8

1.5K 162 22
                                    

Check absen kehidupan pake voted lah yaw ☺ sabi dong, kan cuma klik, sambil merem juga bisa kok. Yaa yaaa.. 😀
Late post btw 🥲

.

.

.

.

.

.

.

Kedua tangan yg lebih mungil darinya kini bergetar, memegangi pergelangan tangan Arion.

"That's oke. You did well" Ucap Arion yg kini tanpa sadar melingkarkan kedua lengannya ke pundak sang lawan.

Seolah mentransfer sugesti positif, ia mengusap pelan bahu yg biasa tampak tegar itu. Kecupan ringan mendarat di ubun-ubun yg bermahkota merah itu.

"You did well dear" Kali ini suara Arion lebih deep dari biasanya, hingga terdengar bergetar tepat di telinga kiri sang lawan.

.

.

.

.

.

.

.

Cukup lama Harris membiarkan sosok di hadapannya itu memanjakan dirinya yg sudah besar.

Suhu hangat terasa mengelilingi dirinya, dekapan erat yg ia terima tak mampu ditolak.

Ia lelah menghadapi masalah yang kata orang pasti berlalu. Ya! Berlalu, berlalu lalang.

Membenamkan wajah itu ke dada bidang yg well cukup buat menyembunyikan ekspresi gak karuan yg sedang ia rasakan. Sebuah gerakan membuat kedua bola matanya seketika terperanjat.

Perlahan jemari itu menelisik masuk ke bawah kain yg menjadi penutup kulit putihnya, sensasi hangat lebih ke arah panas mulai ia rasakan.

Sedikit geli saat permukaan kulit mereka saling beradu, hingga suara gesekan kain pun terdengar sangking senyapnya malam kala itu.

Saat sensasi yg ntah kenapa ia rindukan mulai bergerilya, membuai dirinya seolah membelai pelan.

Ia bahkan tidak ingat kenapa hal ini terjadi, senyum yg selalu terukir dibibir itu. Sekarang tengah melucuti dirinya, menghujani dengan sensasi aneh.

Rasa takut mulai melata merangkak masuk ke dalam dirinya, basah ia rasakan dibibir bawah. Sensasi kenyal itu membuat gejolak penolakan yg menggebu dalam dirinya.

Kedua kakinya terasa lemas, sesuatu kembali bergejolak disana. Kesal ia merasakan hal yg tidak semestinya.

Gak! Otaknya sekarang teriak, menyerukan fakta batasan yang tak boleh dilalui.

PLAK!

Tamparan bak bogem keras khas cwo mendapat tepat ke ujung bibir serta pipi kanannya.

BRUG!

Kontan ia mendorong keras sosok yg sedari tadi memenuhi otaknya, membuat ia lupa akan kekesalan dan kekecewaan yg melanda dirinya akhir-akhir ini.

Seperti bisikan iblis yg mampu menarik anak adam memakan buah terlarang. Sangat manis dan menggoda iman tiap insan dengan kenikmatan sekejap duniawi.

"GUE COWOK ARION!! " Teriaknya terengah-engah mengatur nafas karena efek hawa panas masih kental menyelimuti dirinya.

Mengeratkan tangan kanannya ke arah selimut itu, nyeri dan pedih mulai ia rasakan di jemari itu.

Kali ini ia sekuat tenaga menahan emosi, perasaan acakan yg bahkan ia tidak bisa memahami semakin membuat dirinya linglung.

Mengoseh kasar surai merah miliknya yg sudah kusut, kembali ia merasakan amarah yg memuncak. Menatap tegas ke arah sosok itu lagi dan lagi. Hingga ia kehilangan Kata-kata ataupun sumpah serapah di lidahnya.

HTS with Papih - {Fanfic} ~ RionCaine (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang