Pertarungan Kukri

40 10 8
                                    

‼️ PERHATIAN ‼️

Bab ini mengandung banyak adegan kekerasan.

**

Ishani dan Kavya menyaksikan pertempuran dari pinggir lapangan. Yudhisthira berhasil menempatkan mereka di antara kerumunan orang dengan penjagaannya. Ia berjanji akan menemui mereka dengan seorang dokter setempat untuk memeriksa Ishani setelah pertempuran selesai. Karena Ishani sedang kewalahan dengan rasa sakit di perut bagian bawahnya dan khawatir tentang Kiaan yang terus menyerang lawan, Kavya adalah satu-satunya yang menyadari bahwa mereka telah diberi perlakuan khusus oleh Vikramaditya dan Yudhisthira sejak hari pertama mereka tiba.

Sementara orang-orang lain tidak menyukai kehadiran mereka, kedua orang ini memperlakukan mereka seperti keluarga. Mereka menaruh kepercayaan pada mereka berempat dengan mudah. Kavya bahkan ragu apakah teman-temannya, terlebih lagi Kiaan yang ia anggap sebagai pemimpin, menaruh kepercayaan yang sama terhadap Vikramaditya dan Yudhisthira. Ia tahu bahwa kepercayaan adalah sesuatu yang sulit didapatkan di dunia seperti ini.

Pertarungan telah berlangsung selama sekitar lima belas menit, tetapi Kiaan dan Yodha masih belum berhasil mengalahkan keempat lawan mereka. Mereka masing-masing menangani dua orang. Pertarungan ini menjadi sangat intens dan sengit. Kavya menyaksikan sisi lain dari Kiaan yang terlihat seperti binatang buas. Maka dari itu, ia lebih mengkhawatirkan Yodha yang tidak berpengalaman dalam pertarungan seperti ini. Pria itu sempat terlempar ke tanah beberapa kali meskipun ia berhasil berdiri kembali. Detik dan menit berlalu dengan lambat bagi orang-orang di sana.

"Aku memiliki firasat yang kuat tentang pertarungan ini, Ishani," kata Kavya sambil menggigit kukunya. Ketegangan semakin meningkat ketika Kiaan berhasil mengunci leher salah satu lawannya. Orang-orang mulai menahan napas. Pria yang sedang dipiting oleh Kiaan nampak tidak mampu menunjukkan perlawanan.

"Firasat seperti apa?" Ishani sama tegangnya dengan orang-orang di sekitarnya. Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Kiaan.

Para penonton mulai berbisik-bisik ketika Kiaan mengguratkan belatinya ke pembuluh darah di leher lawannya, menyebabkan pria itu jatuh seketika ke tanah dengan genangan darahnya sendiri di sekelilingnya. Kiaan menghabisinya seperti seekor hewan. Tidak ada yang melakukan apa pun atau mengatakan apa pun. Saat-saat pembunuhan itu berlalu dalam keheningan. Satu sudah jatuh, tersisa tiga lagi.

"Uh ... Firasat baik?" Kavya membulatkan matanya dengan kaget setelah menyaksikan adegan menakutkan itu.

Sementara itu, Ishani tampak terkejut. Ia terdiam di tempat duduknya, menelan ludah dengan susah payah, ketika ia melihat Kiaan bangkit dan bersiap untuk ronde pertarungan berikutnya. Pertarungan terasa semakin sulit bagi Yodha karena ia mulai terlihat kelelahan. Pukulannya meleset beberapa kali. Kiaan harus membantunya beberapa kali meskipun ia kewalahan dengan pertarungannya sendiri. Hal itu membuat Ishani sangat tertekan. Bagaimana jika mereka tidak selamat?

Di tengah keterkejutannya, Ishani merasakan perutnya bergejolak lagi. Rasa sakitnya lebih parah dari sebelumnya. Ia segera mencengkeram tangan Kavya dengan erat.

"Aku sudah tidak kuat lagi," bisik Ishani kepada Kavya. Suaranya nyaris tak terdengar.

"Ya Tuhan. Haruskah kita— Ishani!" Jeritan Kavya yang tertahan tenggelam oleh suara bising yang dibuat oleh orang-orang di sekitar mereka. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada para pria di lapangan. Ia hanya fokus pada Ishani yang terkulai lemas di pelukannya.

Yudhisthira yang berdiri di depan mereka menyadari situasi tersebut. Kavya meminta bantuan kepadanya. Pemuda itu tidak perlu diperintah dua kali. Ia memanggil dua orang temannya dan menyuruh mereka untuk membawa Ishani pergi. Kavya segera mengikuti mereka, tetapi Yudhisthira malah menghentikannya.

Judaiyaan [DITANGGUHKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang