10

470 40 9
                                    

Sasuke tak bodoh untuk tak menyadari kalau Ino menyelidiki semua media sosialnya. Hampir disetiap akun sosial medianya nama Ino selalu muncul dipemberitahuan. Sekalipun perempuan itu tak menganggu tapi Sasuke takut untuk memikirkannya lebih jauh. Jujur, tingkah Ino membuatnya tak tenang dan terus bertanya-tanya.

Seperti, apakah Sakura yang mengutus, Ino? Mengingat gadis Yamanaka itu begitu lengket pada Sakura semenjak maaa-masa Co-ass tahun lalu.

"Apa ada yang menganggumu, Suke? "

Sasuke menoleh, secara naluriah menyimpan ponselnya kesamping tubuh. Tak ingin Karin melihatnya.

"Kenapa kau datang kemari? " Tanya Sasuke dingin,

Karin tersenyum lebar, senyuman yang selalu membuat Sasuke mengingat sahabat sekaligus rivalnya di Jepang.  "Ibu Mikoto memintaku untuk melihat keadaamu disini, ah, aku dengar kau sempat demam semalam, apa benar? "

Sasuke mengangguk, ia bahkan tak mengelak ketika Karin mendekatinya untuk mengecek suhu tubuhnya.  "Em.." Gumam gadis itu tak jelas.

Sasuke menaikkan alisnya saat melihat ekpresi bodoh Karin. "Bagaimana? " Tanyanya iseng. Sekalipun pada faktanya ia tau bagaimana kondisi tubuhnya sendiri.

"Aku rasa kau sehat, suhu tubuhmu sama denganku"

Sasuke terenyum geli sambil bergumam bodoh sedangkan Karin mengerut kesal.

"Kenapa kau kemari? " Tanya Sasuke lagi.

Karin menatap Sasuke dengan kesal. "Tadi kan sudah ku jawab, ibu  menyuruhku untuk—

" Bukan, maksudku kenapa kau ke Jerman? Kau tak mungkin hanya untuk mengecek demamku kan? "

Karin terkekeh dengan tampang bodoh. "Kalau iya? "

Sasuke berdecak, "Keluargamu akan curiga jika kau sering pergi ke Jerman"

"Lalu, kenapa memangnya? Mereka semua tau tujuanku. "

Sasuke memandang Karin terkejut, apa artinya Naruto juga tau kalau Karin menemuinya selama ini?

"Naruto juga tau, kalau itu yang ingin kau tau." Karin menjawab, seolah tau isi pikiran Sasuke.

" Tapi tidak dengan Sakura, atau mungkin hanya dia yang tak tau tentang usahaku untuk mendekatimu. " Kata Karin jujur, perempuan berambut merah persis seperti Kushina itu duduk disamping Sasuke yang sedang menghangatkan tubuh di dekat perapian. Ah, ngomong-ngomong sekarang sedang musim dingin di Jerman.

Di luar juga sangat dingin, bahkan Karin yang sudah terbiasa dengan cuaca ekstrim saat berkuliah di Harbin, China tetap menggigil saat menuju ke apartemen Sasuke tadi. Untung ia mengetahui password pintu bungsu Uchiha itu dan langsung masuk. Ia juga sempat mengganti mantel yang terkena Salju sebelum menghampiri Sasuke yang sedang fokus dengan ponselnya.

"Kenapa kau memberi tahu ku? "

Karin mengedikkan bahunya. "Mungkin, karena aku tau kau masih mencintainya"

————

Sakura menekuk wajahnya sepanjang pagi, bahkan ketika ia harus berpamitan pada kedua mertuanya, ia hanya mengulas senyum tipis, beruntung kedua mertuanya itu memakluminya dan menganggap kalau sikapnya adalah sedikit bentuk protes karena sudah ditekan Tobirama habis-habisan tadi malam.

Mereka tak tau saja kalau tekukan wajah Sakura itu karena didasari kekesalannya nya pada Naruto. Terbangun dipelukan Naruto dengan posisi yang sangat intim dipagi hari tampanya berhasil mengacaukan harga dirinya.

"Apa kau berniat menghadapi pasienmu dengan wajah seperti itu"

"Apa peduli mu?"

"Tak ada, " Sahut Naruto santai, sambil menjalankan mobilnya untuk keluar perkarangan rumah utama keluarganya secara perlahan dan lembut. Ah, Satu hal yang Sakura sukai dari Naruto tanpa ia sadari. Naruto sangat pandai mengemudi. Laki-laki itu sangat tau bagaimana harus mengendalikan setir mobil untuk bergerak secara cepat namun terkesan elegan.

competition -NarusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang