6

1.6K 173 15
                                    

Haluuuuu yuk ~
Capek ngadepin standar internasional yg makin hari makin makin hmm
Late post again 😌
.

.

.

.

.

.

.

"Gue ke situ sebentar" Ucap pria bersurai dark violet ini dengan nada khas deep voice miliknya. Mengusap sekilas surai merah itu pelan dengan beberapa tepukan mengakhiri gerakan.

"Mmm... O.. Ke.. " Gumam berambut merah itu melepaskan cengkeraman dan membalikan badan memunggungi Arion.

Sedangkan si tuan ruangan hanya tersenyum kecil dan berlalu ke arah kamar mandi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jam dinding kembali menunjukkan pukul 11  malam. Sehingga lampu dari gedung perkotaan terlihat Berkelap-kelip. Well cukup romantis buat diadain api unggun bakar rumah mantan ehh..

But... Not now, cause..

Kamar dengan penerangan yg terang itu tak mampu mengalahkan aura gloomy yg menghina dua makhluk fana ini.

Anak adam yg sedang saling bergelut dalam diam, tak ada kata telontar dari kerongkongan mereka.

Keduanya hanya diam, tak ada kata canda seperti yg sebelumnya. Tak ada kata mesra yg walaupun hanya sekedar gurauan.

"Gue pulang" Gumam lirih sosok itu menyambar totebag warna krem dan menghilang dari pandangan.

Meninggalkan si pria berambut dark violet ini di ruangan yg lumayan besar, cukup buat main kuda-kudaan mungkin.

Menghela nafas panjang, lama pria berambut dark violet ini duduk ditepian kasur. Menyandarkan punggungnya lelah.

Lengan penuh otot itu ia gunakan sebagai penutup kedua mata saat kepala miliknya mulai terasa berat dan ia rebahkan ke ujung kasur.

Mengusap pelan pipi kanannya yg masih terasa panas. Ucapan sekilas penuh amarah masih berdentang ditelinganya menusuk tajam.

Seakan otak Arion tak bisa mengerti apa yg telah terjadi, blank dikit gk ngaruh ygy.

Masih terasa panas kedua telinganya, hingga ia menggosok kasar rambutnya efek kesal.

Shit! What have I done?! Gumam Arion kembali menatap jendela kamar yg sekarang terlihat hanya gelap diluar.

Pelan titik hujan mulai turun seperti menertawakan tindakan dirinya.

Namun seakan hujan justru menyanyikan lullaby bagi para anjing liar dijalanan kota yg berusaha terlelap dengan perut keroncongan.

Sedikit cahaya masuk dari pantulan kendaraan yg lalu lalang seperti mencemooh atas kelakuan bodoh yg telah ia lakukan hari ini.

Semua berjalan lancar sejak awal, keterkejutan dirinya tapi gak bikin sampe jump scare.

Kaget dikit disamperin orang yg baru beberapa menit terlintas di otaknya.

Jujur ini membuat Arion bingung, namun juga bersyukur. Ia merasa Tuhan telah mengabulkan permintaan kecil dari dirinya.

Perasaan bergerak aneh, tak bisa ia pahami merayap masuk ke otak bawah sadar miliknya.

Saat melihat domba itu dengan leluasa menyerahkan diri di peraduan miliknya. Sisi gelap yg lama tertidur itupun mulai terusik.

Seakan tangan miliknya bergerak mengikuti insting, mengabaikan keterlibatan otak dalam mengambil keputusan.

Apakah ini memang jiwa iblis miliknya yg terbangun?

Fuck! Untuk kesekian kali Arion kesal dan merutuki kelakuan dirinya.

Memutar memory sekilas, tatapan mata yg selalu terlihat tulus, penuh perhatian. Bibir tipis yg selalu tersenyum padanya, suara riang tawa yg sangat ia kenal. Baik online maupun offline.

Ahh gila! Untuk kesekian kali Arion marah, tapi apapun itu tidak akan melunturkan hal yg sudah terlanjur terjadi.

.

.

.

.

.

.

.

.

To be continue ~

Papih kamu abis ngapain mamih..?
Kok jadi sadboy gtu 🥲
Oh anyways jan lupa votenya yaw 😘maciww
Up lagi dikit-dikit, author masih tepar kek mamih yg batuk-batuk hiks. Gws buat mamih kita guys

HTS with Papih - {Fanfic} ~ RionCaine (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang