Chapter 12

3.9K 247 4
                                    

Esok hari di sekolah.
Sean telah berada di sekolah sekitar pukul 06.15. Belum ada satupun murid yang datang selain dirinya.

Sean masuk ke dalam kelasnya, lalu berjalan menuju lokernya untuk menyimpan pakaian olahraganya yang akan ia gunakan hari ini.

Setelah membuka lokernya, Sean mengernyit heran. Ada sebuah kotak berukuran sedang di sana. Namun Sean tak ambil pusing, ia mengeluarkan kotak itu lalu menaruhnya di meja yang ada di dekatnya kemudian menaruh bajunya di loker.

Setelah menyimpan baju dan menutup lokernya, Sean kemudian mengambil kotak yang ia letakkan tadi, lalu membawanya ke bangku tempatnya duduk.

Sean menduga kotak ini pasti dari Greecia. Karna gadis itu memang cukup sering menaruh kotak hadiah di loker Sean.

Dengan santai Sean membuka kotak itu. Setelah kotak itu terbuka, bau busuk langsung tercium di indra penciuman Sean. Se ekor bangkai tikus terletak di kotak itu dengan badan penuh luka.

Sean buru-buru menutup kotak itu lalu berlari ke arah toilet.

Setelah sampai di toilet, Sean meletakkan kotak itu lalu memuntahkan isi perutnya. Setelahnya Sean membasuh seluruh wajahnya dengan air hingga rambutnya ikut basah.

Sean memandangi wajahnya yang memerah di cermin. Setelah itu Sean beralih melihat ke arah kotak itu. Fikiran Sean langsung tertuju pada satu orang, namun Sean tak ingin langsung menuduh. Bisa saja ini adalah perbuatan orang lain.

Sean segera merapikan seragam dan rambutnya yang acak-acakan. Setelahnya, Sean segera mengambil kotak itu lalu membawanya ke suatu tempat untuk di simpan.

°°°°°°°°°°°°

Setelah menyimpan kotak itu, Sean saat ini berada di ruang OSIS menunggu ke dua sahabatnya sembari bermain ponsel mengabaikan seragam dan rambutnya yang masih basah.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan kencang menimbulkan suara bantingan yang amat keras. Membuat Sean terkejut dan hampir menjatuhkan ponselnya.

Sean memandang tajam ke arah pelaku. Di sana Greecia yang menjadi pelaku berdiri cengengesan.

"Hehe, sorry Sean... Kaget ya?"Ucap Greecia kemudian ikut duduk di samping Sean.

Sean hanya mengangguk lalu kembali memainkan ponselnya.

"Anjir, Sean kalo rambutnya basah makin tambah gantengnya. Apalagi kalo di liat dari dekat gini gak baik buat ke sehatan jantung gue. Kira-kira Sean denger gak yah suara detak jantung gue."Batin Greecia menatap Sean sambil senyum-senyum sendiri.

"Heh, jaga mata woy."Ucap Dika yang datang bersama Rafi sembari mengusap wajah Greecia kasar.

"Kurang ajar Lo Dik, make up gue luntur anjir."Ucap Greecia setelah melihat wajahnya di layar ponselnya.

"Anjir tangan gue penuh bedak. Lo pake bedak berapa lapis?"Ucap Dika sembari membersihkan tangannya dengan tisu.

"Pala Lo berapa lapis. Dahlah."Ucap Greecia kesal lalu keluar dari ruang OSIS menuju kelasnya untuk memakai bedak lagi.

"Sumpah yah, kenapa cewek-cewek selalu pake bedak sih. Padahal kalo gak pake tetep cantik kok."Ucap Dika heran.

"Biarin aja napa sih. Orang mereka beli juga pake duit mereka sendiri, bukan minta sama Lo. Lagian bagus juga kalo kayak gitu, makin fresh. Gak kayak orang tipes."Ucap Rafi lalu duduk di samping Sean.

Dika yang mendengar itu menjadi kehilangan kata-kata. Ia kemudian ikut duduk di hadapan Sean dan Rafi.

"Sean, Lo habis mandi di sekolah?"Tanya Rafi ketika melihat rambut Sean yang masih basah. Untuk seragam, seragamnya sudah agak kering.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang