31

371 78 36
                                    




selamat membacaaaaaa



***

"Sebenernya buat apa kalian memohon sampai nangis-nangis kayak gini?"

Yudha tetap berdiri dengan angkuhnya di hadapan Sila dan Rio yang sama-sama bersimpuh di lantai. Sila kian mengeratkan pelukannya pada kaki Yudha, dan jika saja Yudha tidak mengingat Sila sebagai adiknya, ia mungkin akan menghentak kakinya dengan kasar atau lebih jauh mungkin ia bisa saja sampai menendang Sila.

"Setelah semua yang kalian lakukan dulu dengan sangat egoisnya, sekarang kenapa sibuk ngemis-ngemis untuk milikin Kayesha lagi? Kalian udah buang Kayesha ... ini semua terjadi karena pilihan kalian sendiri."

"Maafin aku, Mas ... aku mengaku salah, sebelum Mas Yudha bawa Atha pergi, aku sedang berusaha perbaiki semua, Mas ...."

Tangis Sila kembali terdengar di sela-sela perkataannya. Sila memang tidak salah, setelah kejadian mengerikan malam itu Sila memang mencoba, tapi bukankah semua orang juga tahu ia lalai sampai-sampai membuat Kayesha kabur?

Selain lalai, kesalahan Sila saat itu mungkin karena ia tidak bisa membuat Kayesha merasa nyaman sampai Kayesha akhirnya memilih pergi dan enggan kembali ke tempat tinggal Sila dengan keluarga barunya.

"Kayesha! Namanya Kayesha! Yang kalian sebut dengan nama Atha itu udah mati dan yang sekarang bersama saya juga istri saya itu Kayesha! Atha yang kalian panggil dan tangisi itu udah mati karena keegoisan kalian sendiri!"

Yudha akhirnya tak bisa lagi membendung rasa marahnya padahal sejak kemarin Ayla sudah mewanti-wanti agar Yudha bicara dengan tenang ketika harus berjumpa Rio dan Sila. Ya, Ayla juga tahu mengenai pertemuan itu karena nyatanya Ayla lah yang meminta Yudha untuk bertemu dan bicara kepada dua orang itu.

"Mas ... ampun, Mas ... semua yang terjadi kepada Atha itu kesalahanku. Aku menyesali semua dan sumpah demi Tuhan aku mau memperbaiki semua, Mas."

Rio maju lalu meraih kaki Yudha yang lain, ia ikut memeluk kaki Yudha dan kembali memohon dari bawah sana di tengah-tengah tangisnya.

"Saya bilang, namanya Kayesha! Kayesha Wiratama! Dia bukan lagi Atha karena kalian benar-benar udah sukses bunuh dia!"

Maya yang melihat kemarahan Yudha hanya bisa menunjukkan tatapan sendunya. Semua bayangan akan sikap Rio dan Sila kepada Kayesha pun mulai memenuhi kepala Maya yang membuatnya merasa wajar jika Yudha akan sulit untuk memaafkan dua orang itu.

"Kamu bisa bicara kayak gini karena akhirnya kamu tahu anak itu bukan anak kamu, kan, Rio? Kalau kenyataan itu belum terungkap, kamu gak mungkin bakal nangis-nangis memohon buat ketemu Kayesha!"

Rio menggeleng kuat, perkataan Yudha sama sekali tidak benar. Rio sudah menyesali semua di detik ia melihat Kayesha berada di ambang kematian. Melihat Kayesha terbaring tak sadarkan diri dengan banyaknya alat bantu penunjang kehidupan yang terpasang di tubuhnya saat itu sungguh membuat Rio ketakutan. Rio takut kehilangan Kayesha yang saat itu bahkan hampir tak pernah ia beri kasih sayang.

"Ampun, Mas ... tolong kasih aku satu kesempatan lagi buat perbaiki—"

"Cara apa yang mau kamu lakukan buat memperbaiki semua di saat Kayesha aja gak sudi ketemu kamu sama Sila?"

Perkataan Yudha itu bukan hanya berhasil menghentikan perkataan Rio. Rio dan Sila bahkan langsung mendongak untuk menatap Yudha yang masih menatap mereka dengan tatapan datarnya.

SUARA SASTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang