13

328 34 18
                                    

Sakura diam sepanjang hari itu, padahal klinik sedang ramai-ramainya. Mengingat itu adalah hari terakhir dalam minggu ini mereka buka sebelum tutup untuk menyambut libur tahun baru. Tapi ia justru menyerahkan beberapa pasien pada Ino, sedangkan ia hanya menangani pasien yang memang sudah memiliki janji dengannya.

"Sebentar lagi mau tahun baru, orang-orang pada sibuk untuk menunjang penampilannya, seharusnya ini kesempatan kita untuk nunjukin performa kita sebagai klinik baru dan menarik pasien" Kata Ino setelah ia menutup pintu klinik. Ialu berbalik badan dan duduk disamping Sakura yang muram akhir-akhir ini.

"Maaf,"

"Sejujurnya aku tak butuh maaf mu, karena bisa dibilang kali ini semuanya bisa teratasi. Tapi aku takut kalau kedepannya kau tak bisa kembali profesional. " Kata Ini protes secara terang-tetangan.

"Kau tau Sakura. Klinik ini, sekalipun masih seumur jagung tapi orang-orang sudah mempercayakan semuanya pada kita. Tak hanaya itu, orang-orang pun sering melirik kita karena kau membawa tiga nama keluarga di dirimu, kau itu orang penting Sakura dan suamimu lebih penting! Berhenti bersikap kekanakan jika didepan pasien. Satu kesalahanmu akan dibahas sampai akar. Itu akan merugikanmu. "

Sakura menunduk. Menyesal. Yah, seharusnya ia tak bisa bersikap ogah-ogahan tadi.

Ino berdehem, tiba-tiba ikut merasa bersalah. " Apa ini karena aku memberi tau mu tentang Sasuke? Beberapa hari yang lalu"

Sakura mengggeleng pelan. "Mungkin juga iya, tapi ntah lah, aku rasa tidak juga"

"Lalu, apa ini karena gosip tentang suamimu yang akhir-akhir ini sangat panas"

Sakura menyipitkan matanya. "Apa maksudmu, aku tak peduli tentang gosip itu. Dan lagi... Ino sejak kapan kau mengikuti berita dunia bisnis, hm? "

"Aku tak pernah mengikuti drama berkedok berita didunia bisnis. Tapi gosip tentang suamimu tak hanya diangkat di media bisinis tapi juga dunia entertain.  Kau harus tau itu, ah.. Bahkan acara gosip pagi ku tadi juga memuat tentang si Tuan muda Namikaze yang keluar dari mobil yang sama dengan Nona Hinata"

Sakura mengatupkan bibirnya. Kesal.

"Apa kau cemburu,"

"Dengan Naruto? Cih, kau pikir aku siapa hah"

"Kau istrinya" Jawab Ino eneteng.

Sakura memutar bola matanya malas, "sebentar lagi aku akan menjadi mantan istrinya"

"Tak biasanya kau semenggebu-gebu seperti ini. Yah, walaupun kau memang ingin bercerai dengannya tapi ini untuk pertama kalinya kau terlihat begitu marah dan tak terima.. Apa kau benar-benar sedang cemburu"

"Untuk apa aku cemburu? "

"Untuk ketidak pulangan Naruto mungkin, kau bilang suamimu itu sudah tak pulang seminggu ini kan? Ditambah gosip itu masih panas sekarang. Kau juga semalam bilang kau tak menyukai tiga karyawan Naruto yang membicarakan betapa cocoknya Naruto dan nona Hinata mereka"

"Aku tak suka mereka karena mereka mulai meragukan hubungan ku dan Naruto, kau tau! Salah satu dari mereka curiga kalau aku adalah kekasih Sasuke"

"Oh benar kah? Bukan karena kau cemburu kalau Naruto lebih cocok dengan Hinata yang elegan? "

Sakura mengalihkan tatapannya. Tak mau menjawab.

Ino tersenyum tipis. Tau benar akan pikiran Sakura sekarang.

"Jujur saja pada persaanmu, mungkin kalau kau mencintai Naruto kalian akan bahagia dan aku segera mendapatkan keponakan berambut kuning yang cerewet" Kata Ino terkekeh, menggoda Sakura.

competition -NarusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang