— 𝙋𝙐𝙕𝙕𝙇𝙀 𝙋𝙄𝙀𝘾𝙀 —
"YAK, PARK SIWON!"
Suara lantang itu membelah keheningan yang ada di ruang makan, seluruh pandangan kontan teralihkan pada tiga wanita yang datang. Tentu saja mereka datang bukan untuk berdamai dengan Park Siwon, melainkan melawannya.
"Ibu," panggil Yuju pelan.
Wanita yang dipanggil ibu oleh Yuju menatapnya sebentar, sebab tujuan utama dia datang kemari adalah untuk menemui Park Siwon. Dia tidak sendirian pastinya, dia bersama dengan istri pertama dan kedua Park Siwon—Yuri dan Yoona. Sedang dia istri ketiga Siwon, yakni Tiffany—ibunya Yuju dan Sinb.
"Kau harus melunasi semua hutangmu padaku," ujar Tiffany. "Kau pikir, perusahaan-mu itu bisa berdiri dengan sendirinya, begitu?"
"Anak-anak," panggil Siwon saat dia mulai merasa posisinya akan terancam. "Jangan dengarkan dia, Ayah kalian ini—"
"Menguras harta semua istrinya!" potong Yoona tegas. "Terutama harta Tiffany ssi, kau menghancurkan karirnya dan merampas semua hartanya, entah itu uang juga anak keduanya."
Yuju menelan ludahnya dengan susah payah, dia menoleh ke arah Sinb yang merupakan satu-satunya orang yang dia curigai sebagai anak kedua dari ibunya. Benarkah demikian? Jadi, selama ini Yuju bermusuhan dengan adiknya sendiri? Dia menggelengkan kepalanya, menggubris prasangka itu.
"Kau bilang akan mengurus Putriku dengan sungguh-sungguh, kau bilang kau akan merawatnya, tapi apa ini?" Tiffany dibuat tidak habis pikir saat melihat kondisi Sinb. "Brengsek!"
"Ibu, ada apa?" tanya Sowon pada Yuri.
"Ayahmu itu, merampas uang Tiffany untuk membangun perusahaannya sendiri," bisik Yuri. "Semua yang dimiliki oleh Ayahmu itu bukan miliknya."
"Aku melakukan semua ini untuk anak-anak!" yakin Siwon.
"Tidak." Yoona menyahut. "Kau melakukan semua itu untuk dirimu sendiri, benarkan? Benar, kau memang brengsek!"
Sowon berusaha mengatur napasnya yang mendadak jadi tidak beraturan, dia juga menjadi sesak menghadapi situasi saat ini. Yuri yang mengetahui betul kondisi putrinya pun segera menuntunnya menjauh dari keributan yang terjadi.
"Kau harus tinggalkan rumah ini, dan hak anak-anak sudah berada di tangan kami," tutur Yoona seraya menunjukkan surat hak asuh anak-anak.
"Silakan." Tiffany memberinya jalan. "Kau masih ingat di mana jalan keluar, bukan? Tinggalkan rumah ini, tinggalkan perusahaan karena kau sudah bukan lagi penguasa di sana."
"Fany ah," mohon Siwon.
"Silakan."
"Sinb yya, beritahu Ibumu, bilang padanya kalau Ayah sudah mengurus-mu dengan baik, sudah merawat-mu sampai sekarang, kau—"
"KELUAR!" sentak Tiffany tegas dan lugas. "Atau ingin dipaksa keluar oleh pihak yang berwajib?"
Kedua tangan Siwon mengepal, dia menatap satu persatu orang di sana sebelum pada akhirnya menghilang.
"Yuju yya!" panggil Tiffany. "Ibu minta maaf~"
"Ibu~" balas Yuju, ia memeluk Sang Ibu setelah berpisah cukup lama dengannya. "Aku juga minta maaf, seharusnya aku tidak memaksa minta tinggal dengan Ayah, maaf~"
"Eunha yya!" seru Yoona begitu melihat Eunha masih mematung di tempatnya.
"Ibu!!!"
Semua berada dalam dekapan ibu masing-masing, sedang Sinb hanya berdiri dan menyaksikan. Setelah dirasa terlalu menyakitkan, dia memutuskan untuk pergi dari mereka saja. Melihat kehangatan di depan matanya hanya akan menambah luka.
Langkah Sinb terhalang oleh Yerin yang sedang meraba-raba mencari jalan, ketika Yerin menyentuh lengannya dan tersenyum seperti mendapatkan penerang. Sinb dengan kasar menangkisnya, membuat Yerin tersungkur di lantai akibat tangkisan yang disertai dorongan kuat.
Sinb bahkan mengabaikan Yerin yang meminta bantuan, gadis itu bergegas masuk ke dalam kamar.
"Yerin ah!!!"
"Ibu!!!" panggil Yerin senang bukan main. "Ibu, Ibu, Ibu tolong, Ibu tolong seseorang mendorongku."
