40. Perasaan Laut

63 11 0
                                    

"Gue punya tebak-tebakan!" Ujar Daniel tiba-tiba ditengah keheningan orang-orang yang sedang melihat permainan catur.

Tak!

Satu jitakan Rio layangkan untuk Daniel "Apa? gue mau denger." Sahut Rio.

Daniel mengaduh sakit. Sebenernya dia tidak punya tebak-tebakan apa-apa, hanya saja ruangan yang dipenuhi orang-orang kini sangat hening. Daniel curiga orang-orang ini sedang menahan napasnya karena permainan antaran Juna dan Laut yang sengit ini.

Daniel berfikir keras untuk saat ini, ada beberapa teman nya yang sedang menunggunya untuk berucap.

"Dengerin ya! Tinta-tinta apa yang permanen?" Daniel memulai tebak-tebakan itu, entah akan seperti apa akhirnya. Ia hanya mengucapkan apa yang terbesit di otaknya.

"Tinta cumi?" Tebak salah satu temannya.

Daniel menggeleng dengan ekspresi konyolnya.

Kini temannya yang lain mencoba menjawab dan saling menyahut satu sama lain.

"Tinta snowman?"

"Snowman? Emang ada?"

"Ada lah!"

"Snowman? Pasangan nya Snow white? Emang jualan tinta?"

"Bodoh! Itu merek spidolnya!"

"Kan gue gak tahu bodoh! Bilang kek spidol gitu."

"Ya elah, udah jangan berantem! Apa jawabannya?" Tanya Rio pada Daniel.

Daniel yang masih menertawakan teman-temannya itu, berdehem dan tersenyum jahil pada Rio.

"Jawabannya... Tintaku pada mu!" Dengan suara yang dibuat seperti anak kecil, membuat Rio bergidik geli.

"Gak jelas lu kuda nil!"

"Sorry gak jelas, yang jelas hanya cintaku padamu! Ahay!"

Semua orang yang ada di sana menertawakan lelucon itu, permainan catur sudah berakhir dan kini digantikan dengan lelucon Daniel yang sedang menggoda Rio.

Rio menampilkan ekspresi jijiknya. "Anying alay lu! Gue bukan gay ya bangsat!"

"Oh... Sorry deh alay, soalnya alayfyuu..." Daniel masih dengan nada yang dibuat-buat seperti anak kecil. Senang sekali ia menjahili Rio si manusia kecil yang sering tantrum.

"Bangsat lu!" Sudah, kesabaran Rio setipis tisu, kini ia akan beranjak dari duduknya. Kepalan yang sudah siap untuk menonjok Daniel. Namun teman-teman di belakangnya menghentikan itu.

Suasana dalam markas semakin ramai saja. Orang-orang yang tadi menongkrong di luar pun melihat pertengkaran Daniel dan Rio membuat mereka terhibur. Gelak tawa saling bersahutan. Pukulan candaan yang saling lempar.

Laut melihat semua temannya yang berbahagia, kebahagian yang berasal dari tebak-tebakan dari Daniel. Sudah di pastikan bahwa Daniel memang asal bicara saja, Laut sudah tahu.

Laut hanya tersenyum saja, memang benar membuat Rio tantrum seperti ini adalah sebuah hiburan gratis yang gampang didapat.

"Lepas dulu!" Ucap Rio pada teman-temannya. Kemudian Rio berdiri dan berucap. "Ikan hiu lagi nenen. Fuck u man!" Sambil memamerkan kedua jari tengah nya.

"Jangan gitulah man. Ikan karet beli di warung ayu, I will never be tired of loving you!" Balas Daniel. Dan itu membuat Rio semakin murka di barengi gelak tawa yang lainnya.

Sesi menggoda Rio sudah berakhir, tapi kekesalan Rio masih belum berakhir.

Kini salah satu temannya bercerita tentang kisah cintanya yang seperti tebak-tebakan Daniel tadi, sangat tidak jelas.

Laut Kasih | Mark Lee [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang