11

472 62 22
                                    



haiiiiiii



selamat membacaaaaa





***

"Sastra, tunggu! Sas, tolong ajarin aku materi Pak Bas barusan ya? Aku belum ngerti pembahasannya tadi."

Sastra menatap sinis perempuan yang tiba-tiba menghentikan langkah kakinya dengan mencekal pergelangan tangannya. Ia tahu perempuan itu berasal dari kelas yang sama dengannya dan tahu jika sejak dua bulan lalu perempuan itu seperti tengah mencoba mencari perhatiannya.

"Sorry, gue udah punya pacar," ujar Sastra seraya menarik tangannya yang masih ditahan oleh perempuan itu.

Perkataan Sastra membuat senyum perempuan itu memudar karena perkataan Sastra tersebut seakan menegaskan jika ia sudah tertangkap basah.

"A-ak-u ... tahu kamu udah punya pacar kok, Sas. Aku kan cuma minta kamu buat ajarin aku materi Pak Bas tadi, kok kamu malah jadi bahas pac—"

"Kalau lo gak ngerti materi pelajaran tadi, harusnya pas dosen nanya sudah paham atau belum, lo bilang belum!"

Sastra menyela perkataan perempuan yang tak lain adalah Ayara tersebut lalu ia berlalu pergi meninggalkan Ayara yang langsung menghembuskan napas kasar dengan raut wajah tak habis pikirnya itu.

Sastra terlalu cuek tetapi Ayara justru merasa semakin menyukainya sehingga Ayara pun langsung kembali berlari kecil untuk mengejar Sastra.

"Pak Bas ngejelasinnya ribet, aku yakin kalau kamu yang ngajarin, aku pasti cepet pah—"

"Lo gak punya telinga atau emang gak ngerti bahasa manusia?"

Sastra menghentikan langkah kakinya lalu berbalik dan menatap Ayara dengan tatapan marahnya. Sastra sungguh merasa jengah dengan perempuan-perempuan yang sejak perkuliahan dimulai langsung mencari perhatiannya terlebih pada perempuan di depannya itu.

"Gue udah punya pacar! Jadi berhenti ngejar-ngejar gue karena gue gak akan berpaling dari cewek gue apalagi buat cewek gak tahu malu kayak lo!"

Ya, Sastra mengatakan kata-kata tajam itu dan membuat Ayara seketika terkesiap terlebih Sastra bicara seraya menunjuk tepat di depan wajahnya sehingga beberapa mahasiswa lain yang ada di sekitar sana langsung menatap mereka dengan penuh minat.

Sastra kembali pergi setelah mengatakan itu semua kepada Ayara dan meninggalkan perempuan itu di saat kini semua orang mulai berbisik-bisik mengenai apa yang mereka lihat. Ayara pun hanya diam, ia menatap punggung Sastra yang kian menjauh lalu tiba-tiba saja ia tersenyum. Perkataan Sastra barusan sama sekali tak melukai harga dirinya, ia hanya terkejut dan kini ia sudah sadar dari keterkejutannya itu.

"Aku bakal pastiin cepat atau lambat kamu bakal jadi cowokku, Sastra," gumam Ayara dengan senyum yang kian lebar lalu ia pun pergi seraya memikirkan cara apa lagi yang mungkin bisa ia lakukan untuk mendekati Sastra.

"Gimana, Yar, berhasil?"

"Kalau lihat nih anak udah balik ke sini sih jawabannya udah jelas, dia gagal lagi."

Ayara tersenyum seraya mengangguk-anggukkan kepalanya lalu duduk di hadapan 3 temannya yang masih menunggu jawaban langsung darinya sehingga ia akhirnya menjawab, "Iya, gagal lagi. Tapi gue makin semangat buat ngeluluhin Sastra.

SUARA SASTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang