19. Maaf

11.7K 977 85
                                    

Kathrina berlari menuju ruangan The Pillars dengan napas memburu. Emosinya yang memuncak, membuat gadis itu membuka pintu dengan kencang dan membantingnya sesaat setelah ia memasuki ruangan tersebut. Hal itu tentu berhasil membuat keempat temannya terkesiap saat melihat Kathrina yang seragamnya tampak sedikit kusut dan berantakan.

"Darimana aja?" tanya Clara dingin sembari bersedekap dada, menatap Kathrina datar. "Kita udah coba ngehubungin kamu daritadi, tapi kamu gak dateng-dateng. Kemana aja seharian, Kathrina?"

"Gita sialan!" pekik Kathrina tertahan secara tiba-tiba, tidak menjawab pertanyaan Clara. Membuat Hazel mengerutkan keningnya, begitu pun dengan Clara, Fadel, dan juga Misya yang menatap Kathrina dengan tatapan bingung. Sudah datang dengan membanting pintu, tiba-tiba emosinya meledak-ledak. Siapa yang tidak terkejut?

Merasa paham akan situasi membuat Misya memutar bola matanya malas. "Oh. Jadi, seharian sama Gita? Pantesan anteng. Abis ngapain aja sama dia?" tanya Misya seraya menatap Kathrina dari atas sampai bawah. "Brutal banget sampe seragam lo berantakan kaya gitu."

Kancing pada jasnya terbuka. Bukan hanya kancing jasnya saja, kancing kemejanya juga terbuka pada dua kancing teratas. Kemeja yang ia kenakan tidak ia masukkan ke dalam rok, hal ini semakin lengkap dengan dasi yang melonggar. Entah apa yang Gita lakukan padanya, namun sepertinya gadis itu benar-benar berhasil membuatnya naik pitam.

"Jaga mulut lo, Misya!" gertak Kathrina sembari mengangkat jari telunjuknya, menunjuk lurus ke arah wajah Misya. Masih dengan emosi yang memuncak, gadis itu duduk pada sofa single-seat miliknya, sedikit mengacak rambutnya frustasi. "Sial. Gita udah tau kelemahan gue. Gue gak bisa diem aja."

"Hey, calm down. Emangnya, apa yang dia lakuin sampe lo kaya gini, Kath?" Hazel angkat bicara, gadis yang paling logis itu berusaha setenang mungkin, berusaha membuat Kathrina ikut merasakan ketenangan yang Hazel berikan.

Kathrina menelan salivanya, menatap lurus ke arah bawah dengan jemari yang terus menerus bergerak gelisah. "Untuk saat ini, gue gak bisa cerita ke kalian ... tapi gue benci Gita yang sekarang."

"Benci? Benar-benar cinta maksud lo?"

Kathrina membenarkan posisi kacamatanya sembari menghela napasnya panjang. Di satu sisi, ia sangat menyukai Gita. Namun, pada sisi lainnya, ia mulai tidak menyukai sifat Gita yang baru. Berdecak pelan, gadis itu berucap, "bukan gitu, Sya." Tatapannya berubah menjadi tatapan kosong. Ia mulai memejamkan matanya kemudian bersandar. "Gak tau ah! Lupain."

Ada berbagai hal yang memenuhi kepalanya. Rasa kesal yang Gita sebabkan, nyatanya telah berhasil membuat Kathrina kembali memutar otaknya, mencari cara agar gadis itu dapat kembali mengambil alih dan mengontrol Gita. Kathrina tidak akan melepas Gita begitu saja. Tidak ada yang boleh memiliki Gita selain dirinya. Hanya Kathrina seorang yang boleh memiliki Regita Sekar seutuhnya.

Termenung beberapa saat, kini Kathrina kembali menegakkan posisi duduknya seraya merapikan seragamnya. Kembali mengancingkan kemejanya dan mengikat ulang dasinya. "Anyway, ada berita apa hari ini? Kalian berhasil nemuin sesuatu?"

Clara segera memberikan ponselnya pada Kathrina, menunjukkan layar ponselnya yang menyala. Terdapat pesan anonim disana, membuat Kathrina segera menoleh kembali menatap Clara lekat. "Apa maksudnya?" tanya Kathrina yang masih mengikat dasinya.

Misya menyelak, "emangnya, lo gak dapet pesan yang sama?" gadis cantik itu sedikit memicingkan matanya. Mendengar pertanyaan Misya, Kathrina segera membuka ponselnya sendiri. Ternyata benar saja, pesan tersebut juga masuk ke dalam ponsel Kathrina. Tetapi, tadi dirinya sedang diinterogasi oleh Gita, membuatnya tidak dapat membuka pesan tersebut secara langsung.

Kathrina mengepalkan tangannya. "Shit. Kalian tau ini siapa?" tanyanya tegas.

"Untuk saat ini, gue masih curiga sama Flora dan Fiona." Clara mengambil ponselnya yang berada pada genggaman Kathrina kemudian kembali menatap semua temannya secara bergantian. "Tapi, kemarin kita udah interogasi Flora dan dia gak kasih kita jawaban yang jelas karena ada interupsi dari Freya."

Obsessed (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang