Dokter masuk untuk memeriksa keadaan Mon. Yaya pun berpindah tempat menuju sofa.
"Keadaan nya sudah semakin membaik, mungkin besok sudah boleh
pulang." Kata dokter setelah selesai memeriksa Mon."Terima kasih dok." Kata Freen.
"Sama-sama Nona."
Dokter nya tidak tahu kalau Freen adalah anak dari pemilik rumah sakit ini yang dia tahu hanyalah Khun Sam tapi karena dia melihat Freen berkumpul bersama keluarga ini jadi dokter itu pun memanggil nya Nona.
"Kalau begitu saya permisi dulu nyonya." Kata Dokter itu.
"Iya, silahkan."
Setelah beberapa menit Nadech pun datang bersama dengan Mark. Mark bahkan belum menyadari kalau putrinya sedang berbaring di ranjang rumah sakit, pria itu langsung menghampiri Khun Sam.
"Bagaiamana kabarmu, Nak?" Tanya Mark kemudian memeluk Sam.
Sejak pertama kali Mark melihat Khun Sam, dia langsung suka dan ingin menjadikan pria itu menantunya.
"Saya baik Paman." Jawab Sam dengan sopan.
"Panggil Daddy saja ya."
Khun Sam pun mengangguk.
"Iya Dad."
"Daddy." Mark langsung menoleh kearah suara yang memanggilnya. Dia sangat mengenal suara itu.
"Mon sayang, kenapa kamu bisa ada disini?" Tanya Mark bingung. Dia pun langsung menghampiri putrinya dan memeluknya.
"Daddy.." Mon hanya bisa menangis dalam pelukan Daddy nya.
"Apa yang terjadi sayang? Kenapa kamu bisa berada di rumah sakit?" Tanya Mark lagi saat melihat keadaan putrinya.
Mon terus menangis di pelukan sang Daddy. Selama ini Daddy nya
sangat sibuk bekerja sehingga kurang memperhatikan keadaan putri nya. Bagaimana Mon di perlakukan kasar oleh Mama tirinya pun Daddy nya tidak tahu."Inilah yang ingin kami bahas denganmu Mark." Kata Nadech.
Mark langsung melihat kearah Nadech kemudian kembali melihat putri nya yang banyak bekas luka di wajah dan tubuhnya.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada putriku?" Tanya Mark yang sudah terlihat emosi.
"Lebih baik Daddy duduk dulu."
Mark hanya menurut saja saat Sam menyuruhnya untuk duduk. Mark bahkan belum mengerti dengan permasalahan nya.
Khun Sam pun memperlihatkan bukti perlakuan Mama tiri nya kepada Mon dan ada juga bukti lain tentang pembunuhan berencana yang
di lakukan istrinya. Mark mengepalkan tangan nya dengan sangat kuat. Selama ini dia benar-benar sudah di tipu oleh wanita itu. Orang yang dia kira baik ternyata adalah seekor ular yang sangat berbisa."Bagaimana tuan Mark?" Tanya Nadech.
Mark menatap Nadech dan Khun Sam secara bergantian. Melihat
tatapan itu Nadech pun paham."Tenanglah Mark. Masalah putrimu serahkan kepada kami, kami sudah menganggap nya sebagai putri kami sendiri." Kata Nadech mencoba menenangkan sahabat sekaligus rekan bisnis nya.
Kemudian Mon pun menceritakan semua kejadian dari dia diculik dan disekap hingga di bawa ke negara ini. Mark terlihat semakin marah apalagi dalangnya adalah istrinya sendiri yang sangat dia percayai bisa menjadi ibu sambung yang baik untuk putrinya.
"Maafkan Daddy sayang karena gara-gara Daddy kamu jadi menderita. Kalau saja dulu Daddy menuruti perkataan mu mungkin semua ini tidak akan terjadi. Maafkan Daddy." Kata Mark sambil menangis.