08. Them

12.6K 997 49
                                    

Makan malam berjalan lancar tanpa adanya hambatan. Hanya terdengar denting alat makan yang saling terbentur satu dengan lainnya. Karena terasa sangat hening karena tiada pembicaraan, gadis berambut coklat itu pun menoleh.

"Ma, Papa mana? Dari tadi aku gak liat Papa." Hazel membuka pembicaraan seraya menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Sang ibu tersenyum tipis. "Mungkin pulang agak larut," jawabnya seadanya. Karena memang nyatanya ia tidak mengetahui suaminya sedang berada dimana saat ini. "Oiya, kalian gimana sekolahnya?"

"Baik kok, Ma. Tadi belajar banyak hal baru dan materi baru," balas Clara seraya tersenyum begitu manis. Gadis itu kembali melanjutkan makannya. Namun, sesaat kemudian ia berhenti memakan makanannya. Clara menatap genangan sup yang berada di dalam mangkuk terpisah.

"Itu supnya kenapa gak dimakan, Clara? Bukannya kamu suka banget sama sup seafood? Atau kamu masih suka pilih-pilih makanan, hm?"

Clara tertawa canggung lalu beralih menatap sang ibu. Hazel awalnya tidak begitu memerhatikan situasi. Namun, karena mendengar kekehan Clara, kini Hazel pun mengangkat wajahnya. Melirik Clara yang terus mengaduk sup miliknya tanpa memakannya.

Hazel terkejut bukan main. Gadis itu menggebrak meja kencang. "MA! APA SIH? KOK KASIH SUP SEAFOOD INI KE CLARA?"

"Loh? Clara suka, 'kan? Ini Mama buat khusus loh, karena ini makanan kesukaan Clara," jelasnya sumringah. Hazel menarik mangkuk sup milik Clara, namun dengan cepat gadis yang lebih muda menahan tangannya.

"A-aku suka kok, Zel! Ini udah dibuat khusus sama Mama. Masa gak aku makan?" Clara menatap Hazel masih dengan senyum manisnya. Kemudian, ia menoleh, menatap sang ibu. "Makasih banyak ya, Ma? Mama udah repot-repot masakin ini buat Clara. Terima kasih banyak, Mama."

Setelah beberapa pertimbangan, Clara memberanikan diri untuk memakan sup miliknya tak peduli berapa kali Hazel melarangnya. Tak lupa ia memakan satu ekor udang dan menyeruput sesendok kuah dari sup tersebut.

gadis itu mengunyah makanannya secara perlahan kemudian menelannya. "Enak, Ma," tuturnya, dengan senyum yang masih merekah seraya menatap sang ibu.

Beberapa saat kemudian, dering ponsel berbunyi menandakan adanya telepon yang masuk ke dalam ponsel sang ibu. "Sebentar ya, ini ada telepon. Kalian Mama tinggal dulu." Beliau meninggalkan Clara dan Hazel berdua di meja makan.

Tak lama, Clara tersedak. Ia mencekik lehernya sendiri, merasa sesak dan gatal pada leher dan sebagian tubuhnya. Gadis itu meminta pertolongan Hazel dengan napasnya yang sudah tercekat. "Zel. H-help, Zel."

Hazel berdecak kesal. "AKU UDAH BILANG, RA!" Gadis itu panik melihat Clara yang kini mukanya memerah, matanya juga ikut memerah dan berair. "Ngeyel banget sih!"

"Jangan makan seafood! Kamu alergi sama makanan laut, Clara!" Hazel pun bergegas berlari ke kamar Clara, mencari antihistamin dan beberapa obat lainnya untuk meredakan alergi yang Clara alami.

Sedangkan Clara pergi ke toilet, berusaha memuntahkan semua makanan berbahan dasar makanan laut itu ke dalam kloset. Gadis itu terus terbatuk di dalam sana, beruntung Hazel dengan sigap memberikan obat Clara dan segelas air putih kepadanya saat Clara telah keluar dari toilet.

"Ra, kamu gak bisa makan makanan laut, Ra," Hazel kembali mengingatkan Clara. Namun Clara hanya tersenyum kecut mendengar peringatan dari Hazel.

"G-gapapa, Zel. Mungkin Mama lupa," ucapnya terbata-bata, napasnya masih sedikit tercekat, membuatnya sulit untuk berbicara. "Antara lupa dan ... g-gak pernah inget kalo aku punya alergi sama makanan laut."

Hazel menatap Clara iba. Walaupun dari ibu yang berbeda, ibu kandungnya tetap keterlaluan. Bagaimana bisa ia lupa bahwa Clara memiliki alergi? "Mama harusnya gak lakuin itu ke kamu, Ra!" geram Hazel.

Obsessed (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang