15

398 79 23
                                    



selamat membaca



***

"Kalian mau ngapain lagi ke sini? Aku udah berulang kali bilang kalau aku gak akan kasih tahu di mana Atha sekarang, kan? Aku lagi sibuk, jadi lebih baik Om sama Tante pulang aja."

Romy menatap malas 3 orang dewasa yang berdiri di hadapannya. Ia sama sekali tidak antusias untuk berjumpa 3 orang itu, yang ada ia merasa amat muak karena hampir setiap bulan salah satu dari 3 orang itu selalu datang meminta bertemu dengannya. Romy selalu menolak tetapi sepertinya mereka masih belum mau menyerah.

"Dua minggu lalu Oma Alma ada ketemu sama Atha ...," ujar satu-satunya wanita dari tiga sosok di depan Romy itu. "Tante mohon, Rom, Tante mau ketemu Atha. Tolong kasih tahu Tante di mana Atha sama orang tua kamu sekarang, ya?"

Ya, sosok wanita itu adalah Sila yang benar-benar datang ke Swiss ditemani Naufal dan satu sosok lain yang setiap bulan selalu datang untuk menemui Romy tentu saja adalah Rio yang kini menatap keponakan mantan istrinya itu dengan sorot memohon seperti apa yang selalu ia tunjukkan.

Romy menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kesan lelah yang teramat sangat. Ia lalu menyugar rambutnya dan membenahi letak kacamatanya sebelum akhirnya kembali menatap satu persatu orang dewasa di depannya itu. Romy bukannya tidak menaruh simpati, tetapi rasa marahnya bahkan jauh lebih besar dari rasa simpati itu.

"Udahlah, Tante ... Romy mohon berhenti cari Atha, tolong biarin Atha lanjut hidupnya dengan tenang. Ath—"

"Enam bulan, Rom! Orang tua kamu udah bawa Atha lebih dari 6 bulan dan kondisi Atha bahkan jadi lebih buruk dari sebelumnya, kan? Hidup Atha gak tenang walau orang tua kamu bawa dia, Romy! Atha gak baik-baik aja dan satu yang harus kamu juga orang tua kamu ingat, Atha itu anak kandung Tante!"

Sila yang sejak tadi sudah menitikan air mata tanpa sadar meninggikan nada suaranya yang membuat Romy langsung menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat. Romy tersinggung dengan perkataan Sila dan semakin tersinggung setelah mendengar kelanjutan perkataan tantenya itu.

"Tolong kasih tahu orang tua kamu untuk kembaliin Atha, Rom! Kali ini Tante gak akan segan-segan buat laporin orang tua kamu ke polisi dengan tuduhan penculikan!"

Ya, Sila yang sudah terlalu emosi pun mengatakan itu. Awalnya Romy agak terkejut tetapi keterkejutannya perlahan berganti dan kini ia menunjukkan senyum sinisnya pada 3 orang di depannya itu.

"Penculikan?" tanya Romy dengan nada mengejeknya. "Seharusnya Tante mikir kenapa Atha sampai minta Ayah buat bawa dia pergi dari Jakarta! Tante pikir selama ini Atha pernah baik-baik aja? Enggak, Tante! Atha gak pernah baik-baik aja, dia hancur, dia kesepian dan dia merindukan kasih sayang orang tuanya tapi sayangnya Tante sama mantan suami Tante ini terlalu egois!"

Romy pada akhirnya ikut meninggikan nada suaranya, ia tak terima orang tuanya disebut sebagai penculik dan ia jauh lebih tak terima kedua orang tuanya disalahkan atas kondisi Kayesha yang beberapa bulan ini memburuk. Tak ada lagi tatapan ramah di mata Romy, kini ia benar-benar marah dan tak peduli lagi jika yang berada di depannya adalah sosok yang seharusnya ia hormati.

"Kalian yang bikin Atha gak baik-baik aja dan sekarang kalian datang ke sini dengan mengatakan kalau kalian orang tuanya Atha? Selama ini kalian ke mana aja? Di saat Atha ngemis-ngemis perhatian dan waktu kalian, kalian ke mana? Kalian seharusnya tahu diri, kalau gak ada orang tuaku, Atha mungkin bener-bener gak akan pernah ngerasain yang namanya kasih sayang orang tua karena orang tuanya buang dia selayaknya sampah yang sama sekali gak ada artinya!"

SUARA SASTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang