Sama seperti Naruto, sejujurnya Sakura pun menyadari kalau kedua orang tuanya yang selalu mendekatkannya pada Naruto. Sekalipun mereka tak terang-terangan melakukan itu namun siapa yang tak merasa janggal saat dirinya dan Naruto bahkan selalu berada di sekolah atau lingkungan yang sama sejak mereka kecil, juga kebetulan-kebetulan yang tak terlalu masuk akal yang selama ini selalu terjadi pada mereka berdua. Itu semua sangat mustahil tanpa dicampur tangani kedua keluarga mereka.
Namun mau bagaimana pun keluarganya mendekatkannya pada Naruto, baik Sakura maupun Naruto tak memiliki perasaan apapunseperti yang diharapkan para orang tua. Justru karena terlalu sering bersama perasaan mereka menjadi tak ada yang istimewa. Daripada disebut saling jatuh cinta hubungan mereka dimasa kecil lebih cocok disebut persaudaraan. Lalu kenapa tiba-tiba Naruto mengatakan hal yang sebaliknya, apa laki-laki itu gila?
"Ayah tak tau kalau kau menyukai Sakura sejak dulu, Naru" Ucap Minato setelah acara makan malam selesai. Pembicaraan yang seharusnya telah usai itu kembali diangkat keatas. Seolah ingin dibahas terus menerus.
"Aku pun begitu, sejujurnya aku baru menyadari ketika kami kuliah. Kesibukan membuat kami jarang bertemu dan dari situ aku menyadari perasaannku" Kata Naruto dengan mata yang lagi-lagi mencuri lirik pada Sakura yang masih diam. Wajahnya tak lagi mendung dan sedih, ekspresinya justru lebih seperti dingin dan penuh kebencian.
"Wah, apakah kisah cinta ini memiliki teknik tarik ulur" Kata Mebuki menopang dagu, menatap Naruto dan Sakura menggoda.
Naruto tertawa, tawa yang jika didengarkan lebih jelas terdengar seprti paksaan.
"Jadi kapan kita akan melaksanakan pernikahannya? Bukan kah kebih cepat lebih baik? Naruto sudah mapan dengan posisinya sekarang, Sakura-chan sebentar lagi juga sudah menyelesaikan masa Co-ass nya kan?" Kata Kushina bersemangat. Wanita berambut merah itu memang begitu menyukai Sakura, mungkin efek hidup dengan dua laki-laki berambut kuning yang tak pernah berpihak padanya membuat ia begitu menyanyangi Sakura dari gadis itu kecil.
"Bagaimana dengan awal musim semi? Aku rasa acara pernikahan di bulan itu akan sangat romantis. Iya kan Kushina-san? " Mebuki tak kalah semangat, matanya berbinar-binar cerah.
"Musim semi? Itu berarti satu bulan dari sekarang" Gumam Minato yang masih didengar semua orang.
"Ya, aku sangat setuju. Satu bulan adalah waktu yang sangat cukup untuk persiapan. Dimusim itu juga Bunga-bunga Sakura akan menemani pemberkatan Sakura dan Naruto, itu benar-benar sangat manis" Keluh Kushina lagi yang ditanggapi dengan raut bahagia yang sama oleh Mebuki dan selagi kedua wanita itu sibuk dengan pembicraannya Minato dan Kizashi pun mulai ikut memikirkan langkah selanjutnta untuk kedua anak mereka, sedangkan Sakura dan Naruto hanya saling melirik. Sakura dengan kebenciannya dan Naruto dengan senyum miringnya.
——
"Kenapa kau menyetujuinya, bodoh! " Sakura tak dapat menahan amarahnya lebih lama saat hanya tinggal ia dan Naruto saja di parkiran Restoran malam itu. Orang tua mereka sudah pulang duluan dan meninggalkan mereka dimobil yang sama dengan dalih pendekatan.
"Kau terlalu menggebu, Sakura. Masuk lah dulu"
"Brengsek! Aku tak butuh kepedulian mu! Yang aku tanya kenapa kau menerima perjodohannya! Kau tau dengan jepas kalau aku dan Sasuke memiliki hubungan sejak kita sekolah dulu"
"Tapi paman Kizashi bilang kalian tak punya hubungan apapun, aku pikir kalian sudah putus" Kata Naruto dengan nada jenaka. Laki-laki berambut kuning itu sepertinya ingin mempermainkan Sakura. Sakura tau itu.
"Brengsek! "
"Semenjak menjalin hubungan dengan si Uchiha itu mulut mu benar-benar kasar ya, Sakura! "
KAMU SEDANG MEMBACA
competition -Narusaku
FanfictionHanya karena tak mau kalah dari Sasuke, Naruto menerima perjodohan orang tuanya dengan Sakura sekalipun ia tau kalau saat itu Sakura dan Sasuke sudah menjalin hubungan yang serius. Semua karakter milik Masashi Kishimoto