Pulang sekolah,
Seperti biasanya, Sean singgah ke toko es krim membeli es krim kesukaannya lalu duduk di bangku taman memandangi kendaraan yang berlalu lalang."KAKAK SEAN."Teriak anak kecil yang datang tiba-tiba lalu berusaha duduk di sebelahnya dengan susah payah.
Sean yang terkejut dengan teriakan cempreng anak itu reflek membantunya duduk.
"Terimakasih."Ucap anak itu setelah berhasil duduk dengan suara halusnya.
Sean masih tak bersuara. Dirinya masih bertanya-tanya dalam hati dari mana anak ini tau namanya. Pasalnya mereka tak pernah bertemu sama sekali.
"Kakak Sean suka mintchoco juga?"Tanya anak itu berbinar melihat es krim rasa mintchoco yang di pegang Sean.
"Iya."Jawab Sean sambil mengangguk.
"Wah, sama dong sama Cilla. Cilla juga suka. Tapi abang-abang semua tidak suka. Padahal mintchoco sangat enak. Iya kan kakak?"Tanya anak itu lagi yang ternyata bernama Cilla sambil menatap Sean harap.
"Iya, mintchoco sangat enak."Jawab Sean gugup setelah melihat wajah anak itu dengan Jelas.
Sean ingat, anak ini mirip dengan anak yang bersama mamahnya waktu itu. Wajah anak ini sangat mirip dengan Sean di liat dari segi manapun. Es krim kesukaan pun sama.
Asik melamun, Sean tak sadar Cilla memakan es krim milik Sean sampai habis.
"Yah habis, Cilla masih mau."Ucap Cilla setelah memakan es krim Sean sampai habis.
Sean yang tersadar dari lamunannya langsung menatap cup es krimnya terkejut. Ingin protes, tapi Cilla hanya anak kecil polos tak tau apa-apa.
"Cilla."Panggil seorang pria parubaya yang ternyata adalah Hendri.
"AYAH."Teriak Cilla girang.
"Ayah cariin dari tadi ternyata ada di sini. Kenapa tidak menurut pada ayah untuk tetap duduk di sana?"Ucap Hendri sembari membawa Cilla ke gendongannya.
"Cilla menghampiri kakak Sean ayah. Ayah sih lama sekali membeli es krimnya. Kan Cilla bosan ayah."Jelas Cilla sembari menunjuk Sean yang menunduk tak mau menatap Hendri.
"Sean..."Panggil Hendri.
"Saya permisi."ucap Sean hendak beranjak dari duduknya.
"Tunggu sebentar. Saya mohon sebentar saja, ada yang ayah ingin sampaikan."Ucap Hendri sambil memegang tangan Sean menahan Sean untuk pergi.
"Sebentar saja."Ucap Sean pasrah. Tak tega juga dia melihat wajah Hendri yang memohon.
"Terimakasih. Cilla sayang, Cilla duduk di sini ya sambil makan es krim. Ayah mau ngobrol dulu sama Kakak Sean. Jangan kemana-mana yah."Ucap Hendri memberi pengertian pada Cilla.
"Iya Ayah, Cilla tunggu sini."Ucap Cilla riang dengan senyum manisnya.
"Anak ayah memang anak pintar."Puji Hendri sambil mengusap kepala Cilla sayang.
Sean yang melihat itu menjadi teringat dengan papahnya. Dulu papahnya juga sering mengucapkan itu padanya setiap Sean selesai berbuat sesuatu. Sean benar-benar merindukan sosok papahnya tapi di satu sisi Sean juga kecewa.
"Ayo."Ajak Hendri pada Sean untuk duduk tak jauh dari bangku Cilla. Sean hanya mengikut lalu duduk di samping Hendri.
"Saya minta maaf. Maaf karna telah menikahi mamah mu tanpa persetujuanmu."Ucap Hendri sembari menatap Sean yang menatap lurus ke depan.
"Jika memang sulit untuk memaafkan saya, tidak apa-apa saya mengerti perasaanmu. Tapi saya mohon dengarkan penjelasan mamah mu sekali saja. Sebenarnya kepulangan kami ke negara ini, untuk menemuimu dan menjelaskan semuanya."Ucap Hendri sembari memegang pundak Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
RandomSean, seorang anak yang di tinggal mamahnya merantau ke luar negri selama 6 tahun tanpa pernah pulang menemuinya. Sean yang di tinggal saat berumur 10 tahun tanpa satupun keluarga yang menemani. Papahnya? Setelah bercerai, Papah Sean memblokir semua...