"Putriku~" lirih Yuri di sela membantunya beranjak. "Kau mau ke mana, hm? Mengapa tidak panggil Ibu?"
"Sowon eonnie, a-aku, aku ingin bertemu Sowon eonnie," jawabnya.
"Baiklah, ayo ikut dengan Ibu ke sini."
PRANK!
Suara kaca yang pecah terdengar begitu keras, tidak lama setelah itu terdengar jeritan melengking dari arah kamar tersebut. Secara naluriah Sinb keluar dari kamarnya, dia tahu betul kalau jeritan itu milik Umji. Maka dia berlari menuju ke kamar Umji, dia mendorong paksa pintu kamarnya dan melihat Umji berdiri di depan jendela yang pecah.
"Umji yya," panggil Sinb pelan sekali. "Park Umji."
Umji membalik tubuhnya, dia memang tersenyum, tapi dari matanya sudah menjelaskan betapa dia menderita saat ini.
"Aku melihat mereka di jendela, jadi aku lempar jendelanya hingga pecah," kata Umji. "Mereka hilang saat ingin aku pukuli."
Sinb menelan ludahnya dengan susah payah, dia maju selangkah menghampiri Umji. Dan Umji masih tersenyum saja di sana, dia geleng-geleng kepala hingga berakhir menitihkan air mata kepedihan. Sebelah tangannya menunjuk ke arah jendela yang pecah.
"Mereka tadi di sana, mereka menatapku, jadi aku pecahkan saja jendelanya," ungkap Umji. "Mereka merusak tubuhku, mereka merusak masa depanku, mereka harus dipecahkan!"
"Umji yya~" lirih Sinb. "Hentikan."
"MEREKA JAHAT! MEREKA JAHAT! MEREKA JAHAT PADAKU!" jerit Umji tidak tertahan, berakhirlah Sinb memeluknya dengan erat.
— 𝙋𝙐𝙕𝙕𝙇𝙀 𝙋𝙄𝙀𝘾𝙀 —
"Tidak lucu sekali."
Yuju menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, dia benar-benar merasa sangat tertekan setelah mengetahui kebenaran tentang Sinb sebagai adik kandungnya.
"Ibu, yang benar saja? Sinb, dia adikku? Tidak, Sinb bukan putrinya Ibu, kan?"
"Yuju ah," panggil Tiffany. "Sinb adikmu, dia diambil paksa oleh Ayahmu saat masih bayi, saat itu Ibu tidak bisa berbuat apa-apa."
"Tidak."
"Apa Sinb tidak pernah mengatakannya?"
Yuju menggelengkan kepalanya lagi.
"Berdamailah, dia Adikmu. Sinb itu putrinya Ibu, Sinb adikmu, Yuju."
"Kami tidak pernah akur, kurasa—Ibu, aku selalu membuatnya berada dalam bahaya, aku tidak pernah memperhatikannya selama ini," sesal Yuju. "Sinb yya, maaf~"
"Bagaimana keadaan Sowon?" tanya Tiffany saat Yuri datang. "Dia baik-baik saja, kan?"
"Sudah lebih baik," jawab Yuri. "Bagaimana dengannya? Aku takut kehilangannya."
Tiffany beranjak berdiri, dia menuntun Yuri untuk segera duduk di sofa. Dengan perlahan Tiffany mengusap bahunya, menenangkannya dari ketakutan akan kehilangan.
Yuju menoleh ke arah pintu kamar Umji, dikatakan oleh Ibu Yuri bahwa Sinb berada di dalam sana. Setelah terdengar pecahan dari dalam, Yuri melihat Sinb berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sementara itu, Yoona sedang di luar menunggu Dokter untuk memeriksa kondisi Umji yang bisa dibilang makin parah saja.
"Ibu, berhenti memperhatikanku mulai sekarang," ujar Yuju. "Sebaiknya, Ibu perhatikan Sinb juga."
"Pernah," ucap Tiffany. "Tapi dia bilang dia lebih suka diperhatikan oleh Ayahnya."
"Tapi dia pasti ingin diperhatikan Ibu juga," yakin Yuju. "Dia memang suka lain di hati lain di mulut, Bu."
"Mengapa banyak luka di wajahnya?" tanya Yuri. "Sinb juga berjalan dengan tertatih saat menuju ke kamar Umji."
"Si Brengsek itu menghukumnya," jawab Tiffany. "Sialan, itulah alasan mengapa aku mengajak kalian untuk melabrak Si Brengsek itu sekarang! Dia sudah keterlaluan!"
— 𝙋𝙐𝙕𝙕𝙇𝙀 𝙋𝙄𝙀𝘾𝙀 —

KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece
Fanfiction[COMPLETED] Park Siwon merupakan bangsawan terpandang, ia menjadi panutan orang-orang di sekitarnya. Namun, tidak ada yang tahu betapa tidak berperasaan nya pria tersebut. Ia menikah bukan dengan satu wanita saja. Tapi kisah ini bukan milik Park Siw...