16

1K 118 25
                                    

Rabu time to halu ~
Biar kamis tersenyum manis ~
😌

.

.

.

.

.

.

.

.

Jari telunjuk itu berada di permukaan lidah tempat mengecap rasa manis, sedangkan jari tengahnya berada dibagian bawah lidah yg menggelitik disana. Memainkan dengan iseng organ tubuh itu dengan kekuasaannya.

Ntah kenapa panas semakin memenuhi kerongkongan miliknya, hingga uap udara muncul tiap kali ia bernafas layaknya makhluk yg sedang berada di area bersalju.

"Mmphh.. A.. Ayion.. " Gumamnya pelan hanya dibalas dengan tatapan ambigu sang lawan.

.

.

.

.

.

.

.

Dalam hati ia berharap ini segera berakhir. Namun tak usai pergulatan mereka kali ini.
Ide gila menyelinap masuk.

Masih terengah ia memainkan iseng jari telunjuk ke arah punggung tangan Arion yg ada di armrest sisi kanan, Harris membuat bulatan kecil disitu. Memberikan sensasi menyenangkan karena keisengan. Seakan ia menekan tombol terlarang.

Tanpa ia sadari telah membangunkan singa yg telah tertidur lelap didalam jiwa Arion. Yg ia duga hanya keisengan belaka, namun faktanya itu cukup membuat sang lawan panas membara. Tatapan penuh intimidasi kini tengah ia rasakan dengan jelas.

What have I done?!, menyadari imbas dari kelakuannya. panik? yaa iyalah panik bukan kepalang si mamih. Memundurkan punggungnya sampai mentok ke sandaran kursi.

Masih belum habis ia mengatur hatinya, wajah maskulin pria bersurai dark violet itu mengikis jarak antara mereka.

Hembusan nafas itu kembali menyapa kulit putih miliknya, terasa hangat. Aroma khas maskulin itu juga menguar samar, jujur ia selalu rindukan. Posisi dirinya yg tengah duduk menjadikan ia harus mendongakkan kepala agar dapat bersitatap dengan sang lawan.

Tangan kiri sosok itu masih setia mengkabedon dirinya tepat di sandaran kepala. Benda kenyal itu kembali memonopoli kesadaran Harris. Tanpa memberikan jeda pria bersurai dark violet ini terus menggeluti lidah yg menjadi bagian sensitif miliknya. Bahkan ia gk baru menyadari lidahnya sangat sensitif dengan sentuhan.

Pelan namun pasti gerakan sang lawan semakin mendominasi. Mengajak daging tanpa tulang miliknya beradu gulat. Ia merasakan kembali hawa lengket itu lagi. Bahkan indera pendengarannya mendengar suara berkecipak yg dulu ia sangat benci.

Iris golden milik Harris seakan hanya diperbolehkan menangkap sedikit cahaya, cahaya lampu ruangan yg berada tepat dibagian belakang Arion berpendar dan membentuk siluit yg jatuh ke retina Harris.

Senyuman samar ia liat terukir diwajah sang lawan, hembusan nafas yg kian detik semakin terasa memburu bak orang lari maraton. Merasakan basah oleh cairan tubuh miliknya yg sekarang belepotan di ujung seperti bayi yg baru belajar makan.

Perlahan sosok itu menurunkan tinggi badannya, hingga wajah mereka tepat berhadapan. Oh rupanya Arion cukup bersimpuh lutut hanya untuk mensejajarkan tinggi mata mereka. Perlahan Harris dibuat menurunkan kelopak matanya hingga menyelimuti bola mata golden yg selalu menarik perhatian.

HTS with Papih - {Fanfic} ~ RionCaine (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang