Aku dan genderuwo itu telah sampai di kamar sebelah. Di sana aku melihat Nenek Iyem masih setia berdiri di belakang seorang gadis yang saat ini sedang duduk meringkuk dan menangis.
"Apakah Nenek Iyem mengenal gadis kecil ini?" tanyaku melalui batin.
"Ya. Apakah kau bisa membantunya?" balasnya sambil melirik ke arahku.
"Sebelum itu, aku ingin tau apa yang sebenarnya terjadi kepada gadis ini."
Tiba-tiba Zidan muncul di sampingku. Untung pada saat itu dengan cepat aku memberi kode, dengan meletakan jari telunjuk dibibir.
"Siapa anak kecil ini? Apakah ia penghuni di sini?" tanya Zidan melalui batin.
"Aku tidak tau. Bisa jadi ia adalah penghuni di sini, dulunya," jawabku melalui batin. "Lalu apa yang kamu lakukan di sini?"
"Gue cuman penah saran. Makanya gue ngikutin elu."
***
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 02. 00 WIB malam. Semua orang telah tidur, termasuk tubuh aku dan Zidan. Hanya tubuh, tidak dengan Sukma kami.
Aku membawa Nenek Iyem duduk di ruang tamu agar ia bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Nama nenek adalah Nenek Iyem. Nenek udah lama tinggal di sini, bahkan sebelum rumah ini berdiri." Ia mulai bercerita.
Pada awalnya Nenek merasa sangat kesepian setelah ditinggal oleh anak cucu hingga meninggal di gubuk tua ini sendirian.
Gadis yang ada di dalam kamar sana namanya adalah Gres. Semenjak mereka mendirikan rumah di sini, akhirnya Nenek tak kesepian, walaupun rumah Nenek telah dirobohkan oleh mereka.
Sejak Gres lahir, Nenek sudah berteman dengannya hingga ia berusia 10 tahun. Tetapi pada malam itu, para penjahat datang lalu membunuh keluarga ini.
Mereka membunuh kedua orang tua dan pembantu Gres, lalu mereka mengubur jasad orang tua Gres di belakang rumah ini.Sedangkan Gres, mereka bukan cuman membunuh. Akan tetapi juga menyiksanya. Kedua bola mata gadis itu mereka cabut, perut gadis itu mereka robek lalu mereka ambil organ tubuhnya. Sedangkan jasadnya, mereka kubur di bawah lantai kamar tempatnya tidur.
"Tak ada satu pun orang yang tau. Kecuali Nenek dan salah satu mahluk yang ada di sini. Tetapi Nenek tak bisa berbuat apa-apa, yang bisa Nenek lakukan hingga saat ini adalah mengawasinya saja."
"Mengawasi? Kenapa Nenek tak bisa membantunya untuk terbebas dari tempat ini?"
"Karena ia adalah arwah pendendam. Dulu, pernah Nenek mencoba mendekatinya berkali-kali, tetapi ia begitu marah hingga membuat energinya semakin besar. Jika energinya semakin besar, maka ia akan bisa dengan bebas menganggu manusia-manusia di luaran sana. Itu lah yang Nenek takutkan."
"Apakah gadis kecil itu ingin membalaskan dendamnya kepada orang-orang yang telah merenggut matanya?" tanyaku.
"Benar. Tetapi sekarang Nenek sendiri tidak tau di mana orang tersebut," jawabnya.
"Baiklah. Aku akan mencoba melihat."
Aku mencoba berkonsentrasi untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dulu kepada Gres.
Perlahan-lahan bayangan-bayangan muncul satu persatu.Pada waktu itu, kedua orang tua Gres sedang memberikan kejutan ulang tahun untuk anak semata wayangnya.
Mereka tertawa bahagia bersama-sama. Hingga akhirnya sekelompok preman datang lalu membunuh keluarga ini.
Sedangkan apa yang diberitahukan oleh Nenek tentang Gres tadi memang benar apa adanya. Bahwa kedua mata dan orang tubuh Gres telah diambil lalu dijual ke rumah sakit yang ada di kota. Di sana aku juga melihat adanya Bibol yang mengikuti penjahat-penjahat itu.
Bibol juga terlihat marah, tetapi tak bisa berbuat apa-apa. Lalu, Bibol kembali ke rumah. Bibol melihat Gres sudah gentayangan berkeliaran di sekitar rumah dengan tubuh penuh darah dan luka mengaga di bagian perutnya.
"KEMBALIKAN MATAKU!" Teriak Gres saat dirinya berada di halaman rumah dengan kedua kaki dan tangan dirantai.
Ia menjerit menginginkan matanya. Bertahun-tahun ia tak bisa melihat apa-apa, termasuk kedua orang tuanya.
Di sana aku juga melihat genderuwo yang sama. Dia lah yang telah mengikat tubuh Gres, dan disaksikan oleh Bibol dan juga Nenek.
Namun, ada yang membuatku penah saran. Siapa sebenarnya Bibol? Kenapa ia mengikuti para penjahat itu?
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea Cassaundra INDIGO [Tamat]
HorrorSeorang remaja berusia 21 tahun tinggal di sebuah rumah yang dulunya rumah itu bekas pembunuhan. Akan tetapi, ia sendiri tidak tau, bahwa salah satu penghuni rumah itu masih gentayangan hingga saat ini. "Aku ingin pulang!"