7. Hangat sekali.

147 20 3
                                    

"Dua, tiga, kucing berlari, ayo dong kita lari-lari." Canda Daniel Di tengah jam istirahat.

Seperti biasa, Laut beserta teman-temannya berada di meja kantin paling pojok. Sedari tadi candaan Daniel yang garing, tapi membuat banyak orang terhibur karena tingkah nya, menjadi pewarna di siang ini.

"Lari sama siapa?" Sahut Rio.

"Gue ada tebak-tebakan, dengerin ya." Kata Daniel. "Kenapa bumi itu bulat?"

"Kan, bumi emang bulat, gimana sih lu."

"Coba lu liat dan baca, apa yang di omongin sama para ahli, tentang kenapa bumi bulat." Jawab Juna. "Kayanya itu bukan tebak-tebakan deh? Lebih ke... pertanyaan. Ya kan?" Lanjut Juna.

"Gue lagi becanda Jun, jangan serius-serius amat lah." Kata Daniel.

"Serah lu dah." Juna jadi pusing.

"Coba tebak!" Kata Daniel lagi.

"Nyerah deh, apa jawaban nya?" Kata Rio.

"Bumi itu emang bulat, kalo bulet nya ada dua, itu love, seperti cintaku pada mu." Jawab Daniel kepada Rio.

Rio jadi ngeri sendiri dibuat nya.

Yang lain mendengar jawaban dari Daniel, agak sedikit kesal dan ngeri. Jangan-jangan?

"Anjing! Dari tadi bercandaan lu garing semua." Ujar Erick, tapi ia sedikit tertawa.

"Sumpah! Si Laut hari ini receh banget, kuping gue sakit, gara-gara dia ketawa mulu dari tadi!" Ujar Juna di samping Laut.

Laut agak nya sedikit receh hari ini, mungkin itu semua dimulai dari pagi hari, ketika melihat wajah Daniel saja Laut sudah tertawa sejadi-jadinya. Apalagi mengingat kejadian tadi pagi sekali, tas Rio yang menyangkut di gerbang, Erick yang kena tampar seseorang, Dery yang di jambak saat hendak merazia pakaian yang terlalu pendek, Daniel yang terpeleset di kamar mandi, dan Juna ia menjadi manusia yang normal saja hari ini.

"Thanks to Laut! kalo dia kagak ketawa, yang lain juga gak ketawa." Kata Daniel.

Daniel memang mengakui, kalo hari ini candaan nya garing sekali, tapi kalo sehari saja tidak bercanda, atau mengeluarkan hal random, rasanya gatal sekali.

"Gue ada tebak-tebakan lagi. Dengerin ya!" Ucap Daniel, sambil memandang wajah teman-temannya.

"Please jangan lagi." Ucap Juna memelas. Ia pergi meninggalkan teman-temannya.

"Gang, gang apa yang bikin ibu-ibu kesel?– Eh.. woy mau pada kemana?! Anjir lah gue di tinggal." Oceh nya sendiri.

Orang-orang yang tadinya duduk bersama dengan Daniel, mereka semua pergi berpencar entah ke mana, meninggalkan Daniel seorang diri di kantin yang tengah berteriak sambil mengumpat pada teman-temannya.

Laut juga sudah lelah hari ini, tertawa terus.
Ia pergi meninggalkan teman-temannya dan melangkah ke loker miliknya. Sudah lama sekali ia tidak membuka loker nya ini.

Saat sampai di depan loker, ada satu paper bag yang menggantung di kunci loker nya. Rupanya Laut lupa mengenai kunci loker yang tertinggal ini.

Paper bag berwarna hitam, di dalamnya terdapat hoodie hitam miliknya? Ini sudah aga berdebu, mungkin karena di gantung di luar dan sepertinya sudah lama tergantung di sini? Ada selembar kertas di sana.

Laut membacanya, ia mengangkat satu alis nya dan terkekeh sendiri.

Ah, ia hampir melupakan tujuan nya ke loker.

Brakk

Laut mengambil napas nya panjang. Ini akibatnya jika kunci loker tertinggal, satu loker akan dipenuhi coklat.

Laut Kasih | Mark Lee [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang