Karena inseden di Kantor dan Rumah Sakit tadi membuat Naruto mau tak mau harus pulang kerumah bahkan saat jam masih menunjukkan pukul setengah lima. Sekalipun itu jam kerja normal di Namikaze grup tapi tetap terasa aneh jika Naruto sendiri yang melakukannya. Mengingat ia sendiri terkenal workholic dan pecinta jam malam, apalagi semenjak menikah, pulang sore adalah hal yang mustahil untuk dilakukan.
"Paman Kakashi" Panggil Naruto yang membuat Kakashi dan Obito yang berada di kursi depan menoleh.
Kedua tangan kanan Minato itu melihat Naruto yang matanya terpejam dengan punggung bersadar dikursi mobil yang nyaman tapi baik Kakashi maupun Obito tau tuan mudanya itu sangat awas dengan banyak hal.
"Apa ayah atau ibu tau kalau aku kerumah sakit tadi? "
"Tidak, Naruto-sama. Tenten berpesan untuk menyembunyikannya. "
Naruto mengangguk, ia lalu memijat pelan keningnya. Efek obat tadi membuatnya pusing namun juga mengantuk disaat yang bersamaan. "Apa Sakura juga tau? "
"Nyonya Sakura belum mengetahuinya, atau setau saya begitu" Jawab Kakashi lagi, laki-laki yang lebih tua dua belas tahun dari Naruto itu kembali fokus pada setir mobilnya ketika Naruto tak lagi bertanya.
"Apa ada yang ingin anda kunjungi sebelum pulang kerumah, Naruto-sama? " Tanya Obito ketika mereka akan memasuki kawasan kompleks perumahan sebentar lagi.
"Tidak,"
"Baik"
"Ah, Paman Obito"
Obito—laki-laki dewasa sebaya Kakashi itu mendengus kesal saat Naruto masih saja memanggilnya paman. Padahal usia mereka tak terpaut sejauh itu. Tapi laki-laki yang masih beradarah Uchiha itu tetap menoleh kearah Naruto dengan sikap sopan. "Ya, Naruto-sama"
"Apa Sakura sekarang sudah pulang?" Tanya Naruto, "Aku masih pusing melihat layar ponsel sampai tak bisa mengabarinya" Kata Naruto menambahkan, takut dua tangan kanan ayahnya ini curiga akan hubungannya dengan Sakura. Padahal pada kenyataannya Naruto bahkan tak pernah sekalipun menghubungi Sakura secara langsung. Biasanya Tenten yang melakukannya. Naruto sendiri juga tak yakin kalau nomornya disimpan oleh Sakura.
"Sepertinya sudah, nyonya muda Sakura dan anda mendapat undangan makan malam dirumah tuan besar Namikaze, jadi saya rasa beliau sudah pulang untuk mempersiapkannya"
"Makan malam? Acara apa?"
"Saya dan Kakashi kurang tau Naruto-sama. Tapi yang saya dengar makan malam ini untuk menyambut kepulangan Tobirama-sama ke Jepang"
"Kakek pulang ke Jepang? "
"Ya, Naruto-sama"
Naruto termenung.
Tobirama senju, kakek angkatnya dari sang ibu sekaligus orang yang selama ini begitu ia hindari.
Ah.. Sial. Naruto mengerang sambil menekan pelipisnya lebih kuat. Kepalanya akan benar-benar pecah ketika mencoba memikirkan banyak kemungkinan yang akan terjadi nantinya.
————
"Dimana Sakura, Kak? " Naruto langsung menanyai Hanare—kepala pelayan dirumahnya yang sekaligus adalah mantan kekasih paman mudanya. Kakashi.
"Nyonya Sakura ada dikamar, Naruto-sama"
"Baik lah, terima kasih. Ah, ya. Didepan ada paman Kakashi dan paman Obito. Tolong temeni mereka duduk dan minum. aku akan menemui Sakura"
Hanare mengangguk dengan pipi memerah. Ia jelas tau niat terselubung Tuan muda nya itu sedangkan Naruto mengulas senyum dan menepuk pundak Hanare sambil berlalu pergi kekamarnya. Ah, tidak. Itu kamarnya dan Sakura sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
competition -Narusaku
FanfictionHanya karena tak mau kalah dari Sasuke, Naruto menerima perjodohan orang tuanya dengan Sakura sekalipun ia tau kalau saat itu Sakura dan Sasuke sudah menjalin hubungan yang serius. Semua karakter milik Masashi Kishimoto