jelas Harun yang membuat Farah terkejut bukan main.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang