Sekitar pukul setengah enam pagi. Melody berjalan ke arah halte bus. Tentu saja untuk berangkat sekolah. Ia sengaja pergi di jam ini, karena jam ini, area sekolah belum banyak siswa yang datang. Alasan lainnya ia sedang ingin menghindar dari tante dan Adrian di pagi ini. Melody sedang malas bertemu mereka. Jika bertemu hanya akan ada pertengkaran saja.
Seperti dugaan Melody pagi yang tenang. Ia berdiri di sisi trotoar untuk menunggu bus.
"Ck! Lo beneran ke sekolah jam segini?" Ucap seseorang yang duduk di halte.
Awalnya Melody kira orang yang sedang duduk di halte dengan hoodie abu-abu itu sedang tertidur, dengan tangan yang di lipat ke depan, kaki yang bersila, serta topi hoodie yang menutupi wajah nya.
Melody menoleh ke belakang arah sumber suara. Ia juga menoleh ke kanan dan kiri, siapa tau bukan Melody yang sedang di tanya, bukan?
Orang itu membuka topi nya, kemudian membenarkan rambut panjang nya.
Melody terkejut dengan orang tersebut. Ini Karin sedang menunggu nya? Atau memang ia sedang berada di daerah ini?
"Kenapa?" Tanya Karin, ia berpindah posisi menjadi berdiri di samping Melody. Melody hanya menggeleng saja, dan berusaha abai.
Mereka berdua masuk ke dalam bus yang berhenti di halte itu.
***
Melody tidak mengerti dengan Karin ini. Dari pagi hingga saat istirahat ini Karin menunggu nya? Ini benar-benar membingungkan. Sebenarnya Karin ingin apa dari nya? Seperti tadi Karin menunggu Melody di depan kelas nya, kemudian saat ini ia dan Karin duduk berhadapan di meja kantin. Karin juga seperti sedang mendumal dengan diri nya sendiri.
"Wah! Gila sih ini, kok dadakan banget?!" Dumal Karin tak percaya saat melihat ponsel nya.
Melody hanya melihat Karin yang masih mengoceh tidak jelas, ia mengedipkan netranya beberapa kali, ia tak percaya Karin tengah memukul meja dengan keras, melihat Karin sedikit tenang, kemudian Melody melanjutkan makan nya.
Karin menggeser kan ponselnya perlahan untuk melihat Melody yang sedang makan, kemudian ia kembali melihat ponselnya. Ia melakukan berulang-ulang sambil memikirkan sesuatu juga.
Melody yang merasa di perhatikan, memilih menunduk sambil menghabiskan makanannya. Sungguh ini sangat tidak nyaman.
"Oke juga, lo gue jemput jam tujuh malam nanti." Ucap Karin dengan nada cuek andalan nya.
Mendengar itu Melody tersedak, ia memukul dadanya sambil menatap Karin ragu "Mau apa?"
"Gue butuh lo. Gue percaya sama lo." Ujarnya sambil memainkan sendok makan nya dan menatap Melody yang tengah tersedak.
***
Similar angin sore nampak menenangkan, untuk orang yang tengah tertidur pulas di dalam perpustakaan sekolah. Angin sore itu masuk dari jendela di depan nya, surai panjang, hitam itu nampak tak beraturan, dua buku yang bisa di tebak itu adalah novel dengan empat ratus halaman, ia jadikan alas untuk kepalanya, sinar matahari sore tampak ragu-ragu memantulkan cahaya nya kepada gadis yang tengah tertidur.
Suasana perpustakaan yang tidak terlalu sepi, hanya ada beberapa orang yang ada di dalam nya.
Laut berjalan menghampiri gadis yang tertidur itu. Ia duduk di samping nya, lengan nya ia pakai untuk menjadi alas kepala nya. Hanya beberapa detik Laut memandang wajah tenang gadis itu. Namun sepertinya sinar matahari cemburu dengan Laut yang terlalu lama menatap gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Kasih | Mark Lee [End]
Fiksi RemajaSebuah kisah dua remaja yang memiliki kehidupan berbeda. Satu diantaranya adalah perempuan yang sangat pekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, mengandalkan keberuntungan, dan penasaran akan sebuah 'cinta'. Dan satu lagi, pemudah deng...