Dinginnya malam yang sedikit menusuk, nyatanya tidak begitu buruk bagi Kathrina yang kini tengah bersandar pada bahu Gita. Gelapnya malam tak begitu menyeramkan jika Gita berada di sebelahnya. Melihat para siswa maupun siswi melakukan mini games di depan api unggun, membuatnya merasakan suasana baru. Malam yang dingin kini terasa hangat karena Gita merangkulnya dan menyelimutinya dengan jaket yang ia bawa.
"Aku gak pernah tau kalo aku bisa rasain suasana hangat dan nyaman kaya gini. Aku harus bilang makasih gak sih ke Om Daniel?" tanya Kathrina seraya menatap Gita dalam dengan senyum manisnya. "Liatin mereka bercanda di depan api unggun, bersandar sama kamu kaya sekarang, sambil liatin bulan dan bintang." Kathrina kembali bersandar pada bahu Gita, membuat Gita ikut menyandarkan kepalanya pada kepala Kathrina. "Aku suka suasana ini, Gita."
"Aku suka kamu, Kathrina," ucap Gita yang membuat Kathrina terkekeh pelan. Baik Kathrina maupun Gita, kini keduanya sama-sama terdiam. Sunyinya terasa ramai namun juga tenang disaat yang bersamaan. Menikmati suasana yang mungkin hanya akan terjadi sekali seumur hidup mereka. "Kath?" panggil Gita, Kathrina hanya mendeham pelan dan melirik Gita kilas. "Maaf kalo aku-"
"Hai. Gue boleh duduk di sini, gak? Disana rame banget soalnya," interupsi seorang laki-laki yang baru saja hadir dan duduk tepat di sebelah Kathrina karena kebetulan memang kosong. Kathrina dan Gita memang sedikit menjauh dari api unggun karena keduanya sama-sama kurang menyukai keramaian.
Baru saja Gita ingin mengusir laki-laki itu, namun Kathrina dengan cepat mengangguk dan mengizinkannya terlebih dahulu. "Boleh, kok. Duduk aja," jawabnya seraya tersenyum manis.
Gita melirik tajam dan memicingkan matanya dengan tatapan tak suka. Apa-apaan ini? Lagi dan lagi, Gian datang dan mengganggu waktu luangnya dengan Kathrina. Terlebih, laki-laki itu duduk tepat di sebelah Kathrina, membuat Gita semakin kesal. Napasnya memburu, namun Kathrina tidak menyadarinya karena ia terlalu nyaman bersandar pada Gita.
Perlahan, tangan Gita yang mulanya bertengger pada pundak Kathrina, kini beralih memeluk erat pinggang gadis tersebut. Membuatnya sedikit terperanjat, namun Gita tetap menunjukkan wajah datarnya. "Kak? Tiba-tiba banget?" bisiknya heran yang kini menegakkan tubuhnya untuk membenarkan posisi duduknya.
Kathrina memeluk Gita, kembali menyandarkan kepalanya pada bahu gadis yang lebih tua. Namun, belum lama ia bersandar, Gian tiba-tiba mengajaknya berbicara ringan. Membuat Gita memutar bola matanya malas dan menghembuskan napasnya kasar.
Kathrina memang menjawab pertanyaan Gian dengan jawaban seadanya, tetapi tetap saja, Gita tidak menyukai hal tersebut. Kini tangannya semakin menarik tubuh Kathrina secara perlahan, membuat Kathrina menoleh dengan tatapan bingung. "Kamu kenapa sih? Ada apa?"
Gita bungkam dan tak mengeluarkan sepatah kata pun. Namun, tangan Gita tak dapat berbohong. Tangannya perlahan masuk ke dalam sweater Kathrina, mengelus perutnya lembut dengan wajah datarnya. "Git? Geli," bisik Kathrina sedikit menggeliat karena tangan dingin Gita. Gadis itu menangkup wajah Gita gemas. "Kenapa sih kamu, hm?"
Gita menggeleng cepat, enggan menjawab. Sialnya, Gita tak dapat menutupi wajah kesalnya. Sedari tadi gadis itu terus menghembuskan napasnya kasar, sesekali melirik tajam ke arah Gian. "Bisa gak kita ke tenda duluan?" bisik Gita yang membuat Kathrina menggeleng pelan karena acara api unggun pasti masih berjalan sampai larut malam nanti.
Gita mengulum bibirnya sebelum akhirnya mengerucutkannya, memelas menatap Kathrina. "Please? Aku mau ditemenin sama kamu, Kath."
Gian yang masih menatap kedua orang di sebelahnya, kini berceletuk, "kalo mau ke tenda, duluan aja. Gue bisa temenin Kathrina kok di sini." Gian menarik bahu Kathrina kuat kemudian merangkulnya, membuat Gita mengeraskan rahangnya melihat tangan Gian yang kini tampak seperti memeluk tubuh Kathrina dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed (END)
Fanfiction"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana dan menyenangkan, tiba-tiba berubah menjadi mewah namun begitu menyesakkan? Mulai dari masalah kelua...