21

766 60 15
                                    

Selesai sarapan bersama kedua orang tuanya tadi, Naruto langsung membuka map yang tadi malam sudah ia bawa. Map itu berisi semua foto dan juga bukti pengancaman dari seseorang yang terus menerornya akhir-akhir ini. Rencana nya Naruto akan membawa kasus ini ke hukum untuk ditindaklanjuti, itu sebabnya ia memerintah kan Tenten untuk merangkum semua nya menjadi satu.

"Kau yakin, ini sudah semua? " Naruto menoleh kearah pintu kamar, berjaga-jaga jika Sakura masuk dan mendengar percakapan mereka.

"Ya.. Naruto-sama" Dari seberang telepon Tenten menjawab lugas.

"Apa dugaan Shikamaru semalam juga sudah terbukti? " Tanya Naruto lagi sambil berjalan kearah balkon kamar.

"Ya.. Tapi kami belum memastikan tujuannya. Dugaan Shikamaru untuk sementara adalah karena sakit hati atas terputusnya kerjasama Namikaze dan Hyuga sebulan yang lalu"

"Masih sulit dipercaya,"

"Hyuga Neji" Naruto bergumam pelan. Mata biru itu menatap ke arah luar, pikirannya melalang buana tapi sedetik kemudian ia ingat kalau sebentar lagi jam sepuluh. Ia harus bersiap bertemu dengan nenek Tsunade untuk pemeriksaan. "Lalu apa Neji juga adalah orang yang sama yang mengirimi Sakura teror saat di Okinawa"

"Ya.. Saya rasa-

Naruto tak mendengar jawaban Tenten lebih jauh karena ia mendengar suara pekikan pelan di belakang tubuhnya. Secara refleks Naruto mematikan sambungan telepon, menyimpan nya ke saku. Matanya juga langsung menyipit saat melihat Sakura memegang map yang ia kenali.

Sial..

Itu map yang tadi ia buka.

"Sakura.. " Naruto berlari, menggeser kaca balkon sedikit kasar. Menghampiri Sakura dengan terburu.

Srek!

Naruto berhasil merebut map itu, tapi seperti nya Sakura telah melihat semua isinya dan yah, kesalahan pahaman itu pun tak bisa mereka hindari.

————

"Yah! Gaki! Apa yang sebenarnya terjadi hah! Baru seminggu yang lalu aku mengatakan kandungan Sakura baik-baik saja dan sekarang kau kembali berulah! Sebenarnya kau ini memang mau menjadi ayah atau tidak hah! Kau terlihat main-main dan tak peduli pada anakmu! Dasar! Ayah bodoh! " Tsunade menendang kaki Naruto marah. Dokter dari segala Dokter itu menatap berang Naruto.

"Nenek, maaf kan aku, bagaimana keadaan Sakura? " Naruto terlihat begitu menyesal yang mau tak mau membuat Tsunade mengiba. Masih teringat dengan jelas bagaimana paniknya Naruto setengah jam yang lalu.

"Hanya kram, dia terlalu banyak pikiran, " Jawab Tsunade masih judes.

"Apa anak kami baik-baik saja? " Tanya Naruto lagi.

Tsunade mengangguk, " Untungnya begitu, tapi itu harus dibayar mahal dengan Sakura yang bedrest seminggu ini"

Naruto kian menunduk, merasa kian bersalah.  "Apa kalian ada masalah? " Tanyanya lagi, lebih lembut.

Naruto menggeleng, tapi tangannya mengepal erat.

Ia marah.

————

"Aku tak mau tau! Bawa Hyuga Neji kehadapan ku Sekarang"

"T-tapi Tuan Namikaze, Tuan Neji sedang rapat bersama Nona Hinata, anda tak bisa menemuinya sekarang"

"Apa aku terlihat peduli! Aku bilang bawa Hyuga itu kemari"

"N-naruto-kun" Hinata yang baru keluar dari ruang rapat berlari pelan. Disebalahnya ayahnya-Hiashi dan juga Neji mengikuti nya. Mereka sedang melakukan rapat internal saat Hanabi-selaku bungsu Hyuga sekaligus personal Asisten ayahnya sendiri itu mengabarkan kalau Naruto mengamuk di meja resepsionis.

competition -NarusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang