Cahaya mengisi penglihatannya, memperlihatkan ruangan elegan yang bukan kamarnya. Lemari besar, rak penuh buku, kaca besar di sudut, dan gorden yang masih tertutup rapat. Dimas mengucek matanya, memastikan. Ini bukan kamarnya, ini tempat Boy. Dia menoleh, kasur besar itu hanya ditiduri olehnya. Cowok berengsek itu tak ada ruangan ini, kalau pun di kamar mandi akan terdengar karena suasana sangatlah sunyi pagi ini.
Dimas terkesiap. Ya, hari ini lebih sangat sunyi, seperti masih tengah malam saja. disibak selimutnya dan berjalan ke jendela, dibukanya gorden besar itu. Sepi. Tak ada orang di taman atau pantai. Laut dan langit biru jernih, seperti lukisan pulai tak berpenghuni. Ah! Hari ini adalah Hari Nyepi, Dimas baru ingat. Ternyata obat tidur milik Boy yang ia minum bisa membuat linglung.
Kejadian semalam tiba-tiba terlintas dalam benaknya. Ciuman Prana dan gadis cantik itu, seperti mimpi saja. Seri di wajahnya meredup.
Dimas berbalik dan kembali menatap seisi ruang, Boy masih tak ada di sana. Apa dia benar-benar tidur di kamar yang lain? Dia mulai melangkah untuk memeriksa, tapi mendadak langkahnya terhenti di rak buku. Ia tak tetap ta bisa percaya kalau Boy punya koleksi buku sebanyak ini, atau mungkin hanya hiasan agar kamarnya terlihat ramai. Tapi, mengetahui Boy yang hanya tidur di kelas namun mampu mendapat nilai tinggi, ini masuk akal. Dalam puluhan buku itu, anehnya nggak ada sama sekali buku pelajaran, apalagi novel remaja cinta. Ya, Boy adalah Boy.
Lalu matanya terhenti di satu barang. Bingkai foto yang masih terbalik itu ada di sana. Dimas meraihnya dan melihat foto itu, momen manis antar dua kekasih. Senyum Boy sangat indah di gambar. Begitu tulus.
Senyum Prana juga indah, juga terlihat sangat tulus. Apa arti ciuman itu? Apa selama ini Prana memanglah aktor yang handal? Hmmm... Dia memandang wajah Arya lekat-lekat. Dari wajah, dia tak mirip sama sekali. Dimas penasaran, seperti apa Arya ini sebenarnya hingga berhasil meluluhkan hati seorang Boy yang berandal itu. Di tutup kembali bingkai foto itu dan berjalan ke lemari.
Dia mengambil napas besar dan menarik gagang pintunya. Lukisan-lukisan itu masih ada di sana, wajah-wajah Boy dalam berbagai perpaduan warna, juga payung merah yang pernah membuat Boy marah besar. Dimas duduk di lantai dan mengambil satu lukisan, ia masih saja terkagum, permaduan warnanya memanglah seindah itu. Seperti memiliki sebuah cerita sendiri. Dia bisa merasakan setiap goresan kuas dibuat dengan cinta.
Inilah defini cinta. Abadi dalam karya. Terkenang dalam ingatan. Karena cinta bukan hanya sesuatu yang kamu rasakan, itu adalah sesuatu yang kamu lakukan. Dimas pikir dia sudah mendapatkannya dari Prana, ternyata semua hanyalah omong kosong belaka. Terkadang manusia tak sadar sedang berharap pada orang yang tidak bisa diharapkan.
Merasa kalut. Akhirnya Dimas kembali menaruh lukisan itu dan menutup lemarinya.
Cklek! Suara pintu terbuka. Dimas segera bangkit. Boy masuk dengan nampan berisi makanan yang masih mengepul, wajahnya tersenyum hangat seperti mentari pagi.
"Sudah bangun? Ayo makan dulu," cetus Boy menaruh semua makananya di meja.
Dimas menggarung tengkuknya. Canggung. "Sebaiknya gua pulang aja."
"Aha!" Boy langsung tertawa. "Kau nggak bisa pulang. Tak boleh ada yang keluar saat Nyepi, apalagi di jalanan. Kalau ketahuan pecalang, bisa jadi kau akan dihukum bersihin jalanan selama seminggu."
Nyepi adalah hari raya yang jatuh di Tahun Baru Saka. Ini adalah tradisi menyucikan diri dan alam. Di mana tak ada orang yang melakukan aktivitas, bersuara keras, bahkan menyalakan cahaya. Bali benar-benar seperti pulau mati.
"Artinya gua kejebak di sini bareng lu?" tanyanya gagap. Kaget.
Boy tersenyum lebar penuh arti. Lalu ia menyodorkan sendoknya. "Makanlah, kita punya banyak waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Pria Kecil di Bawah Payung
Teen FictionBerlatar belakang Bali yang indah seorang cowok terjebak cinta monyet dengan dua teman sekolahnya, si badboy teman sekelasnya yang sering membulinya dan kakak kelas yang tampan selalu menolongnya. Kehidupan sekolah yang penuh drama membawa Dimas pad...