Keesokan harinya, Rafi dan Dika di buat khawatir lantaran demam Sean yang semakin tinggi. Tapi Sean tetap tak mau untuk di bawa ke rumah sakit.
Rafi dan Dika memutuskan untuk tak masuk sekolah lantaran terlalu khawatir meninggalkan Sean sendirian.
Lelah membujuk Sean untuk ke rumah sakit, akhirnya Rafi dan Dika pasrah. Yang terpenting Sean mau makan dan minum obat.
Siang harinya, Rafi berniat membangunkan Sean untuk makan siang dan minum obat.
Rafi menempelkan tangannya ke dahi Sean, mengecek suhu tubuh anak itu. Panasnya sudah sedikit turun membuat Rafi bernafas lega. Rafi kemudian mengusap kepala Sean untuk membangunkan anak itu. Tapi bukannya bangun, anak itu malah beralih menghadap samping ke arah Rafi.
"Sen, bangun. Makan terus minum obat."Ucap Rafi sembari menepuk pelan pipi Sean."Nanti dulu."Ucap Sean dengan suara seraknya.
"Sekarang Sean, Lo harus minum obat. Atau lo mau di infus aja?"Tanya Rafi mengancam.
Sean langsung membuka matanya, menatap Rafi tak terima.
"Makan aja, gak usah di infus."Ucap Sean langsung, membuat Rafi tersenyum kemenangan.
"Mau di bawain ke sini? Atau mau ikut makan di ruang makan?"Tanya Rafi.
"Ruang makan."Jawab Sean sembari berusaha bangkit dari tidurnya.
Rafi membantu Sean untuk berdiri. Memapah tubuh Sean yang masih oleng berjalan ke arah meja makan. Terlihat di sana Dika sedang menata makanan di atas meja.
Setelah sampai, Rafi langsung mendudukkan Sean di salah satu bangku kemudian duduk di samping Sean. Dika langsung saja mengambilkan makanan untuk Sean beserta obatnya.
"Gue suapin ya. Tangan Lo gemeteran itu."Ucap Dika setelah mengambil tempat duduk di samping Sean. Jadilah Sean berada di tengah-tengah Rafi dan Dika.
"Gak usah, gue masih kuat kok. Kalian makan juga gih. Nanti makanannya dingin."Ucap Sean pelan.
Rafi dan Dika tak menghiraukan ucapan Sean dan memilih menatap Sean yang sudah memulai makannya.
Saat suapan ke tiga, Sean tiba-tiba menjatuhkan sendoknya. Tubuh Sean langsung terjatuh ke arah samping di mana Dika berada. Sean pingsan.
"Sean!?, heh Lo kenapa?"Tanya Dika terkejut+khawatir.
"Pake nanya lagi Lo... Sean pingsan itu. Sini gue gendong. Lo siapin mobil sana."Perintah Rafi yang langsung di laksanakan oleh Dika.
Rafi kemudian menggendong Sean ke luar rumah lalu masuk ke dalam mobil. Setelahnya, Dika langsung saja menjalankan mobil menuju rumah sakit.
Tak butuh waktu lama, mereka sampai di rumah sakit. Sean langsung saja masuk ke ruang UGD dan di tangani oleh dokter. Sedangkan Rafi dan Dika menunggu di luar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
RandomSean, seorang anak yang di tinggal mamahnya merantau ke luar negri selama 6 tahun tanpa pernah pulang menemuinya. Sean yang di tinggal saat berumur 10 tahun tanpa satupun keluarga yang menemani. Papahnya? Setelah bercerai, Papah Sean memblokir semua...