"Bunda! Bunda di mana?" Pagi-pagi sekali, suara Hanan sudah menjadi penghias di pagi hari. Nyaring sekali suaranya, sampai Laut terbangun dari tidurnya.
Mendengar teriakan itu Laut langsung membuka pintu kamarnya.
"Hanan berisik banget sih, kenapa teriak-teriak? Liat masih jam empat pagi." Kata Laut masih setengah tertidur.
"Maaf, tapi Hanan denger Bunda nangis, itu gak tau beneran atau mimpi. Jadi Anan ke bangun dan langsung cari Bunda, pas ketok-ketok pintu kamar Bunda, gak ada yang nyahut, Anan juga buka pintu kamar, tapi Bunda gak ada, taman belakang juga gak ada, pokonya Anan udah cari di dalem rumah, tapi gak ada." Jelas Hanan.
Mendengar penjelasan dari Hanan, Laut jadi sedikit khawatir. Ia buru-buru masuk ke kamar dan mengambil jaket seta selimut yang cukup tebal.
"Hanan, ambil jaket terus ikut abang. Cepat!" Perintahnya.
Hanan menurut saja, ia khawatir dengan Bunda nya, takut sepeti beberapa bulan yang lalu. Bunda berdiri ditepi tebing dekat pantai. Penjelasan dari Bunda, katanya ia hanya ingin mencari angin disini saja, padahal Laut dan Hanan tahu bahwa Bunda nya ini sedang merindukan seseorang.
Laut dan Hanan bergegas mencari Bunda di sekitar pantai, tidak jauh dari rumah.
Pantai, tempat ini yang melintas di pikiran Laut tadi.
Sudah sekitar sepuluh menit mengelilingi pantai.
Angin pantai saat ini, cukup dingin, menerpa kulit.
"Abang, itu Bunda bukan?" Kata Hanan, sambil menunjuk orang yang tengah berjalan masuk kedalam air.
Tanpa berpikir lagi, Laut berlari ke sana.
"Bunda, ngapain? Ini dingin." Kata Laut, ia sudah masuk ke dalam air, sambil memeluk Bunda nya.
"Sebentar ya, Bunda mau ngambil itu." Aster menunjuk bunga yang tengah mengembangkan diatas air, tidak jauh dari nya.
"Biar Laut aja." Laut berjalan memasuki air, yang semakin lama semakin dalam, untuk mengambil bunga itu.
Setelah berhasil, Laut membawa Aster ke tepi pantai, di sana masih ada Hanan berdiri dengan khawatir sambil memeluk selimut yang Laut tadi bawa.
"Bunda pake ini dulu." Laut melepaskan jaketnya dan memakaikan itu.
"Kamu nanti kedinginan." Kata Aster khawatir.
"Nggak dingin kok bun." Ucap Laut menenangkan.
"Bunda juga harus pake ini." Hanan langsung berlari, ketika Bunda dan abang nya itu mendekat. Hanan langsung memakaikan selimut.
"Maaf ya... Bunda bikin kalian khawatir."
Laut dan Hanan langsung memeluk Aster.
Mereka berdua hanya menggeleng, saat Aster berkata demikian.
"Bunda, cuma lagi kangen Luna." Lirihnya.
Lalu mereka berjalan menjauh dari pantai.
Luna ya? Laut tidak tahu harus apa, kalo sudah begini?
***
"Bunda gak usah ke cafe ya hari ini." Kata Laut, pagi ini di ruang tengah. "Laut udah suruh buat pak Harry aja yang ke cafe, Bunda istirahat aja ya." Lanjutnya.
"Iya, Bunda jangan kecapean." Ucap Hanan, ia memberikan segelas susu hangat.
"Iya, makasih ya." Ucap Aster dengan senyuman. Pagi ini Aster sedikit pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Kasih | Mark Lee [End]
Novela JuvenilSebuah kisah dua remaja yang memiliki kehidupan berbeda. Satu diantaranya adalah perempuan yang sangat pekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, mengandalkan keberuntungan, dan penasaran akan sebuah 'cinta'. Dan satu lagi, pemudah deng...