Mimpi

27 17 2
                                    

»»----> ❀۝❀ <----««

Setelah dari kampus, aku langsung pulang ke rumah. Rasanya begitu malas untuk keluar, apalagi di luar sedang hujan deras.

Entahlah sudah berapa lama hujan turun. Mata yang terasa begitu berat, akhirnya membawaku ke alam mimpi.

Namun, di sela-sela sedang tertidur, tiba-tiba aku terbangun saat mendengar suara erangan begitu keras dari luar rumah.

Bergegas aku bangkit lalu membuka pintu. Aku sama sekali tak terkejut saat melihat pemandangan di hadapanku saat ini. Karena ini bukan untuk pertama kalinya aku dibawa ke sebuah hutan yang penuh dengan kegelapan.

Namun, hutan di sini agak berbeda. Pepohonan memang tumbuh menjulang tinggi dan terlihat begitu banyak, tapi daunnya sama sekali tak ada, bahkan satu daun pun tak ada.

"Apakah pohon-pohon ini tak pernah disirami air?" tanyaku. Tanpa sadar aku melangkah maju.

Krek!

Suara injakan ranting langsung membuatku waspada.

Aku mempertajam indra pendengaranku agar tau darimana asal suara itu.

Krek!

Sontak aku berbalik. Mataku langsung tertuju kepada seseorang yang tak jauh berada dariku. Tak terlalu jelas, karena di sana minim cahaya.
Suara langkahnya semakin dekat. Aku masih tak mau bergerak dari tempatku berdiri.

"Tolong aku, Ka!"

Dari suaranya itu terdengar seperti suara anak kecil. Tetapi aku tak tau ia ada di mana? Karena keadaan di sana lumayan gelap hingga membuatku tak dapat melihatnya dengan jelas.

"Tolong cari kedua kakiku!" ujarnya yang terdengar semakin mendekat.

Aku masih tak bersuara. Ketika kaki ingin melangkah, tiba-tiba kaki ku terasa berat dan di sana sebuah tangan menggenggam kaki ku dengan erat. Ya, aku merasakannya. Walaupun mata tak dapat melihat.

Belum sempat aku memberontak, tiba-tiba cahaya hitam menarikku masuk ke dalamnya.

Brak!

Aku terjatuh dari atas kasur hingga membuat lenganku terasa sakit.

"Aduh!"

Aku bangkit, lalu melihat jendela kamar yang terbuka dengan gorden bergerak karena tertiup angin.

"Ah, ternyata sudah sore," ucapku.

Akibat hujan dan angin yang terlalu kuat, membuat jendela kaca kamarku terbuka dengan lebar, dan gorden pun ikut basah terkena air hujan.
Dari ekor mata, aku tak sengaja melihat seseorang seperti sedang mengintip di balik semak-semak belakang rumah.

Jendela kaca kamarku memang langsung mengarah ke dalam hutan yang ada di sana. Terlihat sedikit mengerikan, tetapi itu sudah menjadi hal biasa bagiku, dan aku yakin, pasti di sana ada begitu banyak mahluk yang sedang menatapku.

ARGH!

Benar dugaanku. Dari kegelapan aku melihat ada dua cahaya merah menyala dan suara erangan begitu keras. Ya, aku tau. Itu adalah suara genderuwo. Penguasa di sana.

"Tolong ....!"


Bersambung ...
╌╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌╌╸

Sea Cassaundra INDIGO [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang