Melody tengah berdiri diantara rak-rak besar, satu lengannya ia memeluk sebuah papan yang berisikan kertas dengan tulisan nomor yang tersusun bersamaan kode—Melody ia sedang merapikan buku-buku yang ada di perpustakaan. Disampingnya terdapat sebuah troli yang berisikan buku-buku yang nantinya akan Melody susun sesuai daftar yang ada.
Tuk tuk
Ketukan pelan pada rak buku perpustakaan, membuat Melody mengalihkan atensi nya. Untuk melihat siapa yang bersuara.
Tepat di hadapan Melody sendiri, terlihat ada pemuda yang hanya terlihat kedua bola matanya saja. Lalu mata itu tersenyum menyapanya.
Melody hanya memiringkan sedikit kepalanya untuk mengetahui apa yang akan dilakukan si pemuda itu.
"Gue punya sesuatu." Katanya berbisik di balik sela-sela buku yang sudah Melody susun rapi.
"Apa?" Tanya Melody yang berbisik juga.
Laut mengangkat lengannya, menunjukan sebuah paper bag kecil.
Melody mengalihkan tatapannya dari paper bag itu ke kedua bola mata si pemuda, untuk bertanya.
Kemudian Laut memutar arah berjalan menuju tempat Melody. Melody hanya memperhatikan arah kemana langkah Laut pergi.
Sesampai di hadapan Melody, ia berdiri sambil tersenyum cerah, Laut memberikan paper bag kecil itu pada Melody.
Melody mengintip isinya. Laut juga meminta Melody untuk segera membuka.
"Maaf untuk kemarin pagi." Ucap Laut.
Melody tidak tahu maaf Laut ini untuk apa?
Melody membuka paper bag kecil itu yang berisi kotak kecil.
Saat melihat isi kota itu Melody sedikit terkejut. "Ini..." Melody menatap Laut.
"Gue gak tau ukurannya pas atau nggak. Lo boleh coba dulu." Ujar Laut lagi.
Melody tersenyum, ia berjongkok untuk memakaikan gelang kaki pemberian Laut itu.
"Lo tau ukurannya ternyata. Ini pas." Aku Melody. Ia kembali berdiri, melihat Laut yang tersenyum sembari mengusap tengkuknya malu.
"Padahal gak usah di ganti, gak apa-apa kok. Lagian gelang kaki gue yang putus itu udah lama." Jelas Melody.
"Ah gitu ya... Tapi gak apa-apa kok. Maaf ya gue gak hati-hati waktu itu."
Melody mengangguk. Melihat Laut yang malu-malu seperti ini membuat nya tersenyum lebar, pipi Melody pun seketika panas.
"Makasih ya..." Ucap Melody.
Laut mengangguk dan menatap Melody dengan senyum tips. Siapapun akan tahu bahwa Laut sedang menahan senyum lebar nya.
Melody membalas dengan senyuman pula. Tidak sadar bahwa Melody melakukan sesuatu yang membuat Laut mengingat sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Kasih | Mark Lee [End]
Teen FictionSebuah kisah dua remaja yang memiliki kehidupan berbeda. Satu diantaranya adalah perempuan yang sangat pekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, mengandalkan keberuntungan, dan penasaran akan sebuah 'cinta'. Dan satu lagi, pemudah deng...