Bagian-24

292 46 24
                                    

— 𝙋𝙐𝙕𝙕𝙇𝙀 𝙋𝙄𝙀𝘾𝙀 —

"Ini Ibu, berikan tanganmu."

Sinb menatapnya dingin, dari caranya menatap benar-benar mirip dengan Jessica. Wanita itu tersenyum, kemudian ia membelai dahi Sinb dengan penuh kasih sayang. Saat Sinb tidak merespon, maka dialah yang memulai menggapai tangannya, menggenggamnya dan merasakan dinginnya telapak tangan Sinb.

"Ibu tahu, Ibu memang tidak pantas untuk dimaafkan, Ibu telah membiarkan anak Ibu tinggal dengan seseorang yang bahkan tidak pernah menyayangimu."

"Tapi, kau tahu?"

"Dia mengambil paksa dirimu dari Ibu, menjadikan dirimu sebagai pengganti bayi lain yang meninggal."

"Ibu di sini sekarang, jadi bersenang-senanglah bersama Ibu, ya?"

Ketika Jessica melepas genggamannya, tangan Sinb spontan terjatuh. Jessica bingung, tapi dia masih bisa berpikir baik-baik dengan kembali menggenggam tangannya.

"Apa-apaan ini?" tanya Jessica. "Ayo pegang tangan Ibu, Ibu di sini sekarang."

"Pergi," jawab Sinb. "Pergi dari sini, sekarang."

"Apa?"

"Pergi."

"Tapi, kenapa?"

Sinb tersenyum picik. "Pergi!"

"Tidak!!!"

"Pergi!!!"

"Ini Ibumu, dia—"

"AKU BILANG PERGI DARI SINI SEKARANG, PERGI!"

Jessica tersenyum kecut, ia melepas genggaman itu dan lagi-lagi tak ada respon barang sedikit pun darinya. Dia melipat kedua tangan di bawah dada, mulai manggut-manggut sambil memperhatikan Sinb yang belum mengubah posisinya dari tadi.

"Baiklah, jika itu memang keinginanmu," ucap Jessica. "Tapi asal kau tahu, aku Ibumu, tidak ada yang bisa—"

"Kumohon~"

Sorot mata Jessica berubah sendu, suara Sinb yang berubah menjadi rendah dan gemetar membuatnya terenyuh. Menangiskah anak ini?

Ya, air matanya mengalir begitu saja. Bibir Sinb bahkan sudah bergetar, dia menahan suaranya lagi karena jika berbicara akan menambah rasa sakit dan tangisnya bisa makin pecah.

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanya Jessica. "Bicaralah, Ibu di sini sekarang, Ibu akan mendengarkan-mu, Ibu di sini, Sinb yya."

Sinb menggelengkan kepalanya. "Tidak~"

"Ah, putriku. Jangan menangis, apa yang membuatmu menangis, hm? Jangan menangis, kau membuat Ibu sedih, Nak."

Sinb menelan ludahnya dengan susah payah. "Pergi, pergi saja dari sini, jangan temani aku, aku hanya akan menyusahkan saja, pergi~"

"Apa yang kau—"

"Kumohon, biarkan aku sendirian saja~"

Jessica menggeleng, tentu saja dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia mendekap tubuh Sinb yang masih terbaring, masih belum bergerak sejak tadi.

"Ada apa denganmu, Sinb?"

"Mengapa kau diam saja?"

"Sinb, katakan pada Ibu, bisa?"

Tubuhnya sudah tidak bisa ia gerakkan lagi, sekarang yang masih bisa Sinb rasakan hanya pada bagian kepala saja, dari bahu sampai ke bawah semua terasa kaku. Dia sudah kehilangan kenikmatan yang diberikan oleh Tuhan itu.

Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang