Pagi ini tak seperti biasanya yang datang terlambat. Hari ini Gempa datang pukul 06.47. Sekolah belum terlalu ramai, hanya ada beberapa yang berlalu lalang di koridor sekolah.
Gempa masuk ke dalam kelasnya dan langsung menuju lokernya untuk mengambil buku. Saat membuka lokernya, Gempa langsung terperanjat kaget saat tiba-tiba beberapa kotak keluar berjatuhan dari lokernya dengan isinya yang berserakan di lantai membuat beberapa murid yang ada di kelasnya sontak menutup hidung dan adapun yang sampai lari ke toilet untuk muntah.
"SIALAN! SIAPA YANG TARO INI DI LOKER GUE?"Teriak Gempa marah.
Semua murid terdiam, tak ada yang berani bersuara. Mereka takut pada Gempa. Lebih tepatnya mereka takut di jadikan bahan Bullyan oleh Gempa dan teman-temannya.
Sedangkan Gempa yang melihat semua sekelasnya terdiam langsung menatap mereka tajam. Kemudian Gempa memperhatikan kotak itu sebentar. Satu nama yang terlintas di fikiran Gempa membuat Gempa bertambah emosi.
"Kalian beresin ini semua. Kalo enggak habis kalian."Ucap Gempa sebelum keluar dari kelasnya.
°°°°°°°°°°°°°
Disisi lain, Sean saat ini sedang duduk di kelasnya sembari membaca buku pelajaran untuk mengejar ketertinggalannya selama seminggu. Sedangkan Rafi dan Dika pergi ke ruang OSIS menggantikan Sean mengerjakan tugas lantaran mereka yang melarang Sean beraktifitas berat dulu.
Saat sedang tenang-tenangnya membaca buku. Sean di kagetkan dengan kedatangan Gempa yang langsung memukul wajah Sean hingga Sean terjatuh ke lantai dengan keras.
Darah langsung mengalir di sela bibir Sean yang sobek akibat di pukul. Sean dengan tenangnya berdiri kembali tanpa ekspresi sembari menatap Gempa.
"Apa maksudmu?"Tanya Sean tenang.
"SEHARUSNYA GUE YANG NANYA, MAKSUD LO APA NARO BANGKAI DI LOKER GUE HA!"Bentak Gempa sembari menunjuk-nunjuk ke arah muka Sean.
Sean menaikkan alisnya bingung. Setelahnya Sean terkekeh pelan sembari mengusap darah di bibirnya. Sean menatap darah di tangannya lalu beralih menatap Gempa.
"Enggak salah Lo ngomong gitu?"Tanya Sean sembari menatap Gempa dengan senyum remehnya.
Gempa terdiam tak tau harus mengatakan apa. Gempa saat ini benar-benar emosi. Wajahnya memerah dan tangannya terkepal membuat urat tangannya terlihat jelas.
"Gue cuman ngembaliin benda itu pada pemilik aslinya. Salah?"Ucap Sean yang membuat Gempa makin tersulut emosi. Apalagi sekarang banyak orang yang mulai berdatangan menyaksikan mereka berdua.
"DIAM LO SIALAN."Teriak Gempa lalu melayangkan sebuah pukulan pada Sean.
Sean dengan tenang menghindari pukulan tersebut. Melihat itu, Gempa semakin brutal melayangkan pukulan pada Sean yang lagi-lagi di hindari oleh Sean dengan tenang.
"Udahlah Gem, berkelahi hanya akan membuang-buang tenaga dan waktu."Ucap Sean di sela-sela berusaha menghindar dari pukulan Gempa.
"Halah, bacot Lo. Bilang aja Lo gak bisa lawan gue kan. Pengecut."Ucap Gempa emosi.
"Hah, untuk kali ini saja."Ucap Sean pasrah dengan suara kecil.
Sean tak lagi menghindari pukulan Gempa. Melainkan mengunci mati pergerakan Gempa dengan cara memutar tangan Gempa ke belakang dan menjepit tangan Gempa dengan ketiak dan menggenggamnya dengan sekuat mungkin. Sean menggunakan teknik dasar dalam beladiri Hapkido yaitu teknik Keokki Sam Su.
Gempa yang pergerakannya telah di kunci terus memberontak walaupun tak dapat bergerak. Justru semakin ia memberontak, semakin ia juga merasakan sakit.
"Udahlah Gem. Gue gak mau berantem di area sekolah. Kalo kita berantem, yang paling rugi Lo sendiri. Pelanggaran lo udah terlalu banyak. Lo mau di DO?"Ucap Sean berusaha menasehati Gempa baik-baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
RandomSean, seorang anak yang di tinggal mamahnya merantau ke luar negri selama 6 tahun tanpa pernah pulang menemuinya. Sean yang di tinggal saat berumur 10 tahun tanpa satupun keluarga yang menemani. Papahnya? Setelah bercerai, Papah Sean memblokir semua...