Chapter 7

5.9K 300 9
                                    

"Karna Sean sudah memaafkan mamah, coba sini senyum dulu. Mama sangat rindu melihat senyuman bayi mama."Pinta Livia.

Walaupun malu-malu, Sean tetap menunjukkan senyum terbaiknya untuk Livia.

Livia langsung saja mengecup pipi putranya. Senyum putranya masih sama, senyum yang selalu Livia rindukan.

Sedangkan Hendri hanya dapat meremas tangannya gemas. Merasa beruntung mendapatkan keduanya. Udah dapat istri cantik, bonus anak gemesin. Jika dilihat dari dekat, Sean dan Cilla benar-benar mirip. Bedanya hanya Sean laki-laki dan Cilla perempuan.

Disisi lain, kelima ponakan Hendri yang melihat Sean tersenyum juga menahan gemas. Bisa-bisanya ada orang se baby face itu. Pantes orangnya gak pernah senyum, sekali senyum langsung beda orang.

"Abang gue tuh."Ucap Nazran bangga.

"Kalo diliat sekilas, mirip Jeremy."Ucap Jayyan.

Mendengar ucapan Jayyan mereka langsung menatap Sean dan Jeremy bergantian.

"Iya anjir mirip, kok gue baru nyadar?"Ucap Samudra agak keras, membuat ketiga orang di ruang keluarga langsung menatap ke arah mereka.Sean langsung melunturkan senyumnya berganti dengan wajah datar. Telinga Sean sangat merah karna malu.

"Owh, jadi dari tadi kalian nguping? Bagus ya menguping pembicaraan orang. Kalo sampai hitungan ke lima kalian belum ke kamar, Ayah akan memberikan hukuman. 1-" Belum sampai hitungan ke lima. Mereka semua sudah berlari ke kamar masing-masing.

"Kalo gitu Sean mau pulang dulu mah."Pamit Sean.

"Sean tinggal disini saja ya, sama mama, ayah dan yang lain."Pinta Livia menatap memohon pada Sean.

"Aku mau tinggal sendiri aja mah... Kapan-kapan aku akan menginap, aku janji."Tolak Sean. Jujur saja Sean belum menerima keluarga ini sepenuhnya.

"Baiklah... Tapi ingat pintu rumah ini selalu terbuka untukmu."Ucap Livia pasrah. Dalam hati Livia berharap suatu hari Sean mau tinggal bersama.

"Hubungi kami jika ada sesuatu atau masalah. Jangan memendamnya sendiri. Ingat kami akan selalu ada untukmu."Ucap Hendri sambil mengusap kepala Sean.

Akhirnya Sean pulang setelah berpamitan dengan Hendri dan Livia tanpa sepengetahuan yang lain.

Tak lama setelah Sean pulang. Kelima ponakan Hendri turun. Mata mereka mencari-cari keberadaan Sean tapi tak mereka jumpai di mana pun.

"Sean mana Yah Bun?"Tanya Jaden sambil celingak-celinguk.

"Sudah pulang."Jawab Hendri santai.

"Kenapa pulang? Bang Sean gak tinggal disini?"Tanya Jeremy sedih.

"Tidak sayang, Bang Sean memilih untuk tinggal sendiri. Tapi tenang saja, bang Sean akan sering menginap disini. Kalian juga bisa berkunjung ke rumahnya."Jelas Livia mengusap kepala Jeremy.

"Jadi kita boleh main ke rumah bang Sean Bunda?"Tanya Nazran.

"Boleh dong. Tapi minta izin dulu sama bang Seannya. Kalo gitu Bunda ke dapur dulu ya."Pamit Livia kemudian pergi ke dapur untuk masak makan malam.

"Ayah bang Haris mana? Kok gak kelihatan dari tadi?"Tanya Jayyan mencari keberadaan Haris.

"Bang Haris pergi ke rumah nenek tadi bareng Cilla. Katanya nenek kangen sama Cilla. Mereka bakal nginap di sana 2 hari."Jawab Hendri.

"Kalo gitu Ayah ke kamar dulu ya, mau mandi."Pamit Hendri kemudian pergi ke kamar.

"Naz, Lo ngerasa gak kek ada yang kelupaan? Dari tadi gue kepikiran Mulu tapi gak tau lupa apa?"Tanya Jeremy yang merasa melupakan sesuatu.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang