Sinar mentari pagi, disertai kicauan burung yang telah terdengar, membuat Kathrina perlahan membuka kedua kelopak matanya. Suasana dingin namun tak menusuk pada pagi hari itu, membuat Kathrina ingin terus berada di dalam selimut tebalnya. Menatap wajah tenang Gita yang masih terlelap, Kathrina tersenyum tipis. Gadis itu meletakkan telapak tangannya tepat di atas pipi serta rahang tegas gadis di sebelahnya.
Perlahan mengusap lembut pipi Gita, Kathrina bergumam pelan, "aku takut kamu pergi, Gita. Tapi ... terima kasih udah berusaha untuk buat aku percaya sama kalimat kamu kemarin malam. Semoga, apa yang aku takutkan gak akan pernah terjadi."
Gita mengerang pelan kala merasakan sentuhan dari ibu jari Kathrina pada wajahnya. Gadis itu menarik tubuh Kathrina, memeluknya erat, tak lupa mengecup pucuk kepalanya. "Pagi, Kathrina," ucapnya dengan suara serak khas orang yang baru saja terbangun dari tidurnya. "How's your sleep, hm? Nyenyak?"
Kathrina mengangguk. "How about yours, sayangku?" Kathrina melepaskan dirinya dari pelukan Gita, kemudian bangkit dan mendudukkan tubuhnya. Menangkup wajah Gita kemudian mengecup pacarnya kilas yang masih merebahkan tubuhnya, membuat Gita mengerjapkan matanya beberapa kali. "Kamu tidurnya nyenyak, gaaak?"
Gita membeku usai mendapatkan kecupan itu pada pagi hari, membuat Kathrina terkekeh melihat respon yang diberikan oleh Gita. Gadis yang lebih muda menyelipkan helaian rambutnya tepat ke belakang telinganya, kemudian kembali menangkup wajah Gita, menghujaninya dengan kecupan manis di seluruh bagian wajahnya. Kecupan itu diakhiri dengan ciuman lembut di akhir dengan durasi sedikit lama. Hanya menempelkan bibirnya pada bibir Gita.
"Udah ah, nanti telat sekolahnya." Usai menghujani Gita dengan amat banyak kecupan manis, gadis itu beranjak dari atas kasurnya, meninggalkan Gita dengan pipinya yang mulai berubah menjadi merah padam. Padahal ini bukan pertama kalinya Kathrina menghujani Gita dengan kecupan pada pagi hari, tetapi, entah mengapa hari ini terasa berbeda.
"Git ... apa sih yang kamu pikirin?" monolognya seraya menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Gadis itu berusaha untuk kembali menetralkan detak jantungnya yang terasa begitu cepat. Gita bangkit dari tidurnya, mendudukkan tubuhnya kala melihat Kathrina yang kini memasuki kamar mandi. "Kalo kaya gini, sama aja kaya ngasih Kathrina harapan. Aku harus apa?"
•
•
•"Git? Masih lama siap-siapnya?" tanya Kathrina yang kini tengah memasang dasi pada seragamnya. Setelah beberapa saat, Gita tersenyum dengan seragamnya yang terlihat sedikit berantakan. Kathrina menatap Gita dengan tatapan marah. "Ini kenapa masih acak-acakan kaya gini sih seragamnya? Kamu kaya anak kecil aja. Sini."
Gita berjalan mendekat ke arah Kathrina, membuat gadis di hadapannya menarik dasi Gita untuk ia rapikan. Jarak diantara keduanya terpaut sangat tipis, membuat jantung Gita kembali berdegup kencang. Mengapa belakangan ini ia semakin sering merasa gugup kala dekat dengan Kathrina? Ia pun tak mengetahui jawabannya secara pasti.
Kathrina mengikat dasi Gita dengan begitu baik dan telaten. Bahkan, simpulnya tampak begitu rapi saat Kathrina telah menyelesaikannya. Gadis itu sedikit menarik dasi Gita, mengecup lembut bibir sang pacar kilas. "Cantik, suka." Kathrina tersenyum manis, mengusap bibir Gita agar tinta merah pada bibir gadis itu tidak terlihat berantakan.
"Yuk, sarapan." Kathrina menggenggam jemari Gita, membuatnya kini ikut melangkah bersamanya ke lantai bawah. Sesampainya mereka di lantai bawah, tiba-tiba langkah Kathrina terhenti saat menatap keluarganya lengkap sudah berada di meja makan, duduk pada kursinya masing-masing.
Gita yang merasa genggaman pada tangannya menguat, kini berjalan terlebih dahulu. "Ayo? Ikut aku." Gita melangkah terlebih dahulu, menarik Kathrina lembut. Gadis yang lebih tua menarik kursi untuk Kathrina terlebih dahulu, kemudian duduk pada kursinya sendiri. "Pagi, Pa, Ma, Kak Jinan," sapanya pada semua orang yang telah duduk terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed (END)
Fanfiction"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana dan menyenangkan, tiba-tiba berubah menjadi mewah namun begitu menyesakkan? Mulai dari masalah kelua...