Pemakaman dan Warisan

41 22 5
                                    

»»————> ❀۝❀ <————««

"Daun semakin hari akan semakin besar; gagah, sempurna, layu, tua, kering, mati, lalu tertiup angin hingga ia terbang jauh dari pohonnya."

»»————> ❀۝❀ <————««

Secarik kertas tersimpan dengan rapi di atas meja. Tintah hitam terlihat menodai kertas putih. Di sana, terdapat sebuah pesan.

Tolong jaga anak saya. Rawat dia dengan baik. Maaf, karena harus merepotkan anda lagi. Saya harap, anda bisa menjaga anak saya dengan baik. Saya percaya dengan anda. Terima kasih
Tertanda : Kakak

"Dia sungguh gila! Dia memang suka sekali merepotkanku. Sekarang dia menyuruhku untuk merawat anaknya? Tidak, aku tidak akan mau."

Seorang gadis remaja berumur 25 tahun itu merasa kesal. Pasalnya, Kakanya terus saja merepotkannya. Semenjak menikah, Kakanya itu selalu saja merepotkannya. Entah itu soal uang, percintaan, dan bahkan anaknya.

"Emangnya kamu sanggup menjaganya, Liz?" tanya seorang laki-laki yang ikut bekerja paruh waktu di warungnya.

Liza Natalia, itulah namanya. Ia menjalankan usaha kecil-kecilan, yaitu membuka warung soto. Warung itu ia buka dengan hasil jerit payahnya sendiri.

Gogo, seorang laki-laki yang dulunya hanya tinggal di bawah jembatan, sekarang membantu Liza mengurus warung sotonya.

"Tau, ah, bodo. Pokoknya ni anak akan aku balikin." Liza hendak pergi, tetapi tangannya langsung dicekal oleh seorang gadis cantik.

Gadis cantik berusia 10 tahun itu menatap mata Liza, dimana Liza ini adalah bibinya sendiri. Seketika hati Liza menjadi tak tega.

Ia sendiri juga tau, bahwa kehidupan rumah tangga Kakanya itu tidak baik-baik saja, dan ia yakin, gadis cantik yang sedang duduk di hadapannya saat ini, pasti mengalami hari-hari yang berat.

"Ishhh! Sungguh menyebalkan," gumamnya, "baiklah, kau akan tinggal bersama, Bibi." Ia lalu pergi ke depan, melayani pelanggan.

Nama gadis cantik itu adalah Sea Cassaundra. Namanya ini memiliki arti Sea berarti Laut Biru. Sedangkan Cassaundra berarti Penolong.

***

Setiap hari Liza bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan ia dan keponakannya. Bahkan, Liza harus berhenti dari kampus favoritnya.

"Dia itu keponakanmu, bukan anakmu. Lalu untuk apa kau membawanya ke kampus, hah?" Pak Dosen terlihat marah, karena Sea ketahuan sedang mencoret-coret lantai kelas.

"Maaf, Pak." Hanya dua kata yang mampu Liza katakan sambil menunduk.

"Kamu itu punya bakat dan cerdas, jangan sampai kamu sia-siakan apa yang kamu miliki, dan seharusnya keponakan kamu itu kamu titipkan ke panti asuhan, atau kamu biarkan mati kelaparan di tengah jalan."

"Saya akan berhenti kuliah. Terima kasih." Liza langsung pergi tanpa melihat dosennya itu lagi.

Sontak dosennya itu terkejut, dan meneriaki nama Liza agar berhenti, tetapi Liza tak mendengarkan. Ia lebih baik memilih pergi dari sana.

***

Setiap hari Liza hanya akan mengurus warung dan keponakannya. Setiap tengah hari, Liza harus menjemput Sea dari sekolah. Namun, kali ini expresi Sea berbeda setelah Liza terlambat menjemputnya.

"Kamu kenapa? Maafkan Bibi karena terlambat menjemput."

"Apa kamu mau main ke taman? Atau, mau ke pasar malam? Kita beli gulali di sana nanti malam?"

Sea Cassaundra INDIGO [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang