21

866 94 5
                                    

When lu sibuk ngerank mlbb dan lupa ada chapter halu yg nunggu dilanjuti be like : bjirr blm up 🙂
votenya yaw, macieww 😘

.

.

.

.

.

.

.

Selang beberapa menit matahari masih belum memunculkan batang hidungnya. Sedikit beringsut ke arah kiri memposisikan dirinya lebih nyaman di kasur cowo yg biasa memanggilnya gamemate.

"Jangan pergi" Suara khas Harris memenuhi indera pendengaran Arion cukup ambigu

"Gak" Masih setia menemani Harris dan memberikan tepukan pelan dibahu, layaknya sosok ibu yg sedang menenangkan buah hatinya.

"Mmm. Arion.. I think.. I'm in love with you... Sorry" Semakin melemah didalam kalimat yg ia ucapkan tapi mampu membuat sambaran petir di pagi hari ke arah Arion.

.

.

.

.

.

.

Seperti halnya orang limbung, Arion masih berusaha mencerna kejadian yg begitu singkat menimpa dirinya pagi ini.

Pulang dengan sedikit oleng, yaaa.. Cuma sedikit. Ya kali lu oleng depan camer, hancur harga diri sebagai calon dongs.

Auto pasang muka datar, padahal hatinya dag dig dug ambyar. Cukup satu kalimat dari Harris membuat Arion mendekati gila dan hampir salto dari balkoni rumah Harris.

Tapi... Tapi tunggu dulu jangan terburu-buru, semua masih tahap awal. Setiap orang bisa berubah perasaannya, begitulah manusia. Bukan berarti Arion meragukan pernyataan si cwo rambut merah itu. Kata "I think" Yg membuat arion meletakan tangan kirinya ke dagu untuk membantunya berfikir jernih sebelum mengambil keputusan.

Sisi lain dari dirinya merasa senang bukan kepalang. Sisi lain lagi mengucapkan sebaliknya. Hanya saja ia merasa belum bisa menerima kenyataan. Nah loh, papih? Gak boleh kabur lhoo. Udah bikin anak orang baper mosok mau di ghosting?

Dilema ketika dia diberikan label "teman" Oleh Harris yang rasanya dalam sekejap berubah status lagi. Kini ia lebih dilema lagi ingin melangkah lebih jauh ke jenjang selanjutnya. Yaitu lover?

Cinta atau karir? Pilihan yg susah bagi Arion. Kini ia menyadari kenapa Harris menolak kedekatan mereka yg pasti menyakiti sang lawan bicara, Arion.

But now I know ris. Bingung sekaligus senang makin membelenggu arion hingga ia rasanya ingin berteriak. Ntah itu teriakan bahagia atau justru teriakan frustasi?

Mendongakan kepalanya ke atas, menghela nafas, meraupkan kedua tangan miliknya ke wajah. Berusaha menghentikan gejolak hati yg berdiskusi bersama sang otak. Beradu pendapat lebih tepatnya.

Mengikuti kata hati atau logika sang pikiran?. Rasanya Arion buntu.

Plak!

Menepuk kedua pipinya hingga ia tersadar dan kembali ke dunia nyata. Ia bukan anak sekolahan yg hanya memikirkan soal cinta dan ujian. sekarang ujian kehidupan tepat ada didepan matanya, berat dan pasti akan berlalu. Berlalu lalang maksudnya.

Yups! Jalani! Ia kembali menyiapkan materi topik pembicaraan yg akan ia tanya atau feedbackan dengan para viewers. Viewers yg telah membeli slot untuk berbicara secara private dengan para member solace di acara cafe milik solace.

HTS with Papih - {Fanfic} ~ RionCaine (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang