Acara resepsi yang sebagian besar tamunya adalah kolage dari tiga keluarga besar itu akhirnya berakhir dihampir tengah malam. Sakura sudah tak memiliki energi apapun untuk melakukan apapun. Ia benar-benar lelah, bahkan ketika Naruto menggandeng tangannya dan mengajaknya untuk kekamar, Sakura tak menolak sedikit pun. Ntah sadar atau tidak, Sakura bahkan memberikan banyak afeksi pada Naruto. Seperti tiba-tiba menempel atau tiba-tiba menggandeng, semua itu dilakukan sangat natural. Naruto bahkan sempat mengetnyit bingung awalnya tapi lama kelamaan ia memakluminya, mungkin Sakura tak nyaman dengan orang-orang yang mereka temui dan hanya bisa mengandalkan Naruto sebagai orang yang ia kenali.
"Aku tidur di ranjang" Kata Sakura begutu mereka sudah masuk kekamar hotel yang disiapkan untuk mereka.
Naruto mendengus, "jangan kekanakan. Aku juga lelah, berbagi"
"Tidak! Enak saja! kau pikir aku mau tidur dengan mu, hah! "
"Siapa juga yang mau tidur dengan mu, Sakura. Aku juga lelah, jadi malam ini ayo berbagi tempat tidur"
"Tidak! Kau tidur di sofa"
"Oh, ayolah Sakura! "
"Aku bilang tidak ya tidak! Kalau kau tak suka dengan keputusanku, cerai kan aku saja"
Naruto mengernyitkan dahinya tak suka, oh ayolah mereka baru saja menikah kurang dari dua puluh empat jam dan Sakura sudah menawarkan perceraian. Apa perempuan ini gila?
"Kau gila! "
"Yah, itu semua karena keegoisan kalian! "
"Siapa yang kau maksud kalian? " Tanya Naruto melirik Sakura tajam.
Sakura balik menatap Naruto, tatapan nya jelas penuh kebencian. "Kalian! Kau ayahmu! Ibumu dan semua keluarga bajinganmu itu yang egois! Kalian memanfaatkan keluargaku dengan dalih hutang budi. Kalian menekan keluargaku! Kalian keluarga breng— Naruto! " Sakura memekik ketika Naruto mencengkarm lehernya. Mata Sakura membola, ia ketakutan.
"Lepas! "
"Kau bilang keluargaku bajingan"
Sakura mengerjapkan matanya, napasnya memburu ketika disaat yang bersamaan ia sadar kalau Naruto sedang marah.
"Aku tak pernah menegurmu sekalipun kau menghinaku didepan banyak orang, Sakura. Aku tak masalah untuk itu, tapi jangan sekali-kali kau mengatai keluargaku. Terutama ayah dan ibuku, kudengar sekali lagi kau menghina mereka, bukan hanya kau saja yang hancur ditanganku tapi juga keluargamu! "
Sakura berdesis ketika cengkraman dilehernya semakin mencekik. Ia bisa masti kehabiaan oksigen jika begini. " L-lepas"
"Kau ingat baik-baik itu Sakura, karena sekarang kau pun sudah masuk dibagian keluarga yang kau sebut bajingan tadi! " Kata Naruto sebelum mendorong Sakura kuat, membuat perempuan itu mundur kebelakang sebelum jatuh terduduk sambil terbatuk-batuk.
Gila. Naruto benar-benar gila!
"Aku tak sudi masuk kekeluarga mu itu, " Kata Sakura setelah kembali berhasil mengatur napasnya.
Naruto yang tadinya memang masih menatap Sakura dibawahnya itu menaikkan alisnya. Ternyata perempuan ini masih memiliki banyak nyali. Pikirnya marah.
"Kau pikir kau bisa menghapus pernikahan kita begitu saja, nyonya Namikaze? Kau tak bisa menolaknya saat sekarang semua identitasmu bahkan memiliki nama keluargaku dibelakang namamu. Sakura Namikaze!"
Sakura mengepalkan tangannya, perempuan yang masih menggunakan gaun dan riasan pengantin itu menunduk dengan gigi bergemeluk.
Bajingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
competition -Narusaku
FanfictionHanya karena tak mau kalah dari Sasuke, Naruto menerima perjodohan orang tuanya dengan Sakura sekalipun ia tau kalau saat itu Sakura dan Sasuke sudah menjalin hubungan yang serius. Semua karakter milik Masashi Kishimoto