20

483 88 34
                                    





selamat membaca






***

"Pasien bernama Shania ada di mana, Sus?"

Rio beserta kedua orang tuanya dan juga Nila akhirnya sampai di rumah sakit setelah sebelumnya mendapat informasi jika Shania mengalami kecelakaan lalu lintas. Di dekat meja informasi IGD itu berdiri dua orang polisi dan dua orang lain yang langsung menoleh begitu mendengar nama yang disebut Rio.

"Selamat malam, apa bapak dan ibu sekalian adalah keluarga dari saudari Shania?"

Perawat yang berada di meja informasi belum sempat menjawab pertanyaan Rio begitu salah satu dari anggota kepolisian mendekat dan bertanya demikian seraya menatap satu persatu Rio dan anggota keluarganya. Mereka langsung menoleh ke arah polisi tersebut sebelum akhirnya dengan kompak menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Anak saya di mana?" tanya Nila yang air matanya bahkan sejak tadi sudah terus luruh sama halnya dengan ibu mertuanya yang juga tak bisa membendung air matanya setelah mendengar jika cucu kesayangannya mengalami kecelakaan.

"Mari ke sebelah sini, Pak, Bu," jawab anggota kepolisian itu yang membuat Rio dan keluarganya mengikutinya tetapi bukannya membawa 4 orang itu menuju tempat di mana Shania berada, polisi itu justru mengajak mereka ke pojokan yang tidak terlalu ramai.

"Pak, di mana anak saya?!" tanya Nila lagi dengan lebih panik karena pikirannya benar-benar sudah kacau.

Himawan melirik Nila lalu melirik Rio yang tampak tak kalah panik sehingga ia akhirnya kembali menatap polisi di depan mereka dan bertanya, "Cucu saya kenapa, Pak?"

Satu anggota polisi lain yang tadi masih mengobrol dengan 2 orang lainnya pun bergabung di sana sehingga kini ada dua polisi di depan keluarga Himawan dan mereka saling bertatapan sebelum akhirnya salah satunya menjawab pertanyaan itu.

"Saudari Shania bersama 3 orang rekannya mengalami kecelakaan di dekat pintu tol dalam kota," ujar salah satu polisi itu. "Mobil yang dikendarai saudari Shania menabrak kendaraan berat pengangkut besi dan mengakibatkan satu penumpang di mobil milik saudari Shania meninggal ...."

Polisi itu belum selesai dengan ucapannya tetapi Nila dan ibu mertuanya sudah histeris dengan segala pikiran buruk yang seketika memenuhi kepala mereka.

"Dua lainnya mengalami luka berat ...," sambung Polisi tersebut dan menjeda ucapannya yang membuat Rio tahu ia harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. "Saudari Shania saat ini masih dalam penanganan di ruang operasi."

Kelanjutan perkataan polisi itu tanpa sadar membuat Rio menghembuskan napas agak leganya karena ternyata bukan Shania yang tewas dalam kecelakaan itu.

"Kondisi selanjutnya saudari Shania akan dijelaskan oleh dokter, tetapi kami ingin menyampaikan jika saudari Shania mengemudi dalam keadaan mabuk dan dari hasil pemeriksaan darahnya, saudari Shania juga dinyatakan positif menggunakan narkoba."

Perasaan sedikit lega yang sempat Rio rasakan kembali menguap hilang tak bersisa. Dugaannya tadi tepat, Shania kembali berurusan dengan barang terlarang itu dan yang membuat Rio tak habis pikir adalah kenyataan mengapa putrinya itu sangat nekat berkendara dalam kondisi tak sepenuhnya sadar.

SUARA SASTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang