"Dimana ruangan Naruto? " Sakura bertanya langsung pada resepsionis di kantor Namikaze tanpa basa-basi sedikit pun.
"N-naruto? " Resepsionis muda itu mengkerut kaget saat ada seorang gadis yang ia kenali sebagai putri keluarga Haruno menanyainya dengan ekspresi marah.
"Ya, Naruto! Naruto Namikaze. Dimana dia? "
"T-tuan Namikaze muda ada di ruangannya, Nona"
"Dimana ruangannya? Atau katakan padanya kalau aku datang menemuinya, sekarang"
"Baik, Nona, tapi bisakah anda menunggu terlebih dahaulu, saya akan menghubungi sekretaris Tenten agar bisa membawa anda keruangannya"
Sakura menghela napasnya kasar sebelum melangkah ke sofa tunggu yang ada disana. Ia bahkan tak memperdulikan bagaimana ramahnya para staf kantor Namikaze yang menjamunya. Ia tak peduli karena sekarang ia pun sedang diburu waktu. Begitu selesai pemeriksaan di jam sebelas tadi ia langsung izin pada Shizune untuk urusan mendadak dan meminta Ino menggantikannya. Itu Sakura lakukan semata-mata agar bisa berbicara dengan Naruto secara langsung.
"Nona Haruno" Panggilan sopan itu membuat Sakura menoleh. Pandangannya langsung jatuh pada perempuan yang tampaknya lebih tua beberapa tahun diatasnya, memakai pakaian modis dengan sedikit aksen China, dalam sekali lihat Sakura langsung tau kalau sekretaris Naruto ini berdarah negeri tirai bambu itu.
"Ya"
"Apakah anda menunggu lama? Tuan Naruto sudah menunggu anda di dalam. Mari saya antar"
Sakura mengangguk, ia mengikuti langkah Tenten yang terdengar berirama. Tubuh semampainya membuat Sakura agai iri karena sekarang ia hanya memakai sepatu kets yang membuatnya lebih pendek. Dan ntah mengapa jari-jari lentik tenten yang menekal tombol lift bisa membuatnya seiri itu.
"Kau terlihat begitu ramah, "
"Dan anda terlihat begitu marah, " Kata Tenten tersenyum.
"Cih, apa Naruto yang menyuruhmu? Jika iya katakan pada bajingan itu kalau aku tak akan berbaik hati hanya karena kalian menjamu ku dengan baik"Sakura melirik Tenten yang kini tertawa, cantik sekali dan ntah menagapa Sakura tak meyukainya.
" Kami memang bersikap ramah pada siapapun nona, namun untuk anda kami akan bersikap lebih spesial. Anda adalah calon nyonya muda Namikaze, bagaimana bisa kami beriskap apatis dengan kehadiranmu, mari.. Ini ruangannya, anda bisa langsung masuk" Kata Tenten begitu mereka keluar dari lift dan langsung disuguhi meja luas dengan sekat bening milik Tenten.
"Ini meja saya, anda bisa memanggil saya kapan pun. Tuan Namikaze muda ada diruangan itu. "
Sakura mengangguk, langkah nya terasa kian ringan untuk menghampiri laki-laki berambut kuning itu. Tangannya gatal untuk segera menamparnya.
"Naruto! "
"Bersikap lah lebih sopan, Sakura. Kau bertamu di kantor ku" Kata Naruto tanpa melirik sakura sama sekali, ia hanya fokus pada dokumen yang sedang ia kerjakan.
"Aku tak peduli, kau sudah mengkhianatiku! " Bentak Sakura menghampiri Naruto, tangannya sudah terangkat untuk menampar si tunggal Namikaze jika saja Naruto tak mencekalnya terlebih dahulu.
"Kau benar-benar membuatku marah Sakura, pertama kau memaki ku untuk hal yang tak aku lakukan, kedua kau mengacau di kantorku dan sekarang kau berniat mencelakaiku, sebenarnya ada apa dengan otakmu itu" Naruto mendorong tangan Sakura, tatapan mereka bertemu. Dua pasang mata beda warna itu saling melempar tatapan intimidasinya masing-masing.
"Kenapa kau merilis artikel tentang pernikahan sialan itu, kau sudah berjanji untuk membiarkan ku berbicara dengan Sasuke lebih dahulu!" Teriak Sakura menggebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
competition -Narusaku
FanfictionHanya karena tak mau kalah dari Sasuke, Naruto menerima perjodohan orang tuanya dengan Sakura sekalipun ia tau kalau saat itu Sakura dan Sasuke sudah menjalin hubungan yang serius. Semua karakter milik Masashi Kishimoto