Sakura menangis lagi, ntah sudah berapa lama tapi yang pasti ketika ia turun ke lantai bawah Hanare sudah mendapati mata nyonya nya itu membengkak. Mata hijau nya yang angkuh hilang berganti hijau yang sendu dan sayu.
"Hanare, Tolong buatkan aku teh panas." Sakura meminta tolong, perempuan itu lalu duduk di kursi makan.
"Baik nyonya" Hanare bergerak gesit, melakukan apa yang diperintahkan sang nyonya. Ia lalu meletakkan segelas teh hangat di depan Sakura.
"Terimah kasih" Sakura bergumam lirih. Suaranya masih serak, tubuhnya pun terlihat lemah. Hanere ingin sekali bertanya apa sebabnya tapi tampaknya saat ini bukan lah waktu yang tepat mengingat Sore tadi tuan muda pun keluar rumah dengan penuh amarah.
"Nyonya terlihat kurang baik, " Kata Hanare berdiri disamping Sakura.
"Apa kelihatan? "
"Ya... Anda terlihat lemah, anda ingin saya buatkan makan malam yang lain? Anda melewatkan waktu makan anda satu hari ini"
Sakura menggeleng, "Terima kasih, tapi kau tak perlu repot, aku akan pergi tidur lagi setelah ini. Mataku benar-benar berat" Kata Sakura terkekeh pelan.
Hanare tersenyum. "Mata anda sangat bengkak, ingin saya kompres, anda bisa tidur sementara saya mengonpresnya."
Sakura tersenyum, mengangguk sambil lagi-lagi mengucapkan Terima kasih.
"Apa Naruto tak pulang malam ini? " Tanya Sakura saat Hanare menyiapkan mangkuk dan air dingin untuk mengompresnya.
"Tidak, nyonya"
"Oh" Sakura menunduk, terdengar begitu kecewa. Hanare melihatnya iba. Ia tak tau apa yang terjadi pada kedua tuannya. Tapi yang pasti masalah kali ini lebih berat dibanding masalah-masalah sebelumnya.
"Hanare, "
"Ya nyonya, "
"Setelah mengonpres ku nanti, bisakah kau membantu ku berkemas? "
"Berkemas? " Hanare bertanya bingung juga terselip rasa khawatir disuaranya.
"Ya.. Kau tak perlu khawatir, aku hanya ingin pergi ke Okinawa sebentar. Jika Naruto bertanya tentang ku, kau bisa memberi taunya kalau aku mengunjungi kedua orang tuaku"
Hanare terdiam tapi setelahnya Ia mengangguk meng-iya kan walaupun terlihat begitu ragu. Seperti ada yang disembunyikan. Sakura menyadari itu tapi ia tak ingin bertanya lebih lanjut.
————
Esoknya, pagi-pagi sekali Sakura sudah berada di Bandara. Ia akan pergi ke Okinawa. Mencari tau kebenaran yang dikatakan Naruto semalam.
"Apa nyonya yakin berangkat sendiri? " Hanare menahan tangan Sakura yang sudah akan pergi.
Sakura tersenyum. Senyuman yang membuat Hanare dan pekerja di rumahnya tertegun beberapa kali. Pasalnya Semenjak pertengkaran sore semalam, sang nyonya tiba-tiba menjadi lebih lembut. Mereka menyukai nya tapi disaat yang bersamaan mereka seperti tak mengenalinya.
"Aku yakin, tapi tolong kabari aku semua yang terjadi dirumah dan juga.. Naruto ya"
Hanare mengangguk dan setelahnya Sakura benar-benar pergi. Perempuan itu menggigit bibir bawahnya saat lagi-lagi Ia ingin menangis.
Ntah lah.. Perasaannya sangat sensitif setelah Naruto mengatakan semuanya semalam. Ia malu.. Sampai rasanya ia takut para pekerja dirumah nya pun tau betapa tak tau dirinya nyonya mereka ini.
————
"Ayah.. "
"Untuk apa kau kemari? " Kizashi menahan Sakura yang akan melangkah masuk ke rumahnya. Rumah utama Haruno di Okinawa. Yah.. Sakura sudah sampai siang tadi tapi tampaknya ayahnya tak akan mengizinkannya masuk dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
competition -Narusaku
FanfictionHanya karena tak mau kalah dari Sasuke, Naruto menerima perjodohan orang tuanya dengan Sakura sekalipun ia tau kalau saat itu Sakura dan Sasuke sudah menjalin hubungan yang serius. Semua karakter milik Masashi Kishimoto