12. Hari yang menyenangkan

108 21 7
                                    

Happy reading 🤗

.
.


Ruangan yang terang nan dingin di penuhi berbagai dokumen yang tertata rapi pada rak, ada juga berbagai sertifikat dan penghargaan yang tertempel pada dinding yang berwarna putih. Ruangan yang tampak sunyi, hanya ada suara jam dinding terdengar. Terlihat dua orang yang tengah fokus pada pekerjaan nya dari dua jam yang lalu itu masih belum selesai.

"Der, berapa bulan lagi sih?" Keluh Karin. Ia menghentikan kegiatan mengetiknya kemudian sedikit menjauhkan diri dari meja dan laptop dihadapan nya untuk meregangkan tubuhnya.

"Satu bulan." Jawab Dery. Ia masih fokus memeriksa laporan dari anggota osis lain.

Karin menghela napas panjang "Lama banget..."

"Suruh siapa kabur dari turnamen." Kali ini Dery menutup sedikit laptop nya, ia menoleh pada Karin yang sudah merebahkan kepalanya pada meja tengah menatap sambil melengkungkan bibir nya.

"Ya... kan gue... ada alesan nya." Karin menatap Dery, berharap Dery mengasihani nya.

"Alesan apa? Gue cuma di suruh papi lo ya... cepet itu beresin."

"Ish! Gue udah cape jadi ketua kelas. Masa sekarang harus jadi asisten lo sih! Tolong kasihani gue... udah hampir dua bulan nih gue menemani lo." mohon Karin, ia menyatukan kedua tangannya.

"Inget perjanjian nya." Ucap Dery ia mengacak-acak poni hitam milik Karin. "Udah cepetan itu beresin." Lanjutnya.

Karin menyunggingkan mulutnya, mengumpat dalam hati pada oknum Dery ini.

Sungguh dia sangat amat kesal.

Krett

Pintu ruangan terbuka, Karin dan Dery menoleh bersama ke sumber tersebut. Tak di sangka pintu terbuka menampilkan sosok pemuda dengan seragam sedikit acak-acakan.

"Mau apa lo?!" Sinis Karin.

"Mau ganggu lo." Katanya.

"Cih! Pengganggu."

Dery yang tahu alasan Laut datang ke ruangan nya pun mulai beranjak dari tempatnya.

"Nanti gue diskusi-in sama anak nya." Dery berucap sambil merangkul nya. Mengajak keluar ruangan agar mengobrol dengan leluasa.

Karin yang sedari tadi memperhatikan mereka pun mendengus kesal. "Apa-apaan ninggalin gue?!" Gumamnya tak percaya saat melihat kepergian keduanya.

***

"Bro! Lu beneran?" Tanya Daniel penasaran.

"Hm."

"Lo yakin?" Kini Erick bertanya.

"Hmm."

"Emang gak bisa di bicara-in baik-baik?" Kali ini Juna yang bertanya.

Laut hanya menaikkan bahunya, tanda tidak tahu.

"Nanti gua siapin tempat nya. Malam ini kan?" Ucap Daniel.

"Hmm."

"Hmm, hmm aja lu! Kaya lagi pengiritan kata." Ujar Rio yang kesal melihat tingkah Laut. "Terus ini lagi. Ngapain lu berdua di sini?" Lanjut Rio berbicara kepada Daniel dan Erick sambil melayangkan pukulan dengan buku. Ini sudah memasuki jam belajar, dan dua orang ini malah berdiam diri di kelas orang lain.

Laut Kasih | Mark Lee [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang