9

1.5K 144 4
                                    

Late post guys 🥲
Yak karena ada huru hara end season mlbb ygy

.

.

.

.

.

.

.

.

Bodo amat sama mereka yg lovely dovely, duit nomor satu dikota ini. Celoteh itu cukup terdengar oleh Arion dan Harris.

Seketika mereka saling bertatap mata dan terkekeh mendapatkan kelakuan M-chan mereka. Yg biasa dikenal dengan tampilan gahar, bawel, cerewet, sisi lainnya ternyata mata duitan. Uhuk! Ralat, bukan mata duitan tapi rasional.

.

.

.

.

.

.

.

"Riss" Dan sosok yg dipanggil pun fokusnya tertuju ke arah sumber suara.

Tawa yg tadi menyelimuti mereka saat menertawakan M-chan yg ternyata absurd juga seperti para talentnya auto hilang.

Ekspresi wajah pria dihadapannya ini kembali kelabu, aura bersalah pun mengelilingi mereka. Saling berasumsi, beradu dengan pemikiran masing-masing.

Atmosfir kembali terasa berat diantara dua anak adam ini.

Bahkan helaan nafas terdengar jelas dalam ruangan bersuhu 20 derajat itu, cukup dingin namun kedua tangan yg tertaut memunculkan sensasi panas.

Tak nyaman dengan interaksi keduanya, Harris memilih menarik tangan kanannya ke dalam selimut.

Saat tangan kekar milik sang lawan bergerak mendekat kontan ia menarik selimut sampai menutupi kepala.

Ia tak mau mengulang kejadian kemarin, trauma? Yak! Bisa dibilang begitu.

Cwo bersurai merah ini tak terbiasa dengan skinship yg intens. Sedangkan lawan bicaranya ini memiliki kelakuan itu. Ntah disadari atau tidak oleh si pelaku.

"Sorry" Sepatah kata yg muncul dari bibir tipis itu terdengar seperti bergetar.

Hening lagi, sepuluh menit berlalu dan tak ada jawaban dari sosok yg rebahan di kasur ukuran king size.

"Gak" Sahut Harris mantap menolak permintaan maaf Arion

Perasaan yg tak bisa ia pahami kembali hadir layaknya mantan. Masih kesal dengan semua perlakuan yg ia terima. Tidak semudah itu ia melupakan kejadian yg telah mencakar harga dirinya.

"Jadi gue gak dimaafin nih? " Nada lemas dengan bumbu gurauan kembali terdengar menggema di ruangan.

Kepalanya lunglai dengan punggung yg membungkuk kedepan, duduk di kursi kayu tepat disamping kanan kasur.

Bubur yg sedari tadi bertengger dijari itu mulai mendingin, kehabisan cara ia meluluhkan sosok cwo bersurai merah ini.

Hening lagi, gurauan Arion tak mampu meluluhkan Harris yg masih kesal. Merajuk lebih tepatnya.

Lima belas menit berlalu tanpa ada kalimat jawaban dari Harris. Percakapan yg menggantung. Mulai panik Arion sampai dengan kata pembuka dari sang lawan bicara.

"Aku... " Oke fix kali ini justru Harris yg jadi merasa bersalah.

Ahh sialan demon satu ini, bisa-bisanya ia berbicara dengan nada deep voice miliknya dengan intonasi yg sangat membuat Harris iba.

HTS with Papih - {Fanfic} ~ RionCaine (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang