»»————> ❀❀ <————««
"Jun, lu liat Sea gak?" tanyaku setelah menghampiri Arjun duduk sendirian di kantin.
"Enggak, tuh, Mi. Sedari tadi gue kagak liat, Sea," jawab Arjun sambil menyuapi bakso ke dalam mulutnya.
"Oh, iya, Jun. Bentar lagi kita 'kan wisuda, dan pastinya setelah wisuda kita semua bakalan pisah."
Tiba-tiba Arjun menghentikan suapanyna, "Iya, sih. Enggak kerasa udah 4 tahun aja kita bersama."
"Hem ... gue jadi ingat pertama kali ketemu sama, Sea, deh."
Kejadian 4 tahun lalu. Dimana pada saat itu untuk pertama kalinya aku bertemu dengan Sea.
Mia—itulah namaku. Singkat padat dan jelas. Entahlah mengapa orang tuaku hanya memberiku nama yang begitu singkat? Tapi yang pasti, mereka sangat menyayangiku.
Pada saat itu, untuk pertama kalinya kami melakukan masa perkenalan di kampus. Setelah jam istirahat, aku menghampiri Sea yang hanya duduk sendirian di bawah pohon besar, sambil menghadap ke samping.
Sekilas aku melihatnya sedang memejamkan mata.
"Apakah ia sedang tidur?" Batinku.
Aku bukanlah tipe orang yang suka berteman. Hanya beberapa orang saja yang bisa menjadi temanku. Bukan sombong, tetapi ketika aku hanya merasa tertarik saja. Salah satunya kepada Sea.
"Hay," sapaku. Tapi tak digubris olehnya.
"Hay, boleh kenalan?" Lagi. Sapaanku tak digubris sama sekali.
Beberapa kali aku mencoba memanggilnya, tapi tak ada sahutan. Daripada membuat diriku malu, lebih baik aku pergi. Pikirku.
Ketika berbalik, suara dari belakang menghentikan langkahku.
"Sea." Terlalu singkat, tetapi aku paham bahwa itu adalah namanya.
Aku langsung berbalik dan pandangan di depanku langsung membuatku terpanah sekaligus bergidik.
Rambut sebahunya terayun karena tertiup angin. Entah kenapa aku tiba-tiba merasa merinding?
Matanya yang tajam seakan ingin menelanku. Akan tetapi, ia memiliki wajah yang imut dan bibir kecil berwarna merah muda dan itu terlihat sangat cantik."Cantik," gumamku. Tanpa sadar, perempuan itu memanggil namaku.
"Apakah kamu, Mia?" tanyanya.
"I-iya," jawabku sedikit gugup, "tunggu! Dari mana kamu bisa tau namaku?"
"Duduk, ada yang mau aku bicarakan."
"Jawab dulu!"
"Name tag."
Seketika aku sadar, di baju yang kukenakan terdapat name tag miliku. Tanpa menunggu lama, aku duduk di sebelahnya dengan perasaan aneh.
"Eh, kita baru kenal loh. Kenapa tiba-tiba mau ngomong sesuatu sama gue?"
Jujur, Sea terlihat sedikit aneh. Hawa di dekatnya terasa dingin, dan tatapannya datar. Bahkan bahasanya pun tak gaul kayak anak-anak yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea Cassaundra INDIGO [Tamat]
HorrorSeorang remaja berusia 21 tahun tinggal di sebuah rumah yang dulunya rumah itu bekas pembunuhan. Akan tetapi, ia sendiri tidak tau, bahwa salah satu penghuni rumah itu masih gentayangan hingga saat ini. "Aku ingin pulang!"