Angin malam yang bertiup kencang, sesekali memainkan rambut pemuda yang tengah berdiri di trotoar jalan, memandang indah gedung-gedung tinggi yang terlihat hanya lampu-lampu nya saja.Laut, pemuda itu hanya diam sedari tadi. Tidak ada pergerakan sama sekali. Seperti seseorang yang sedang memikirkan sesuatu.
Drttt Drttt
Bunda♡
Kamu kemana?
Jangan pulang terlalu malam ya...Iya, bun.
Tak terasa sejak pesan yang dikirim dari bunda, sudah berlalu, sekitar 3 jam yang lalu. Laut hanya berdiam diri di jembatan ini, menikmati angin malam, yang mungkin tidak baik untuk kesehatannya.
Sudah cukup baginya menghirup angin malam untuk kali ini, ini sudah hampir tengah malam, besok ia masih harus bersekolah, memenuhi kewajibannya sebagai seorang pelajar.
Samar-samar dari ujung jalan sana, Laut mendengar langkah seseorang berlari, ia tak terlalu penasaran juga dengan itu, dijalan seperti ini, apalagi saat malam, banyak orang yang aneh memang. Lampu di jembatan ini memang tidak terlalu banyak, sehingga tidak dapat melihat jelas orang dari kejauhan.
Saat Laut akan berbalik, dan melangkah ke arah motor yang masih terparkir disisi jalan, tepat dibelakangnya, malam ini jalan raya cukup sepi, hanya ada beberapa mobil yang lewat.
Dukkk
Gadis yang berlari dari ujung sana mungkin? Ia menabrak Laut, yang membuat gadis itu terjatuh dan terduduk di depannya.
Yang Laut lihat, gadis yang terduduk di depannya, hanya menunduk, badannya bergetar seperti orang yang ketakutan, tak lama gadis itu berbicara.
"Tolong." Ucap lirih gadis itu. Membuat Laut merasa bingung, dan menatap gadis yang masih tertunduk itu.
Laut melihat lengan gadis itu, banyak sekali darah, harus kah Laut menolongnya?
"Lo gak apa-apa?" Tanya Laut, dengan berjongkok.
Gadis itu mendongak perlahan, ia hanya mengendus tertawa, saat samar-samar melihat Laut, yang terhalang oleh cahaya lampu dibelakang nya. "Lo lagi." Katanya, diiring dengan darah yang mengucur di hidungnya, tak lama gadis itu tak sadarkan diri. Membuat Laut kalangan kabut di buatnya.
***
Sudah satu minggu berlalu, mengenai insiden Melody yang bertemu dengan Laut di tengah malam itu, dan ia berakhir di rumah sakit.
Sudah satu minggu juga Melody tidak melihat keberadaan Laut, ia hanya ingin bertemu dan mengucapkan terima kasih. Karena saat ia berada di rumah sakit dan ia bangun dari tidur nya, ia hanya seorang diri. Melody tau Laut, pemuda itu anak emas sekolah, laki-laki tampan, yang terkenal di kalangan siswa/siswi di sekolah ini, bahkan guru-guru pun mengetahui nya. Foto nya sering terpampang di layar LED besar di sekolah mereka, yang membuat semua warga sekolah bangga terhadapnya.
Laut sudah menolongnya dua kali, ketika ia terlambat sekolah dan ketika malam itu. Semoga Laut tidak menolong nya lagi untuk ketiga kalinya.
"Ini." Melody memberikan satu kantong plastik, yang berisi makanan dan minuman yang Friska dan teman-temannya inginkan.
"Tolong bukain ya." Ucap Friska memberikan botol soda kepada Melody. Dan di terima Melody untuk membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Kasih | Mark Lee [End]
Fiksi RemajaSebuah kisah dua remaja yang memiliki kehidupan berbeda. Satu diantaranya adalah perempuan yang sangat pekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, mengandalkan keberuntungan, dan penasaran akan sebuah 'cinta'. Dan satu lagi, pemudah deng...