36

66 9 0
                                    


halo, apa kabar?

lapak ini masih ada penghuninya, kah?

maaf ya tiba-tiba aku menghilang beberapa bulan lalu.

mood nulisku sejujurnya belum baik-baik saja tapi aku ngerasa punya hutang kalau gak selesaiin ini

sebelumnya untuk bab 36 sampai 40 sudah aku up di Karyakarsa ya dengan bab 39 yang aku kunci

mungkin mulai hari ini aku bakal mulai lanjutin untuk nulis bab 41 sampai bab 45 biar ke depannya aku lebih lega buat rehat 

untuk sisa tahun ini aku cuma bakal selesaiin naskah suara sastra ini dan belum tahu ke depannya apa akan lanjut nulis atau enggak


terima kasih 





***

Hari minggu pagi, Kayesha biasa untuk bangun satu jam lebih siang dari hari-hari sebelumnya. Namun, hari minggu ini kebiasaan itu Kayesha tinggalkan mengingat ada sosok lain yang tengah berada di huniannya dan keluarganya itu. Kayesha sudah mandi tetapi memutuskan untuk mengenakan kaos putih polos yang ia padukan dengan celana pendek sepaha berwarna coklat muda. Kayesha membuka pintu kamarnya lalu berjalan menuju ruang tengah dan langkah kakinya terhenti saat melihat pemandangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Di sana, di sofa ruang tamunya ia melihat Sastra yang tengah duduk dengan laptop di pangkuannya. Sastra tampaknya begitu fokus pada apa yang adadi laptopnya sehingga ia sama sekali belum menyadari kehadiran Kayesha yang masih berdiri di tempatnya tetapi kini dengan senyum kecil yang menghiasi bibirnya. Kayesha jadi teringat apa yang terjadi kemarin.

Kemarin pada akhirnya rencana mereka untuk jalan-jalan pun batal. Mereka benar-benar langsung kembali pulang lalu Kayesha melakukan apa yang sebelumnya ia katakan. Kayesha kemarin memeluk Sastra sangat lama sampai-sampai Ayla yang melihat mereka pun bertanya-tanya apa yang terjadi karena suasana di sana kemarin terasa cukup sendu.

"Hei ... Kamu udah bangun?"

Kayesha tersadar dari lamunannya, ia langsung mengembalikan fokusnya dan mendapati Sastra yang kini menatapnya seraya tersenyum hangat. Kayesha membalas senyuman itu dengan senyum yang lebih lebar dari sebelumnya lalu ia mendekat setelah melihat Sastra menepuk bagian sofa sebelahnya yang kosong.

"Kamu lagi apa?" tanya Kayesha begitu ia duduk dan sebelah tangan Sastra langsung terangkat mengusap sisi kepalanya.

"Ini, aku ada kerjaan."

Kayesha mencoba melihat layar laptop Sastra lalu kembali menatap Sastra dan berkata, "Kamu sibuk ya? Kalau sibuk, kita keluarnya nanti sor—"

"Enggak, ini cuma dikit kok. Lagian tadi bunda kamu bilang hari ini jadwal kamu ketemu therapist, kan?" Sastra sejenak menjeda ucapannya dan melihat Kayesha yang mengangguk kecil dengan agak ragu.

Ya, hari ini adalah jadwal Kayesha untuk bertemu therapist-nya dan Kayesha tadinya berniat untuk tidak datang konsultasi karena berpikir akan pergi berkeliling dengan Sastra. Sastra entah berapa lama akan berada di sana dan Kayesha pikir ia bisa datang ke therapist-nya kapan saja, kan?

"Hari ini aku yang anter kamu ketemu therapist ya? Setelah itu baru kita jalan-jalan. Kamu kan kemarin udah janji mau ajak aku jalan-jalan. Kerjaanku dikit lagi selesai kok, 10 menit lagi selesai."

Kayesha sejujurnya merasa tidak enak, ia takut jika Sastra memang sedang sangat sibuk tetapi ia tidak bisa berkata apa-apa setelah mendengar jika Sastra yang hari ini akan mengantarnya konsultasi.

SUARA SASTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang